BP 6

Edrich benar - benar menepati janjinya untuk menemui Allcia, gadis itu kini tengah mematung sambil membekap mulutnya. Suara nya bergetar dan mata nya berkaca - kaca.

"Edrich, aku sudah memperingatkan mu untuk tidak kemari Ed"

Edrich tidak menjawab dia mendekati Allcia dan memeluk gadis itu erat, menyalurkan kerinduan yang sejak tadi ditahan oleh Edrich.

"Kumohon jangan menghindari ku All, aku tidak ingin kau pergi dariku sekarang aku ingin kau ikut aku"

Allcia menggelengkan kepalanya, dia tidak ingin lagi mencari masalah dengan Aldrich, tamparan, hinaan, caci maki sudah cukup dia dapatkan.

"Ti..tidak Ed, aku tidak bisa aku..aku akan disini Ed"

"Kau takut dengan Aldrich ? Tenanglah biarkan Aldrich menjadi urusan ku"

"GADIS ITU TIDAK AKAN KEMANAPUN !!"

Allcia dan Edrich tersentak mendengar suara Bariton Aldrich yang sarat akan kemarahan, dengan lancang nya Edrich datang dan hendak membawa kabur tahanan nya.

"Apa mau mu Aldrich, aku sudah bilang dia bukan pembantu!! Dia adalah teman ku, dia milikku harus berapa kali kutekam kan padamu!!" Teriak Edrich.

Aldrich tertawa nyaring, seringai mematikan dan tatapan meremehkan ditunjukkan nya pada Edrich.

"Sejujurnya aku benci mengakui ini tapi apa kau lupa Adikku ? Aku yang membawa perempuan itu kemari, Dia sudah membayar hutang nya dengan cara merelakan dirinya untukku, jadi intinya saat ini gadis ini milikku aku telah membelinya 200 juta!!"

Edrich terkekeh, "200 juta mu sama sekali tiada artinya untukku, aku akan membayar semuanya, setelah itu lepaskan Allcia!!"

Alldrich tidak menjawab, tiba - tiba dia menarik tangan Allcia dengan kasar dan membawanya pergi, tetapi sebelum itu Edrich menarik Allcia dan membawa gadis itu lari keluar. Aldrich menggeram marah, dia mengikuti Edrich yang membawa keluar Allcia, Edrich memaksa Allcia masuk ke dalam mobilnya diikuti dengan Edrich. Lelaki tampan itu memacu mobil sport nya dan melajukan nya dengan kencang.

"Sialan!! Aku benar - benar akan membunuhmu karena sudah berani mencampuri urusanku Ed!!" geram Aldrich.

Dilain sisi, Allcia tengah menangis tersedu - sedu, dia takut hubungan kakak beradik itu memburuk karena kedatangan nya. Dia tau bahwa Edrich dan Aldrich bersaudara dengan baik dan tidak pernah berselisih tetapi saat ini ? Hanya karena dirinya mereka bertengkar hebat bahkan saling memukul.

"Ed biarkan aku menjadi pelayan, sungguh aku tak apa Ed aku tidak ingin hubungan persaudaraan kalian hancur kumohon aku akan kembali"

"Shut up Allcia!! Aku tidak akan membiarkan itu terjadi!! "

Allcia tersentak, Edrich membentaknya hingga membuat nyali gadis itu menciut, Edrich menyadari kesalahan nya dia pun memegang tangan Allcia dan menggenggam nya.

"I'm so sorry All, aku melakukan ini semua karena aku memiliki alasan"

Allcia memberanikan diri menatap Edrich, "apa alasan mu hingga kamu berani menentang kakak mu Ed"

Edrich menghela nafas, "belum saat nya kau mengerti All, yang terpenting saat ini adalah kau harus pergi dari sini ikutlah aku ke Inggris tinggalah bersamaku"

Allcia terkejut mendengar penuturan Edrich, yang benar saja itu sangatlah jauh dan Allcia tidak memiliki uang untuk bepergian jauh, belum lagi Passport dan pengurusan visa nya.

"Itu tidak mungkin Ed, aku tidak memiliki uang sepeserpun, Pass-"

"Semua itu mudah, yang terpenting sekarang apakah kau bersedia pergi dengan ku? Aku berjanji akan menjaga mu All"

Allcia tampak memikirkan semuanya, apakah semua akan baik - baik saja jika dia meninggalkan Perancis ? Apakah Edrich benar - benar menjaga nya ? Apakah Edrich benar - benar tulus membantu nya ? Lalu bagaimana dengan kuliah nya ?

"Jangan memikirkan apapun, aku akan memindahkan kuliah mu kesana. Jika kau tidak ingin bergantung padaku, maka kau akan ku pekerjakan di kantorku bagaimana ?"

Ragu - ragu Allcia menganggukkan kepalanya,

"Good girl" Edrich meraih Ponsel dalam saku nya, terlihat lelaki tampan itu mendial nomor seseorang dan.

"Siapkan penerbangan, aku akan kembali ke Inggris saat ini juga"

Setelah itu Edrich menutup telfon nya, dilain sisi Aldrich tengah memacu mobilnya seperti orang kesetanan, saat jalanan sedang ramai tiba - tiba ponsel nya berdering, dia melihat ponsel nya dan menjawab panggilan telfon yang ternyata dari salah satu orang kepercayaan nya yang ditugaskan untuk mengawasi Edrich dan Allcia.

"Katakan!! "

"Mereka sedang menuju Bandara tuan, Tuan Edrich akan membawa Nona Allcia ke Inggris"

Brakk..

Aldrich melempar Ponsel nya kejalan Raya dan menambah kecepatan mobil nya, dan saat itu juga tanpa dia sadari ada Truck yang melintas dari arah berlawanan, Aldrich yang sedang kacau tampak tidak fokus mengemudi dan akhir nya Kecelakaan tidak bisa dihindari, Truck tersebut menghantam mobil Aldrich yang melaju dengan kencang. Alhasil mobil Aldrich berguling dan menabrak pembatas Jalan, terdengar suara kecelakaan yang memekakan telinga. Saat itu lah darah segar keluar dari hidung dan mulut nya, dadanya terasa sesak, nafas nya tersendat dan pandangan Aldrich mengabur diapun lemas tak sadarkan diri.

Sebelum lelaki itu menutup matanya, dia sempat mengucapkan sebuah nama

"Allcia"

*****