5

PART-5

Setelah ia melihat darah yang mengalir banyak dari tangan alaric tanpa berpikir panjang ia berjalan menuju patry

Ia dapat melihat wajah alaric mentapnya dengan tajam tapi ia tak nemperdulikanya dan berjalan mengambil baskom dan handuk yang ia temukan di lemari serta kotak p3k yang diberi tahu oleh desy tadi.

Ia berjalan menuju alaric"biarkan aku mengobat tangan tak perduli apa yang akan kau lakukan sesudah ini"

Tasya mengambil tangan alaric tapi alaric menarik kembali tanganya."aku tak perlu bantuanmu biarkan aku saja nanti mengobatnya"alaric berkata dengan tegas

Tapi itu tak berlaku dengan tasya ia dikenal dengan wanita yang keras kepala dan tak pantang menyerah ia mengambil tangan alaric tanpa menjawab ia mencambut beling yang masih menancap di tangan alaric tengan perlahan ia melihat wajah alaric yang biasa saja tanpa ada merasa rasa sakit

Ia bertanya dalam hatinya manusia sejenis apa alaric yang tak merasakan sakit.ia mengelap darah alaric dengan handuk yang sudah di basahkan dengan perlahan ia meneteskan obat merah serta memperbankan tangan alaric saat perban hampir selesai alaric menarik tanganya dan berlalu meninggalkanya

Alaric memasuki life ia melihat tanganya yang di obati ia tak pernah melihat seorang wanita yang berani menetang perintahnya yang dengan keberanian menatapnya

Keesokan paginya pelayan pelayan di rumah alaric sedang bingung dengan apa yang terjadi dengan tuanya pagi ini ia sudah bertarung di ruang berlatih dan membuat dua anak buahnya babak belur mereka tak bisa di bilang mengalami luka ringan saat tangan mereka patah, luka yang tak terhitung di berbagai tempat untuk saja mereka masih di beri hidup bisa saja mereka dibunuh saat itu juga.saat ini pasti mereka sedang mendapatkan perawatan intensif.

Jika seperti ini pelayan menduga bahwa alaric sedang marah besar

Tak hanya itu ia bahkan mengeritik kesalahan kecil yang jarang ia pedulikan.tanpa mereka ketahui apa sebab tuanya marah

"Desyyy"alaric yang saat ini berdiri di depan kolam renang

"Ada apa tuan"desy membukukan tubuhnya ia tak berani melihat wajah alaric ia teringat mungkin alaric marah karena kejadian semalam

"Kalian berkerja selama ini tidak becus,apa aku menggaji kalian untuk bersantai!!!"

"Maaf tuan apa ada yang perlu saya perbaiki?"desy bingung dengan apa yang di ucapkan tuanya ini pekerjaan apa yang membuatnya mengeluarkan untimaltum

"Kau lihat daun yang jatuh kedalam kolam renang ini"ia menujuk 3 daun yang jatuh di kolam renang daun itu berasal dari pohon yang ada di tepi kolam

"saya melihatnya tuan segera akan memanggil ana untuk membersihkan ya"desy menunduk dan langsung ingin memanggil bawahanya

"Tidak aku tak ingin ana membersihkanya"alaric membentak desy

"Saya akan mengerjakanya sendiri kalau begitu"desy langsung bergerak tapi berhenti saat ia mendengar suara briton alaric

"Aku ingin pelayan baru membersihkanya,kuras air dan bersihkan dinding kolam renang ini,suruh dia saja yang membersihkan jangan ada yang membantunya sampai aku menemukan ada yang membantunya maka tamat lah riwayat kalian semua''alaric menyeringai dan langsung mengubah ekspresinya kembali datar

Tasya mengelap dinding kolam renang ia tak mengeluh sama sekali karena buat apa ia menghabiskan waktu untuk marah hampir seharian ia membersikan kolam saat ini kolam renang yang tadinya kosong kini telah terisi air.

Ia melangkahkan tubuhnya untuk memasuki rumah.dari tadi ia merasakan pusing yang sangat sakit tapi ia harus berusaha membersihkan agar ia tak lagi mendapatkan kemarahan alaric

Tanpa ia sadari sedari tadi alric memperhatikan ya dari atas balkon bahkan matanya tak melirik hal lain selain tasya

Brukk...brukk

Tubuh tasya tumbang membuat alaric panik bahkan ia terburu buru menuruni tangga.

Saat sampai di kolam renang ia melihat pelayan pelayan pada berkumpul untuk menyadarkan tasya.

Dengan sigap alaric meraih tubuh tasya dan ia angkat memasuki rumah

"Telpon dokter" ia meneka salah satu pelayan

Dengan wajah yang panik ia melihat wajah tasya yang sangat pucat bahkan tangan tasya mengeluarkan keringat dingin

"Bagaimana keadaanya?" tanya alaric saat dokter sudah selesai memeriksanya

"Ia baik saja hany saja ia mengalami hidrasi sehingga tubuhnya melemah"

Dokter pun berpamitan karena Ada sebuah pasien yang akan melakukan operasi hari ini

Sedangkan tasya masih belom sadarkan diri alaric dengan setia menunggunya bahkan ia sendiri yang menebus langsung obat yang akan di minum oleh tasya.

Ia bingung dengan apa yang terjadi dengan dirinya,ia yang sebelumnya tak punya hati kini merasa aneh dengan yang terjadi

Emm..emm

Pergerakan kecil tasya di atas tempat tidur alaric membuat alaric yang baru saja mengisap wine meletakan gelasnya dan matanya yang setajam elang memperhatikan wanita yang acak acakan dengan kemeja putih miliknya

"Dimana aku?"ia memutar kepalanya saat ia rasa tak asing dengan kamar yang ia tiduri "di kamar ku"alaric menjawabab kebingungan saat melihat tasya memutar kepalanya dan terkejut melihat alaric yang duduk dengan pakaian santai.

Tasya baru ingat bahwa ia tadi sempat mengalami pusing dan setelah itu ia tak ingat apa lagi yang terjadi.ia pun bangun dari tempat tidur karena ia rasa bahwa ia tak pantas bagi dia seorang pelayaan

Alaric melangkahkan kakinya mendekati tasya membuat tasya ketakutan dan mundur terus menerus dan akhirnya ia tak bisa mundur karena ada sebuah tembok dibelakangnya.

"Kau tak pernah becus dalam mengerjakan apapun aku rasa kau tak pantas menjadi pembantu!"alaric memegang dagu tasya membuat natasya memandang wajahnya,tasya hanya diam bahkan ia tak melakukan perlawanan sedikitpun

"Dan tugasmu sekarang menjadi pelayan nafsuku karena aku rasa kau tak begitu jelek untuk setara dengan para pelacurku"ia tersenyum dengan sengit saat melihat tasya yang membesarkan matanya ia bahkan terkejut dengan apa yang ia dengar saat ini

"Untuk saat ini kau harus sembuh dulu karena aku tidak sudi tidur dengan wanita yang sekarat"sambil melepaskan peganganya pada dagu tasya"aku menolak menjadi pelacurmu"tasya dengan lantangnya menolak alaric membuat alaric murka merasa bahwa ia sama sekali tak pernah ditolak wanita manapun bahkan wanita itu sendiri yang menawarkan diri untuk menghangatkan ranjang Alaric

"Kau berani menolaku!!"alaric memeluk tubuh tasya membuat tasya merasa tak nyaman dan berusaha melepaskanya tapi bagaimanapun kekuantannya tak sebanding dengan kekuatan alaric dan alaric berhasil membuatnya kaku

Alaric dengan tanpa izin tasya langsung mencium bibir tasya dengan intes tasya berusaha melepaskannya tapi alaric dengan licik menekan tengkuknya dan menggigit bibirnya membuat ia harus membuka mulutnya dengan senang alaric mengepos bibir tasya bahkan walaupun ciumanya belum dibalas

Tasya akui bahwa alaric hebat dalam urusan ciuman tak bisa dipungkiri berapa wanita yang mencium bibirnya dan ia yang sekarang menjadi korbanya

Ciuman alaricpun terlepas mereka menghirup banyak udara seperti mereka akan mati bila tak menghirup oksigen

"Ciumanmu masih dibawah standar.bahkan aku bisa menebak ini adalah ciuman pertamamu,tak apa lama lama kau akan ahli karena aku akan mengajari cara berciuman dengan benar mulai besok, bersiaplah!"

Alaric dengan wajah tanpa dosanya meninggalkan tasya masih dengan keadaaan mematung bahkan ia rasa bahwa apa yang terjadi hanya mimpi

"kau alaric iblis berwajah malaikat,aku membencimu!!" tasya marah dan langsung keluar dari kamar yang menurutnya terkutuk itu