77

Niskala kembali menghentakkan tali kekang, memaksa kudanya berlari lebih kencang di jalanan menurun itu. Kantuk dan lelah karena terus berkuda semalaman tak dihiraukannya. Terlambat bukanlah pilihan untuknya

Untuk kesekian kalinya, dia menoleh ke samping, memperhatikan kumpulan rumah-rumah yang tampak kecil. Walaupun sudah mengambil jalan pintas dengan melewati bukit, Niskala tetap merasa waktu yang dihabiskannya masih terlalu banyak. Nagrasala bisa muncul kapan saja untuk menghabisi orang itu. Seseorang yang bersembunyi di desa yang akan didatangi Niskala ini.

TIba-tiba, telinga Niskala menangkap letupan di kejauhan, dibarengi munculnya titik cahaya merah terang di tengah pedesaan itu. Awalnya Niskala meneruskan perjalanannya. Namun, saat titik cahaya itu membesar dengan begitu cepat, ia pun berhenti.