"Han, kenapa kau diam saja ?" Alaric yang melihat Hanna murung sedari tadi hanya bisa bertanya-tanya.
"Eh, tidak hanya sedang dalam mood kurang baik"
"Kau sudah makan ?" tanya Alaric lagi. Ia merasa canggung sekarang, entah mengapa.
"Belum"
"Bagaimana jika kita mampir makan ?"
"Aku tidak berselera, eum Al bagaimana jika kita langsung ke hotel saja. Kita teruskan besok lagi untuk pencarian apartemennya. Kau bisa kan mengantarku ke hotel ? Aku merasa tidak enak badan"
Alaric mengangguk tanpa curiga. Tanpa ia tahu bahwa Hanna sudah mempersiapkan segalanya. Awalnya Hanna menolak keinginan kakaknya untuk menghancurkan rumah tangga Alaric, mengingat pria itu terlihat bahagia dan sangat antusias dengan hubungannya. Namun dilain sisi kakaknya mengancam akan membunuhnya dan bahkan akan menyebarkan segala kelakuan buruknya dulu ketika ia bahkan menghalalkan segala cara agar bisa membuat nya dekat dengan Alaric.