75

Empu Paser menaruh karambit buatannya ke meja. Daru yang duduk di hadapan sang empu tak berkata-kata, hanya memandangi senjata yang terlihat sama dengan senjata sejenis.

“Kenapa, kau tak mengira kalau bentuknya akan biasa saja?” tanya sang empu, tersenyum penuh arti.

“Ah… Tidak, Empu… Hanya saja… Ah, saya sulit mengatakannya.” Daru dilarang melihat proses pembuatan pusaka itu. Waktu empu keluar pun, pusaka tersebut disembunyikan. Sekarang tahu-tahu senjata ini disodorkan padanya. Ia tak tahu harus bereaksi seperti apa. Tak ada rasa kagum atau yang lainnya.

Yang Daru tahu hanyalah satu hal: mereka telah maju, walau selangkah.

“Ambilah, itu milikmu” empu Paser menggeser karambit itu mendekati Daru.

Daru mengambil karambit itu dan kembali mengamatinya. Terasa begitu pas di tangan. Kalau tak melihat wujudnya, barangkali dia tak akan bisa membedakannya dengan karambitnya dulu. Beratnya terasa sama persis. Waktu mengayun-ayunkannya pun, ia tak merasakan masalah samasekali.