Wanita paruh baya itu tampak menangis tersedu - sedu di depan ruang rawat inap VVIP Putra sulung nya, dia terus menangis dan meraung histeris mendengar kabar Putra nya kecelakan dan saat ini tengah mempertaruhkan nyawanya di dalam ruang UGD.
"Cepat telfon Edrich, Tom. Dia benar - benar kelewatan!!"
Kabar mengenai pertengkaran kedua saudara itu sudah terdengar sampai ke telinga Laurel, ya Wanita itu tak lain adalah Laurel, Tomy yang notaben nya adalah suaminya hanya mampu memeluk dan menenangkan istrinya yang sedang menangis,
"Tenangkan hatimu sayang, ini semua bukan salah Edrich, dan lagi Aldrich pria yang kuat. Dia akan melawan semua nya"
Cklek.
Tampak seorang dokter wanita keluar dari ruang perawatan Aldrich, tatapan wajah nya murung dan itu membuat Laurel langsung beranjak dan mencengkram erat kerah Dokter wanita itu.
"Katakan bagaimana kondisi Putra ku? Jangan katakan keburukan apapun karena aku tidak sudi menerima nya!! "
Dokter wanita itu tampak menelan ludah nya gugup, "tuan Aldrich koma nyonya, saat operasi ber-"
"Shut up!! Kau benar - benar dokter bodoh, bangunkan putraku sekarang!! Apa - apa an kau membuat Putra ku seperti itu hah! "
"Dengarkan saya nyonya, tadi jantung tuan Aldrich sempat berhenti berdetak tetapi tuhan berkehendak lain. Dia mengubah takdir tuan Aldrich hingga pria itu kembali, dia kembali untuk kita semua. Untuk anda nyonya"
Wanita cantik itu luruh ke lantai, Tomy dengan sigap menangkap tubuh Laurel sebelum kepala wanita itu membentur lantai.
"Bantu saya dokter"
Laurel pun dibawa ke ruang rawat untuk di periksa keadaan nya, sedangkan Tomy yang sedari tadi kalang kabut segera menelfon Putra bungsu nya. Dering ke 3 Edrich baru mengangkat telfon sang ayah.
"Ya dad"
"Pulang sekarang!! Kakak mu masuk rumah sakit. Dia mengalami kecelakaan karena mengejar mu dan wanita asing itu. Aldrich Koma!!"
Bip. Tomy mematikan telfon nya, dia tidak ingin amarah nya meledak menghadapi Putra bungsu nya yang sangat kekanak - kanak an.
*****
"Apa semua akan baik - baik saja Ed? "
"Tentu sweetheart tenangkan dirimu Aldrich tidak akan berhasil mengejar kita. Aku sudah-"
Kring..
Kring..
Kring..
Ponsel Edrich berdering, melihat nama ayahnya tertera dengan jelas disana, Edrich segera menggeser tombol Hijau di iPhone nya.
"Ya dad"
"Pulang sekarang!! Kakak mu masuk rumah sakit. Dia mengalami kecelakaan karena mengejar mu dan wanita asing itu. Aldrich koma!!"
Bip.
Deg.
Belum sempat Edrich menjawab sambungan terputus begitu saja, mendengar kabar kakak nya kecelakaan dan nada bicara ayah nya yang mengerikan membuat Edrich terpaku,
"Ed awassssss!!! "
Ckit..
Bruk..
Kepala Allcia terbentur dashboard mobil dengan sangat keras, karena tidak fokus Edrich hampir saja menyerempet seorang pejalan kaki yang bahkan sudah sedikit renta.
"Ada apa dengan mu Ed, kenapa kau tiba - tiba seperti ini. Kau hampir membuat orang lain bahaya, kau tahu? Kau hampir menabr-"
"Aldrich kecelakaan"
Dua kata yang terucap dari bibir Edrich mampu menbuat Allcia membeku, lidahnya kelu tak mampu berucap. Aldrich pria yang sudah menguasai hati nya, sejak awal mereka bertemu, meskipun Aldrich bersikap kasar dan bahkan tidak pernah menganggap nya, dia tetap mencintai lelaki itu. Bahkan rasa Cinta nya semakin hari semakin besar.
"Ap.. Apa katamu Edrich"
"Aldrich kecelakaan, dan sekarang dia koma All, ini semua salahku"
Air mata Allcia luruh tanpa bisa di cegah, gadis cantik itu menangis dengan mengigit bibir bawah nya menahan isak an. Edrich sendiri sudah meneteskan air mata, tanpa berfikir panjang lelaki tampan itu memutar balik mobilnya dan melajukan nya dengan kecepatan penuh, selama di jalan kedua nya hanya diam tanpa ada percakapan sedikit pun, mereka larut dalam fikiran nya masing - masing.
"Apakah Aldrich memiliki perasaan kepada Allcia? Kenapa dia bersikukuh mengejar Allcia hingga membahayakan dirinya sendiri? Itu tidak mungkin Aldrich tidak mungkin jatuh Cinta, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi!! Tidak akan" batin Edrich bergejolak. Sebuah tanda tanya besar membuat otak nya tidak dapat berfikir jernih.
"Tuhan kumohon selamat kan Aldrich, jika dia bangun. Aku ikhlas menjadi pelayan nya, aku akan mengabdi padanya. Biarkan Cinta ini aku yang menjaga nya, melihat nya setiap hari meskipun hanya sebagai pelayan sudah membuat ku senang. Kumohon bangunkan dia tuhan"
Allcia masih menangis, sungguh dia tidak mengerti kenapa dia bisa segila ini mencintai Aldrich, padahal dia sendiri tahu jika dia tidak mungkin bersama Aldrich. Pria itu sempurna, nyaris tiada cacat sedikit pun dalam kehidupan nya. Orang tua yang lengkap, saudara yang menyayangi nya, Harta yang berlimpah dan wajah nya yang tampan membuat hidup nya diirikan banyak orang.
Berbeda dengan nya yang hanya seorang gadis miskin, hidup sebatangkara. Bahkan rumah pun Allcia tidak punya, memikirkan hal itu membuat kepala Allcia nyaris meledak.
Tak terasa mereka telah sampai di rumah sakit tempat Aldrich di rawat, Edrich turun dari mobil dan membukakakn pintu untuk Allcia, dia pun menggandeng tangan Allcia dan memasuki Rumah sakit. Semua pasang mata menatap ke arah Edrich Dellano, pengusaha sukses termuda asal Inggris itu sudah menjadi pembicaraan publik, tak heran jika banyak yang mengenali nya.
Dari kejauhan tampak lelaki paruh baya yang masih sangat tampan, dia menundukkan kepalanya dan menjambak rambut nya.
"Dad!! "
Tomy mendongakkan kepala nya, tanpa fikir panjang dia segera menghadiahi sebuah bogem mentah untuk Edrich, Allcia memekik terkejut melihat Tomy memukul Edrich.
"Apa yang kalian lakukan hah!! Kejar - kejaran di jalan Raya hanya untuk gadis pelayan ini!! Benar - benar tidak tahu malu!! Lihat sekarang. Kakak mu menjadi korban karena kecerobohan mu Edrich Dellano!! "
"Enough dad!! Jangan terus menyalahkan Allcia, pukul saja aku tapi jangan membuat nya tertekan. Dia sudah tidak punya siapa - siapa dad!! "
Plakk..
Tiba - tiba Laurel keluar dari ruang rawat nya dan menampar Allcia dengan sangat keras. Terlihat jelas di wajah nya, amarah nya tengah memuncak.
"Apa yang kau perbuat pada Putra ku!! Tidak cukup kau membuat mereka bertengkar dan saling memukul!!, sekarang kau membuat salah satu Putra ku koma!! "
Allcia terkejut, jadi Laurel tau jika Edrich memukul Aldrich?
"Kenapa hah?! Kau terkejut mendengar aku mengetahui semua fakta itu!! Sekarang pergi dari hadapan ku!! Pergi"
Allcia hendak berlari tetapi Edrich dengan sigap menarik pergelangan tangan nya.
"Jangan pergi, kumohon"
Laurel pun mendekat dan melepas paksa genggaman tangan Edrich, dia menarik Putra bungsunya dan mendorong Allcia keluar. Edrich hanya mampu terdiam, dia tidak berani melawan ibu nya yang sedang kesetanan. Dia membiarkan Allcia pergi dengan hati berkecamuk menahan sakit.
"Maafkan aku!"
*****