Part 2 Takdir Yang Buruk
tasya melihat kota Manhattan dari balik kaca mobil taxi.sudah lama ia tak pulang dan dia tau sudah banyak yang berubah di kota ini.
2 tahun kuliah designer dan sekarang tasya telah sedikit mahir dalam bidang pembuatan sketsa.dan ia pernah memimpi memiliki rumah mode atau butik khusus rancangannya
Ia pulang karena sudah sangat merindukan deddy.hanya deddy yang dia miliki di dunia ini karena mommy meninggal saat melahirkannya
Setelah membayar taxi.dia melihat rumah yang tidak terlalu megah tapi tetaplah sebuah istana baginya dengan wajah yang ceria ia melangkah menuju rumahnya
Ia sempat terkejut karena banyak mobil berwarna hitam terpakir di rumahnya.sontak dia merasa bahwa ada sesuatu yang buruk mungkin terjadi.saat melangkah menuju pintu rumahnya tiba tiba dia dihadang oleh dua pria bertubuh besar.
"Maaf nona anda tidak bisa masuk!"salah satu pria itu berbicara denganya
"Kenapa tidak boleh,aku anak pemilik rumah ini"tasya berbicara sedikit membentak karena ia merasa bahwa ia telah di remehkan
Kedua pria itu saling melihat seolah berbicara lewat tatapan matanya,terdengar suara pecahan benda dari dalam rumah dan kejadian itu langsung mengejutkan tasya.langsung saja menyerobot masuk untuk melihat apa yang terjadi
Tasya memasuki rumah melihat banyak penjaga yang menjaga di pintu kamar deddynya,tasya tak melihat satupun pembantu yang mengurus rumahnya
Dengan perasaan sedikit takut ia
menaiki tangga menuju kamar deddynya disitu mungkin asal suara benda itu.saat di depan kamar dia di hadang lagi dengan pria berbadan besar
"Kenapa!! aku pemilik rumah inia kalian tak bisa menghalangiku"tasya langsung saja menerobos sebelum para pria itu memberhentikanya
Dan apa yang pertama kali di lihatnya adalah hal yang membuat dadanya sesak deddy terbaring tak berdaya dengan wajah yang penuh luka dan yang membuatnya geram adalah pria yang meletakan kakinya di perut deddy dengan pistol yang mengarah ke kepala ayahnya.
Pria tersebut menarik pelatuk pistol tersebut
"Hentikan"dengan sedikit keberanian ia menghentikan pria itu
Pria itu berbalik dan melihat siapa yang berani mengentikanya.mata mereka sempat bertemu berapa saat tasya kembali berbicara
Tolong jangan membunuh ayahku,balas kan saja dendamu padaku lakukan apapun aku tidak akan melamawanmu"tasya itu menangis terisak karena tak mampu melihat deddynya menderita
"Huff nona aku tak menyangka kau anak si tua bangka ini"pria itu kembali melihat lelaki tua yang terbaring tak berdaya
"apakah kau yakin mau menanggung apa yang di perbuat si tua bangka ini"lelaki itu menatap meremehkan kepada wanita di depanya
''Aku yakin apapun itu aku pasti akan menanggungnya"wanita itu berkata dengan sangat yakin tanpa berpikir bahwa yang di depanya ini adalah seorang iblis
"Ja..nga.n nak kau tak boleh menanggung apa yang di perbuat deddy"bapak tua itu berbicara kepada anaknya dengan tersendat sendat
Tasya hanya mengeleng dan kembali tersenyum untuk menenangkan deddynya bahwa dia baik baik saja
"Dengan apa kau akan menggantinya aku tak butuh pembantu ataupun pelacur karena aku bisa membayar mereka"pria itu kembali berbicara untuk mengetes apa yang akan di lakukan wanita lemah di depanya ini
Tasya mengangkat kepalanya sedikit keberanian tersisa wanita itu menjawab"dengan hidupku hidupku akan menjadi milikmu"
"Oke cukup menarik,Jangan menyesal dengan apa yang kau ucapkan, hidupmu sekarang akan menjadi miliku" lelaki menyeringai.seringai yang memiliki seribu arti dibaliknya
"Baiklah aku rasa permainan akan dilanjutkan besok"alaric berjalan menuju pintu keluar di ikuti oleh Bodyguardnya
Alaric berbalik dan tersenyum berkata kapada gadis yang sedang membangunkan ayahnya yang hampir tak sadarkan diri
"Persiapkan dirimu besok penderitaanmu akan segera dimulai"pria itu berjalan tanpa melihat reaksi tasya yang hampir dilanda ketakutan.
"daddy ayo kita kerumah sakit"tasya mengambil ponsel menelpon ambulance
Tasya menunggu di depan pintu UGD ayahnya sedang di tangani para dokter.ia hanya mampu meremas tanganya bingung dengan semua yang terjadi hari ini.dia pikir kepulangannya akan membawa kabar bahagia tapi malah bencana baru yang datang padanya.
Dokter keluar dan bilang bahwa ayahnya sudah boleh di jenguk,tasya duduk di sebelah brankar ayahnya menggenggam tangan ayahnya dan meletakan di pipinya
"Tasya"ayahnya sadar dan memanggil putrinya
"Deddy.apakah deddy perlu sesuatu"natasya bangkit dan mengambil air putih di dalam gelas dan membenahi bantal ayahnya
"Tasya"
"Iya dad"tasya memandang ayahnya
"Tolong jangan mau mengikuti Alaric"ayahnya menggenggam tangannya dengan sangat erat ia takut putrinya satu Satunya akan tersakiti karena dirinya
"A..a rupanya pria itu bernama alaric,tak usah takut dad aku akan baik baik saja kelihatanya alaric adalah orang yang baik"tasya mengelus tangan ayahnya dan mencium buku jarinya
"Maafkan daddy yang sudah menarikmu dalam masalah ini"ayahnya minta maaf atas kesalahanya yang menyebabkan keterlibatan putrinya
"Tidak apa apa dad hidupku tidak seberapa dengan pengorbanan deddy selama ini"tasya tersenyum tapi hatinya merasa gunda apa yang akan terjadi dengan hidupnya besok.maka di harus menjalani karena ini adalah pilihan yang dia pilih
Hidupnya milik Alaric sekarang