Saat ini.
Daru berhadap-hadapan dengan Cindaku, makhluk berkepala harimau, berbulu kuning berloreng-loreng hitam, mempunyai ekor, serta memiliki tubuh layaknya pria dewasa yang kekar. Daru sudah menggenggam karambit, tapi makhluk yang pernah dikeluarkan Bagya untuk melawan Obong itu hanya berdiri saja, bahkan tak memasang kuda-kuda samasekali.
Perlahan, Daru menggores dada Cindaku itu dengan karambitnya. Makhluk itu hanya berjengit sedikit, tapi setelah itu tak merespon apa-apa. Padahal, goresan itu adalah yang kesekian. Beberapa bagian tubuhnya, mulai dari tangan sampai kaki, banyak yang sudah berlumur darah hitam.
Daru pun mundur dan menunggu. Beberapa saat tak melihat perubahan, ia bersiap melukai Cindaku itu kembali.
“Cukup.” Bagya mengepalkan tangannya. Cindaku itu menyusut menjadi asap, tersedot ke batu akik kuning yang dipakai Bagya. “Kau tak akan menyiksa mereka lagi.”