WebNovelingatan40.00%

Love

Kirana pov.

Aku kembali memutar-mutar badanku di cermin. Memastikan bahwa penampilanku sampai detail terkecil benar-benar sempurna.

Tapi, berapa kalipun aku berputar-putar rasanya gaun putih dan sepatu hak ku masih saja tidak cocok. Aku menatap pantulan diriku di cermin dengan tidak puas.

"Udah sih Na, apalagi yang Kurang?" Sofie melihatku dengan tatapan jengkel.Malam ini rencananya aku dan Sofie akan makan malam di tempatnya Karel. Karel bilang pada Dev bahwa ia ingin kami datang kembali. Dan kamipun menyetujuinya.

"Gatau nih, kaya ada yang Kurang aja" ucapku masih terus memandangi pantulan diriku.

"Itu sudah cantik loh Na, ga perlu tambahan apapun lagi" Aku tersenyum mendengar perkataan Sofie.

"Oh jelas! Seorang Kirana Anastasya memang selalu cantik" aku mengibaskan rambutku sambil terkekeh pelan.

"Crazy" ucap Sofie.

"Yeah..i'm a Crazy girl"  aku lalu tertawa keras.

"Stop it Kirana! It's creepy" Sofie menatapku galak.

"Yaudah deh iya, ayo berangkat sekarang" aku lalu keluar kamar meninggal kan sofie sendirian.

Sofie kemudian mengikutiku di belakang sambil terus mengucapkan kalimat-kalimat yang menunjukkan emosinya.

"Tante, Na pergi dulu ya" aku berpamitan pada tanteku. Begitu juga dengan Sofie

"Kita berangkat ya Tan" ucap Sofie sopan. Tanteku memang sudah kenal baik dengan Sofie.

"Iya hati-hati ya" Tante melihat aku dan Sofie bergantian.

"Cantiknya kalian ini" kami hanya bisa tersenyum.

Kami berdua lalu memasuki mobil Mercedes Benz C-Class 2020 milik Sofie.

Sesampainya di cafe milik Karel, aku dan Sofie langsung mencari sosok Dev dan Karel. Lalu kami menghampiri 2 pria yang sedang duduk di salah satu meja di pojok ruangan.

"Hai" sapaku, membuat Dev dan Karel langsung memalingkan muka. Mereka lalu mempersilahkan kami duduk.

Dan malam itu acara makan malam kami berjalan dengan baik. Meski hanya di dominan dengan celotehan ku dan Dev. Entah apa yang membuat Sofie tiba-tiba langsung jadi pendiam.

Pukul 10.00 malam, kami semua langsung berpamitan pada Karel. Akupun pulang diantar Sofie. Menyenangkan. Batinku.

***

"Sofie, bisa kita ketemu sekarang?" Sofie masih bingung setelah menerima pesan dari Dev.

"Untuk apa? Aku ingin pulang sekarang!" Baru saja ingin mematikan hpnya tiba-tiba pesan dari Dev masuk lagi.

"Ayolah hanya sebentar saja" Sofie menghela nafas panjang. Ia akhirnya pasrah dengan permintaan Dev.

"Dimana?"

"Di jembatan dekat sungai Oud rijn" Sofie langsung melirik jam. Menunjukkan pukul 09.15 malam.

"5 menit lagi aku sampai" Sofie mematikan hpnya dan mulai melajukan mobilnya.

Sesampainya di sana, Sofie sudah melihat Dev menunggu sambil melamun melihat ke arah sungai.

"Ada apa?" Tanya Sofie.

"Bisa kamu tolong aku?" Sofie hanya menatap Dev, menunggu ia melanjutkan kalimatnya.

"Sepertinya aku mencintai Kirana." Dev menunduk malu.

"Lalu?" Sofie masih tidak paham.

"Bisa kamu tolong aku? Bagaimana cara aku mengatakan nya?!" Dev sedikit mengencangkan volume suaranya.

"Kamu baru ketemu Kirana kan hanya satu musim saja. Bagaimana kamu sudah yakin jika kamu mencintai nya?!" Sofie masih tidak percaya.

Dev menghela nafas pelan. Ia lalu menatap Ke arah Sofie.

"Entahlah, sepertinya aku sudah mencintainya sejak aku pertama kali melihat dia menangis di pesawat kala itu" Sofie lalu tersenyum.

"Aku lihat sepertinya kamu benar-benar tulus. Lebih baik kamu mengajak Kirana pergi ke

Hooglandse Kerk. Ia ingin sekali pergi kesana, tapi kami masih belum sempat" ucap Sofie.

"Ah, terimakasih Sofie. Kamu benar-benar membantu"

"Iya Sama-sama, baiklah aku pergi dulu" Sofie lalu pergi melajukan mobilnya. Sementara Dev masih tersenyum bahagia.

***

Aku sibuk mengambil makanan yang ada di depanku. Tadi pagi aku tidak sempat sarapan, karna aku kesiangan dan jam kelasku yang pagi-pagi. Akhirnya aku baru bisa sarapan setelah istirahat pertama.

Sofie melihat aku dengan tatapan membulat dan mulut berbentuk O sempurna. "Kamu ga makan berapa lama?" Tanyanya. Aku lalu menjawab masih dengan mulut penuh makanan.

"Abhwisnya... twadi akgu gwa swaraphan" aku berbicara dengan tersusah-susah.

"Uhuk... uhuk" aku tersedak lalu Sofie mengambil minum minuman untukku.

"Lain kali hati-hati" aku dan Sofie menoleh bersamaan. Ternyata itu suara Dev. Ia berjalan menghampiri kami sambil tersenyum.

"Boleh gabung?" Tanyanya, aku dan Sofie mengangguk bersamaan. Dev lalu duduk di bangku yang satu nya lagi. Tepat di tengah-tengah antara aku dengan Sofie.

"Kirana, setelah ini kamu masih ada kelas lagi ga?" Tanya Dev tiba-tiba.

Aku menoleh pada Sofie, ia hanya mengangguk kecil. "Masih ada satu lagi, memangnya kenapa?" Aku kembali menyuap kan makananku.

"Sepulang nya, kamu mau jalan bareng aku ga?" Sofie yang sudah mengerti maksud Dev hanya tersenyum saja.

Lagi-lagi Aku menatap Sofie, dan lagi-lagi Sofie hanya mengangguk dan tersenyum. "Iya boleh, biar nanti aku yang bilang ke Tante kamu"

"kyaaa, makasih Sofie" aku lalu tersenyum pada Sofie, jika bisa ingin sekali aku memeluk nya.

"Bisa Dev" aku menoleh pada Dev.

"Yausudah, kalau begitu nanti aku akan tunggu kamu" Dev lalu beranjak pergi. Sebelum pergi ia mengucapkan terimakasih pada Sofie. Aku hanya diam, tidak tau ada rahasia apa yang disembunyikan mereka.

***

Aku menyandarkan daguku di lengan. Rasanya jadi tidak sabar ingin pergi dengan Dev. Aku hanya melamun melihat ke arah pintu. Ingin sekali rasanya langsung berlari keluar melewati pintu itu. Tiba-tiba aku melihat sosok Raka di pintu itu. Melambaikan tangannya padaku. Sontak aku langsung mengucek mata ku. Ternyata itu adalah sosok Dev. Ia tersenyum dan melambai padaku. Ia lalu mengangkat tangannya ke atas kepala dan membentuk lambang Love. Lalu ia seperti menghiburku. Melakukan gerakan-gerakan konyol dan lainnya.

"Kirana Anastasya!" Tiba-tiba Dosen memanggilku. Membuat seisi kelas langsung mengarahkan tatapannya padaku.

"Yes i'm" aku langsung berdiri.

"do you still want to take my class"

"Yes sir, i'm Sorry" aku lalu kembali duduk. Dan dosenku lalu kembali menjelaskan.

Perlahan aku melirik ke arah Dev. Tapi ternyata ia tidak disana. Dasar ia kabur begitu saja? Menyebalkan!.