67

“Sebagai seorang ilmuwan, kau memercayai Putri Manur? Kau percaya di bulan itu ada kehidupan?” bisik Catra kepada Awu, berdesakkan di dalam kereta kuda yang diisi dengan empat orang, beberapa kantung barang, serta karung berisi zirah.

Awu mengangguk mantap. “Ada banyak bukti yang mengarah ke sana. Kerajaan bukannya menyembunyikan atau apa, orang-orang cuma keburu sangsi dan tak mau membaca.”

“Contohnya?”

“Catatan mengenai dedemit yang bisa berbicara dan mengaku berasal dari bulan, pengakuan beberapa orang yang merasakan sesuatu yang aneh di tempat-tempat keramat, naskah-naskah kuno yang bercerita mengenai orang-orang bulan yang datang ke bumi…” Awu berdehem ketika kereta kuda mulai melaju lagi setelah pemeriksaan gerbang perbatasan. “Yah, jujur saja, aku belum bisa menemukan bukti yang tak terbantahkan…. Atau, barangkali aku cuma menginginkan semua itu benar… Gagasan adanya kehidupan di luar bumi itu begitu menarik bagiku.”