WebNovelNot Sweet20.83%

Bab 5

Olin Pov

Aku segera mengambil penerbangan pertama hari itu setelah El memberitahukan bahwa kedua kakaknya mengalami kecelakaan.

Tapi sayangnya semua tidak sesuai rencana. Ini karena suami brondongku yang masih enggan meninggalkan tempat tidurnya.

"pokoknya ini karena salahmu hon!!" protesku kesal.

Kalian pasti tahu apa reaksinya bukan?

Yahhh...seperti biasanya dia hanya nyengir dan menggosok lenganku menyalurkan ketenangan.

"sabarrr....aku yakin mereka kuat...." ucapnya pelan.

Aku mendengus kesal dan dengan mesra dia menghadiahiku sebuah ciuman.

Yahhh... Itulah dia. Airangga Smith!

Dari awal sampai sekarang tetap mesum dimanapun berada. Aku kawatir kalau sifatnya menurun pada anak-anak. Terlebih Keenan dan El.

Mereka berdua selalu membuatku kawatir setiap saat kalau-kalau ada keluarga gadis yang menuntut untuk dilamar atau bahkan dinikahkan. Atau bagaimana kalau tiba-tiba aku jadi nenek?

Astaga!

Aku belum siap jadi nenek.

Berapa usia mereka sekarang? Dua puluh empat tahun dan apa mereka sanggup jika tiba-tiba jadi orang tua?

Well, Rangga memang sanggup jadi daddy yang baik buat empat buah hati kami saat usianya masih belum genap dua puluh tahun tapi ini beda.

"sayang...nanti keriputmu tambah banyak....jangan banyak berfikir oke..." Rangga mengelus dahiku yang mengernyit.

"memang sudah tua! Mau bagaimana lagi? Ingat...istrimu ini sudah mau enam puluh tahun!" aku mengingatkannya.

"masak iya? Bagiku kamu masih sama...masih 29 tahun... Sama seperti saat aku menikah denganmu..." dia berdecak.

"apa rahasiamu sayang? Kenapa kamu masih awet muda? mmm....kenapa aku jadi terlihat lebih tua darimu?"

Aku melotot sebal padanya.

Dia masih saja sama, srnang menggodaku dan meledekku. Tapi aku juga tidak tahu, menurut banyak orang Rangga jadi terlihat lebih dewasa dari pada usianya.

"tidurlah...perjalanan kita masih panjang...oke?"

"hu-um..." aku menyandarkan kepalaku dibahunya dan dengan lembut kembali dia mendaratkan ciumannya tapi kali ini bukan dibibir seperti perbuatannya tadi. Dia mencium keningku dan mengusap pipiku dengan lembut.

Nyaman.

Ya.

Dia selalu bisa memberikan kenyamanan. Aku tak akan pernah tahu apa yang akan terjadi pada kami seandainya salah satu dari kami akan kembali pada Tuhan terlebih dahulu.

Mungkin aku akan ikut mati karena aku tak bisa berpisah darinya.

-

Rangga Pov

Jakarta, 5.12pm

Aku mendesah berat saat melihat pemandangan dihadapanku. Kedua jagoanku terbaring lemah.

Keenan sudah melewati masa kritisnya tapi Arion?

Belum.

Dia koma karena ada pendarahan diotaknya. Meskipun operasi berhasil tapi itu belum dikatakan berhasil jika dia belum sadar.

"anak mommy yang ganteng... Bangun dong sayang...." suara Olin menyayat hatiku saat dia mengusap rambut Arion.

Yahh, begitulah dia selalu memanggilnya 'Anak mommy yang ganteng'

"sayang....udahhh....biarin A istirahat yaa...." aku menarik Olin pelan yang sedang menangis.

Diluar Abby dan El duduk sedang berbicara dengan seseorang.

"daddy..." Abby memelukku.

"A... Apa dia akan baik-baik saja?" tanya Abby polos.

"tentu...! Kakakmu itu kuat!" ucapku menghibur.

"dad...kenalin ini kak Sonya. Pengacara A!" ucap Abby.

"senang bertemu dengan anda tuan Smith..." ucap gadis dihadapanku dengan percaya diri selayaknya seorang pengacara.

Aku jadi teringat Olin dimasa lalu. Dia hampir mirip dengannya.

"terima kasih atas bantuannya..." dia tersenyum kecil dan aku menatapnya yang terlihat kawatir dan wajahnya sedikit pucat.

Hmmm.... Pacar siapa? A? Apa Kee?

"Keenan..." dia berhenti sejenak.

Oh..pacar Keenan.

Good boy.

"Keenan sudah dipindahkan ke kamar VIP. Jika anda ingin menjenguknya..."

"baiklah...bisa temani aku kesana?" ucapku.

"ngg...iya..."

Aku mendekati Olin dan mengajaknya menjeguk anak kesayangannya Keenan.

-

Sonya Pov

Jantungku berdebar keras saat tadi bertemu dengan tuan Smith. Aku tak pernah membayangkan bahwa beliau lebih muda dari yang ada dalam bayanganku.

Tuan Airangga Smith memiliki kharisma yang menarik. Dia terlihat sangat mencintai istrinya yang terpaut jauh usianya.

Aku pernah mendengar gosip bahwa dia menikah saat SMU dan menurut gosip juga sebenarnya istrinya dulu sudah punya tunangan. Hhh... Apa-apaan sih ini?

Keenan.

Setiap ingat nama itu jantungku pasti berdesir aneh. Ada perasaan takut dan senang. Aneh? Yahhh memang aneh.

Bima.

Perasaan bersalah itu terus menghantuiku.

"kau pasti dekat dengan dua putraku?" suara lembut itu membuatku menoleh.

Nyonya Smith ternyata sudah berjalan disampingku. Mengusap bahuku dan merangkulku memberikan kehangatan seorang ibu yang tak pernah aku dapatkan.

Ibuku?

Ibuku sudah meninggal sejak usiaku empat tahun dan ayahku membesarkan ku dan kakak perempuanku sebagai single parent.

"apa Keenan sering menyulitkan mu?"

Duhh...kalau ditanya begini aku bingung deh.

Dia memang sangat menyulitkan tapi entah kenapa aku hanya bisa protes pada Arion dan sahabatku tapi aku tak pernah protes pada Keenan.

Akhirnya aku hanya nyengir.

"pasti sangat merepotkan ya....hhhh...dasar anak nakal!" gumam nyonya Smith sembari menepuk ringan tanganku.

Saat sampai diruang VIP dimana Keenan terbaring aku jadi ragu untuk masuk.

Kakiku terasa berat sampai kurasakan kembali tangan kekar menyentuh bahuku.

"maafkan dia kalau dia ada salah..." tuan Smith tersenyum setelah mengatakan demikian. Begitu pula senyum nyonya Smith yang tulus.

Astaga...mereka berdua sangat baik sekali tapi bagaimana bisa kedua anaknya itu sangat....

Arrrgghhh....

Dengan keyakinan setengah hati aku melangkah masuk bersama dengan nyonya Smith.

"berapa lama kalian berpacaran?" bisik nyonya Smith.

What?

Pacaran?

Siapa?

"astaga...ternyata anak muda sekarang sangat pemalu..." nyonya Smith tertawa kecil.

"ummm...anda salah nyonya..."

"mommy...panggil saja mommy..." potong nyonya Smith.

Mommy?

Astaga...

Aku jadi ingin menangis.

Bima.

Orang tua Bima yang statusnya adalah tunanganku saja sampai detik ini aku belum bisa memanggilnya mama karena memang mamanya masih belum bisa menerimaku.

Menurut mamanya aku tidak pantas untuk anaknya yang dari keluarga ningrat.

Ishhhh....

Emang ini zaman Majapahit apa ya?

Aku sering menertawakan hal ini dengan Bima.

Tapi akhir-akhir ini dia membiarkanku itulah sebabnya kejadian semalam terjadi.

Bima tidak akan mencariku meskipun aku pulang ke rumah atau tidak.

Dia mungkin mulai mempertimbangkan keputusannya tentang bertunangan denganku.

"Sonyaaa..." suara lembut itu menarikku kembali kealam nyata.

Aku mendongak dan mataku bertemu dengan mata hitam Nyonya Smith.

"ayooo...jangan takut sama Keenan! Nanti tante marahin kalau dia berani marahin kamu...ayoo..."

Aku mengangguk dan masuk.

Pertama kali yang kulihat adalah selang infus dan aroma tajam karbol yang menusuk hidungku.

"Daddy..."

Deg.

Deg.

Deg.

Deg.

Suara lemah itu berhasil membuat jantungku berdetak extra cepat.

Kenapa bisa begini?

"hai boy...bagaimana perasaanmu? Mana yang sakit?" tuan Smith bersuara seraya mengusap kepala anak laki-lakinya itu.

"aku jagoan dad...tidak ada yang sakit..." ucap Kee seraya tertawa.

Astaga...aku seakan melihat sisi Keenan yang lain. Sisi saat dia sebagai seorang anak laki-laki yang manja ada orang tuanya.

"anak nakal!" umpat nyonya Smith seraya memukul halus lengan Keenan.

"mommm... Sakit tahu...!" protes Keenan.

"katanya jagoan kok bilang sakit! Makanya jangan sok jadi super hero! Lihat akibatnya??!" aku melongo melihat nyonya Smith mengomeli Keenan.

"A yang bawa mobil mom...not me!" sanggah Keenan dengan wajah memelas.

Ya ampun...dia kelihatan menggemaskan.

Hushhh...hushhhh... Apaan sih nih otak!

"kamu ga malu bertingkah manja gini didepan Sonya?!!" hardik tuan Smith.

Spontan mata kamipun bertemu untuk pertama kalinya sejak kecelakaan kemarin.

Terkejut.

Yahhh, dia terkejut kemudian digantikan dengan membuang pandangan.

Apa-apaan ini?!

Keenan membuang pandangan dan mengacuhkanku!

Deg.

"daddy sama mommy kapan datang?" tanyanya seolah teguran tuan Smith barusan tidak pernah terucapkan.

"baru saja sampai..untung Sonya segera menghubungi Kee...kalau enggak aduhhhh...mommy pasti pingsan!" tegur nyonya Smith.

"A gimana mom?" Keenan menyeringai.

Dua kali...

Dua kali dia tak menganggapku ada diruangan ini.

"A masih diruang ICU!" ucap nyonya Smith cepat dengan nada kawatir.

"Sonya..." panggil nyonya Smith tiba-tiba yang membuatku kaget.

"sini sayang...kok jauh-jauh berdirinya... Masak sama pacarnya malu-malu..."

Pacar?

"Keenan ga akan bisa marahin kamu...sini sayang..."

Aku masih berdiri tegak disini belum berani beranjak.

"mom..Sonya bukan pacarku!" protes Keenan.

Nyonya Smith menaikkan alisnya bingung.

Aku meringis malu.

"dia sudah bersuami mom..."

Deg.

Deg.

Deg.

Suami?

Siapa?

Aku?

Kapan aku menikah?

Dengan siapa?

Bima?

Tapi.... Kapan?

Apa aku amnesia bahwa aku sudah menikah?

"astaga...." nyonya Smith membuatku kaget untuk kesekian kali.

"ya ampun sayang... Kee benar-benar menurun sifatmu! Astaga.... Bagaimana ini...aduhhh..." nyonya Smith memegang kepalanya dan mondar-mandir.

"kamu ga diapa-apain kan Sonya sama bocah nakal itu?!"

He?

Jawab apa kalau ditanya begini?

Masak iya aku jawab aku ditidurin Keenan?

Tapi... Dia ga pernah memaksa...

"ga usah takut!" aku mendongak menatap nyonya Smith.

Menoleh kearah tuan Smith dan Keenan.

"Kee... Kamu ga ancam Sonya kan? Kamu-"

"tidak...tidak...Keenan ga ngapa-ngapain saya kok..." sepertinya ini ucapanku yang paling bodoh seumur hidupku.

Bodoh!

Kamu bodoh sekali Nya!

Aku mengusap kepalaku merapikan rambutku yang tidak berantakan.

"mmm...maaf saya tidak bisa lama...saya ada janji dengan client..."

"ohh...astaga..maafkan aku Sonya... Baiklahh... Terima kasih untuk semuanya yaa..." nyonya Smith mendekatiku dan memelukku.

"kalau ada yang bisa kubantu katakan saja... Ok?" dia melepaskan pelukannya dan tersenyum lembut padaku.

"iya... Nyonya... Ini sudah jadi tugas saya sebagai pengacara pak Arion..." aku tersenyum.

"baiklah... Hati-hati ya..." aku tersenyum dan mengangguk pada tuan Smith yang berdiri disamping Keenan.

"Get well soon Kee..." aku tersenyum kaku.

"Forget it huhh?" suara Keenan membuat langkahku tertahan.

"Fine Sonya! Go..!" teriak Keenan kesal.

Kenapa dia kesal?

"mom... Bisa uruskan tiketku ke German? Aku ingin segera kesana..."

Deg.

German?

"Kee..."

"Segera mom...please!" aku menatap Keenan yang menutup matanya dan tak ingin dibantah.

"Kee mommy ga ajari kamu buat kasar sama wanita!" tegas nyonya Smith.

"mom... Aku bukan kasar... Aku hanya tidak ingin menyakitinya! Kalau aku mencintainya itu akan buat dia sakit dan aku sakit!"

Cinta?

Keenan mencintaiku?

Apa ini lelucon?

Apa hari ini 1 april?

April mop kah?

"dia istri orang mom..."

Sebenarnya orang brengsek mana sih yang menggosipkan aku sudah menikah?!

Aku saja masih setengah mati memperjuangkan status pertunanganku sejak satu tahun lalu!

"aku ga mau kaya daddy yang merebut mommy dari om Dave! Itu namanya nikung mom! Kee ga mau gitu!"

Hah?!

Glek!

Kenapa nih playboy jadi sok bijak ya?

"dasar bocah nakal! Beraninya kamu ngatain daddymu nikung!"

"aww... Mom sakit!!"

Antara kasihan, geli dan syukurin bercampur jadi satu saat nyonya Smith memukul tangan Keenan dengan gemas.

Nikung?

Astaga... Gosip itu benar?

"pokoknya aku sudah memutuskan! Aku akan ke German!"

German.

German...

German.....

Berapa lama penerbangan Indonesia German?

Apa yang akan dilakukannya?

Kuliah?

Berkencan?

Menikah?

Berkeluarga?

Dan aku???

Aku...

"permisi..mbak....!" aku melompat kaget saat suara itu berseru diiringi kereta dorong dengan pasien wanita yang mau melahirkan.

Sejak kapan aku disini?

Aku menoleh kebelakang, ternyata aku sudah keluar dari kamar Keenan karena tak sanggup lagi mendengar apa yang dia ucapkan.

Aku menarik nafas panjang-panjang dan terasa berat sekali.

Panas.

Yahh, mataku terasa panas dan pandanganku sedikit terganggu oleh crystal bening yang memgumpul di pelupuk mataku.

Aku menengadahkan wajahku berharap crystal-crystal bening itu tidak turun dan membentuk aliran kecil. Tapi apa dayaku, hatiku sakit dan otakku menginstruksikan mataku untuk menangis.

Oh...God....

Ada apa denganku?

Kenapa aku menangisi pria brengsek seperti Keenan?

Damn!

Shit!!!

Aku menendang ban mobilku dengan kesal.

"i hate you Kee.... I hate you....."

Aku meringkuk disamping mobilku dan menangis keras.

"i hate you... I hate you..." bisikku diantara tangisanku.

I hate you... Coz... I love you??

Love?

Love.........