EPISODE 05

Gavin pulang ke apartemen dengan segala kekesalan berkecemuk dikepala. Pandangan gadis itu akan berubah. Ia pikir Rhea tak berani pergi kemana mana. Rupanya dia melamar pekerjaan ke perusahaan Farel. Gadis itu tidak selemah yang ia pikirkan.

Setiba di apartemen, Gavin bergegas menuju kamarnya. Apartemen ini adalah milik perusahaan Andre Angkasa. Pundi pundi kekayaan keluarganya memang sangat melimpah. Namun begitu ada banyak hal kontras yang ada pada kehidupan Gavin. Yang tak semua orang tahu. Dia jarang menyuruh orang untuk membersihkan apartemen atau memanggil koki ternama untuk memasak menu seperti ayahnya lakukan. Ia masih sempat membersihkan tempat tinggalnya sendiri, membuat kopi, mencuci, bahkan memasak sendiri. Padahal dengan uang yang ia miliki, ia bisa membayar siapapun untuk memperkerjakan itu. Ia juga tak gegabah dengan sembarang pergi ke tempat hiburan untuk bersenang senang. Dia baru akan pergi ke night club. Jika benar benar butuh hiburan. Ia pun selalu memesan private room. Ia masih menjaga image nya didepan publik. Dan selama 28 tahun hidup. ia hanya pernah mencintai satu perempuan yang bernama Sandra, perempuan yang mematahkan hatinya setelah enam bulan yang lalu.

Ada kalanya ia bersenang senang dengan banyak perempuan, sekedar mencicipi bibir mereka yang ranum atau meraba kulit halus mereka,tapi tidak sembarang membawa perempuan keranjang. Pasca putus dari sandra ia belum berminat menjalin hubungan dengan siapapun hingga akhirnya terpaksa menikahi Rhea.

Saat masuk dalam ruangan, Rhea tengah mengetik artikel diruang tengah. Rhea terpanjat dengan kedatangan Gavin. Ia pikir, gavin tak akan pulang seawal ini.

" Maksud kamu apa melamar pekerjaan diperusahaan milik temanku?" Gavin langsunh bertanya tanpa basa basi.

Rhea terkesiap. Hari ini ia memasukan lamaran kedua perusahaan. Jadi salah satunya milik teman Gavin. Bagaimana sang suami mengetahui hal ini.

"Aku bosan..... jika berada diapartemen terus. Aku bekerja agar tak bosan selama menunggu mas pulang".

Gavin duduk dan menatap tajam, membuat gadis itu gugup.

"Apa kamu nggak memikirkan pandangan orang. Seorang istri CEO perusahaan Andre Angkasa bekerja diperusahaan lain dengan posisi rendahan? Orang akan berfikir aku menelantarkanmu. Apa uang yang aku berikan tidak cukup? Sampai kamu nyari-nyari pekerjaan?" Gavin menaikkan intonasi suaranya.

Rhea berbingsut. Ada rasa takut mendengar nada bicara Gavin yang menggelegar.

"Uang yan mas kasih sangat banyak, lebih dari cukup. Aku bekerja bukan semata untuk cari penghasilan. Aku ingin mencari pengalaman dan untuk aktualisasi diri saja." Rhea menundukkan wajahnya ia merasa bersalah karena tidak ijin pada Gavin sebelum mencari pekerjaan.

"Harusnya kamu minta izin dulu ke aku. Maaf, aku keberatan kamu bekerja, jaga image kamu sebagai istri Gavin Aditya Angkasa dan menantu Andre Angkasa. Jangan gegabah bertindak, toh kamu ini penulis kan? Ya sudah tekuni saja menulis nggak usah mencari pekerjaan." Ucap Gavin

Rhea terdiam. Ia tak bisa melawan kehendak suami meski bukan seorang yang tahu banyak tentang ilmu agama, tapi ia tahu ridho suami itu penting ketika ia memutuskan keluar rumah untuk bekerja. Keluar rumah dan puasa sunnah juga harus meminta izin suami.

Gavin menghembuskan napas kesal. Ia melirik sang istri yang masih tertunduk. Ia baru menyadari. Rhea mengenakan dress yang terlihat santai dan elegan. Motif bunga bunga besar sedikit menyamarkan tubuh kurusnya. Entah dari mana gadis itu belajar memadu-padankan pakaian. Rhea terlihat lebih segar dengan dress motif bunga itu.

"Apa itu dress seserahan saat nikah?" Gavin bertanya datar tanpa menoleh.

Rhea mendongakkan sedikit wajahnya.

"Aku membeli lewan online shop. Butiknya dekat apartemen, jadi aku minta diantar dengan ojek online. Bukannya mas bilang, uang yang diberikan mas, lebih baik dibelikan baju yang bagus?"

Gavin tak menanggapi.

"Aku minta maaf karena tak izin sama mas Gavin." Rhea menatap Gavis sepintas lalu menundukan kembali.

Dering ponsel mengagetkan keduanya. Ada telepon dari Azka rekan bisnis Gavin.

Selamat sore brother, sapa seorang pria dari ujung telepon.

"Selamat sore Azka. Tumben telepon?

Azka sebenarnya pesaing bisnis Gavin, tapi sejauh ini mereka bersiang secara sehat san berteman baik diluar urusan pekerjaan.

"Aku ingin mengundangmu ke pestaku besok malam. Cuma untuk syukuran karena proyek apartemenku telah selesai. Kamu datang ajak istri kamu." Ada nada bangga terdengar dari cara Azka berbicara.

"Baik terima kasih aku usahakan untuk datang. Selamat ya untuk pembangunan apartemen yang sudah selesai."

Gavin meletakkan ponselnya di meja.

"Temanku mengundang kita kepestanya besok malam. Aku minta penata rias, penata busana, juga hair stlyst terbaik untuk mendandani kamu.

Rhea tak merespon apapun. Tentu ia tak bisa menolak. Ia tak ingin membuat Gavin marah jika menolak datang kepesta itu.

*****