Part 3 Awal Semua Siksaan
Pagi ini sangat indah bagi Alaric pria itu bangun pagi dari biasanya, membuka pintu balkon dan menghirup udara yang masih segar,hari ini adalah hari yang di tunggunya putri semata wayang hendra akan menyerahkan hidup
Alaric menuruni tangga dan memanggil tangan kanannya"RIO,rio"
Datang seorang pria yang lebih muda darinya dengan nafas yang tersengal sengal karena berlari dari kamarnya menuju tempat tuanya
"Ada apa Alaric"rio berbicara menggunakan nama alaric karena selama ini alaric memarahinya memanggil tuan,alaric menganggapnya sebagai saudara kandungnya dan itulah sebabnya rio begitu menyayangi alaric
"Aku minta kau menjemput anak hendra dan bawa dia kesini"
"Baik aku akan menjemputnya"rio langsung menjalankan tugasnya
"Rio!"
Rio kembalikan badan untuk mendengar apa lagi yang akan di sampaikan tuanya ini
"perlakukan dia dengan baik,dia adalah tamuku"
Rio mengangguk dan langsung menjalankan mobil menuju rumah hendra
Tasya sedang menyuapkan ayahnya bubur ayahnya sudah pulang dari rumah sakit malam harinya.karena ayahnya menolak untuk dirawat
"Dad ini obatnya"tasya membantu ayahnya meminum obat
ayahnya menggenggam tanganya.membuat tasya menoleh
"Ada apa dad?"
"Tasya berjanjilah pada deddy,jika alaric menyiksamu maka kau harus lari ataupun lawan semua itu"
''tenanglah ded aku akan melawan alaric jika dia berlaku jahat padaku"tasya berkata dengan yakin padahal dalam hantinya ia tak yakin dengan apa yang di ucapkanya
Konop pintu terbuka dan menampilkan wajah bi sani pembantu rumah tangganya
"Ada apa bik?"
"Ini..ini non ada yang mencari non diluar"bi sani berkata dengan sedikit gugup
Tasya membalik tubuhnya mengahadap ayahnya melepaskan genggaman tanganya dan mengusap tangan ayahnya
Tasya menuruni tangga untuk menemui tamu yang mencarinya ternyata tamunya itu sedang duduk di sofa ruang tamu miliknya
"Apa kau mendapatkan perintah dari alaric?"tasya to the poin
"Iya aku disini untuk menjemput nona"rio berbicara menggunakan kata formal
Tasya memperhatikan pria yang di di depanya ini masih mudah mungkin seumurannya dan terlihat tak kalah tampan dari alaric
"Baiklah beri aku waktu berpamitan pada ayahku"tasya meminta persetujuan dan sekarang dia kembali berada di kamar ayahnya
"Deddy aku harus pergi,anak buahnya alaric telah menjemputmu"
Ayahnya bangun dan memeluk putrinya seraya menepuk bahu putri semata wayangya
"Jaga dirimu baik baik,maafkan deddy"
tasya melepaskan pelukan ayahnya dan berjalan keluar dari kamar tanpa sepatah katapun karena ia sekarang tak mampu lagi membendung air matanya
"apakah nona sudah selesai?"rio bertanya pada tasya saat ia melihat wanita itu menuruni tangga sambil menghapus air matanya
"Bagaimana dengan barangku?"tasya bertanya kepada rio
"Nanti barang nona akan di antar kesana,ayo"rio mempersilahkan tasya terlebih dahulu rio mengeluarkan sapu tangan dan langsung membius tasya,dan sekarang tasya pingsan di angkat anak buah alaric
Rio masih mengingat bahwa tuanya tak suka seorang asing mengetahui jalan kerumahnya itu sebabnya ia membius tasya
................
Tasya membuka matanya dan merasakan kepalanya sedikit pusing ia bingung berada di mana
"Hai wanita tidur apakah kau sudah bangun"terdengar suara disebelahnya dan itu sontak membuatnya menoleh dan melihat alaric yang duduk di sifa seraya mengangkat kakinya sebelah
"Alaric"Tasya sedikit ragu menyebutkan nama pria itu
"A kau sudah mengetahui namaku bagus berarti aku tak perlu mengenalkan namaku padamu lagi"alaric tersenyum untuk pertama kalinya senyum yang sudah lama hilang dari hidupnya kini kembali muncul secara tiba tiba
"Bangunlah bersihkan tubuhmu,desy akan mengantarkan pakaianmu"alaric berjalan keluar dari kamar tasya
Tasya menjalankan perintah alaric sekarang ia telah mandi karena waktu sudah hampir sore,tasya hanya menggunakan kimuno mandi yang ada dalam kamar mandi.
Pintu terbuka dan menampilkan wajah wanita cantik yang masih muda tapi mungkin lebih tua darinya
"Ini adalah pakaian yang harus kau pakai" desy meletakan seragam pembantu berwana abu abu,desy di sini sebagai kepala pelayan
Dan ia mendapatkan perintah bahwa ia harus memperlakukan tasya sebagai pembantu pribadi alaric.bahkan alaric menyuruh desy memberikan tugas yang berat untuk tasya
"Kau akan menjadi pembantu pribadi tuan alaric"
"Baiklah"tasya menghembuskan nafas leganya karena merasa bahwa pekerjaan cukup muda
"Sekarang siapkan makan untuk tuan alaric"
Tasya hanya mengangguk dan berjalan menuruni tangga untuk melaksanakan tugasnya ia kira bahwa dia yang akan memasak ternyata
Dia hanya menyusun makan menuju meja makan ternyata banyak menu makan yang harus di bawa
"Nona sebaiknya kau pergi memanggil tuan alaric"koki tersebut menyuruh tasya memanggilnya
"Aa panggil aku tasya saja aku sama seperti kalian,maaf di mana kamar alaric"tasya bertanya kembali pada koki
"Kamar tuan Alaric di lorong sebelah kiri lantai atas,sebaiknya kau mengetuk pintu terlebih dahulu jika tak ada yang menjawab maka kau boleh masuk" koki rumah itu memberi instruksi dan langsung di laksanakan tasya
Tasya sempat mengumpat mencari kamar alaric.dirumah ini banyak kamar dan ia bingung akhirnya ia sampai di ujung lorong hanya itu terlihat pintu yang sedikit misterius pintu kayu jadi berukir sangat indah
Tasya berdiri di depan pintu sempat ragu untuk mengetuk akhirnya ia memang gagang yang menggantung di pintu untuk membantu mengetuk.beberapa kali tasya mencoba tak ada yang membuka alhirnya ia mengingat pesan sang koki bahwa ia boleh masuk saat tak ada yang membuka pintu
Akhirnya ia membuka pintu perlahan lahan pertama yang menyapanya adalah ruang yang luas dengan arsitektur yang bergaya ala eropa ranjang yang memiliki kepala ranjang yang tinggi serta seprai berwarna maroon dinding yang juga berwarna maroon dan gold menambahkan kesan mewah tapi ia kembali ingat apa tujuan ya setelah terlalu lama terpaku dengan kamar alaric
Ia mengerenyitkan alis saat melihat alaric tidak ada di tempat tidur ia mulai melangkah lebih dalam memasuki kamar alaric
ia terkejut saat melihat alaric tidur dengan posisi duduk di sofa hitam yang ada di kamarnya.
Tasya memberanikan langkahnya untuk membangunkan alaric ia memperhatikan wajah alaric yang terlihat seperti benar benar malaikat dengan bulu mata yang lentik hidung yang mancung rahang yang kokoh di tumbuhi sedikit bulu bulu halus mungkin ia belum bercukur.
Tasya merasa kesian harus membangunkan alaric.ia melihat alaric terlihat letih
"A mungkin sebaiknya aku turun bilang kepada koki bahwa alric tidur" ia melangkah untuk keluar tapi saat ia melangkah ada sebuah tangan menarik pergelangan tangan yang membuatnya terkejut ia terduduk secara paksa di sofa ia melihat alaric memandang wajahnya makin dekat.membuat ia menutup matanya takut dengan yang terjadi selanjutnya
Alaric mencekram rahangnya membuat ia merasakan sedikit sakit ia menatap alaric
"Siapa yang menyuruhmu masuk ke kamarku tanpa seizinku"alaric berkata dengan dingin siapa pun akan takut melihatnya