BP 5

Aldrich terkejut mendengar penuturan adik nya, setahu nya selama ini Edrich adalah pria yang tidak pernah berurusan dengan wanita dan Cinta. Bagi nya itu Edrich hal itu hanya membuang waktu nya, tapi sekarang? Dengan lantang nya pria tampan itu mengatakan di depan Aldrich secara langsung bahwa dia mencintai Allcia.

"Kau gila Ed!!! Itu tidak mungkin, kau hanya terobsesi padanya kau tidak mencintai nya!!" Entah mengapa mendengar kejujuran Edrich membuat amarah Aldrich meletup begitu saja.

"Awal nya aku rasa memang seperti itu, tapi setelah aku memikirkan semua nya, aku sadar bahwa itu bukan sekedar obsesi tapi semua kenyataan bahwa aku benar - benar mencintai nya Aldrich! Ku harap kau tidak seenak nya memperlakukan Allcia, atau aku akan membawa nya pergi dari istana mu ini!"

Setelah itu Edrich pergi meninggalkan Aldrich yang masih terpaku di tempat nya.

"Tidak akan ku biarkan hal itu terjadi, aku yang membawa kemari gadis sialan itu. Arghhhh"

Bugh..

Aldrich memukul tembok dengan sangat keras hingga tanpa ia sadari sela - sela jari nya mengeluarkan begitu banyak darah. Dia keluar dari kamar nya dengan amarah yang menguasai jiwa nya,

Melihat Edrich keluar menggunakan mobil sport nya Aldrich berniat untuk mencari Allcia. Dia berjalan menuju ke kamar para maid yang ada di belakang mansion, tiba - tiba pandangan nya bertabrakan dengan manik mata coklat yang selalu menghipnotis diri nya, dia melangkah kan kaki nya untuk menghampiri Allcia.

"Ikut aku!!" Aldrich menarik tangan Allcia dan mencengkram nya dengan kasar.

"Awhh.. Ini sakit,, aku bisa mengikuti mu tanpa kau seret seperti ini tuan"

"SHUT UP!! "

Allcia terdiam mendengar bentakan Aldrich, tubuhnya tiba - tiba menegang dan lidah nya kelu tanpa bisa berucap. Inilah yang ditakutkan oleh nya, kemarahan Aldrich. Dengan pasrah Allcia mengikuti langkah besar Aldrich dengan terseok - seok. Aldrich membawa nya keluar mansion,

"Sayang, mau kemana? Kenapa kau menarik gadis ini? " terdengar suara lembut Laurel, momy nya yang mau tak mau menghentikan langkah tergesa Aldrich.

"Mom aku ada perlu, nanti aku akan bicara lagi dengan mu"

Dia melanjutkan langkah nya tanpa memperdulikan teriakan ibu nya yang kasihan melihat si gadis Malang di tarik dengan kasar oleh Aldrich.

"Semoga kau tidak membuat kesalahan dengan Aldrich nak, kau telah membangun kan singa tidur" ungkap nya dalam hati.

Begitu sampai di depan mobil sport nya. Aldrich menghempaskan tubuh Allcia ke dalam mobil dengan kasar ,dia pun memutari mobil nya , masuk dan mendudukkan dirinya di kursi kemudi. Tanpa pikir panjang Aldrich memacu mobil nya dengan sangat kencang, laju mobil Aldrich yang diatas rata - rata membuat Allcia bergetar ketakutan.

"Tu-tuan kumohon ha-hati - hati ak-akku tak-takut tuan"

Suara Allcia bergetar, dia sangat ketakutan karena Aldrich mengemudi seperti orang kesetanan.

"KUBILANG DIAM!! "

Sekali lagi Allcia menundukkan kepala nya, tak terasa air mata nya menetes begitu saja.

"Kenapa hatiku dengan bodoh nya menyukai lelaki kasar ini, bahkan setelah dia memperlakukan ku seperti binatang, kenapa hatiku tetap memilih nya" dia menyesali hati nya yang tidak mau berpihak pada nya. Rasa Cinta nya semakin lama semakin besar tanpa tahu bagaimana cara mencegah nya.

"TURUN!! "

Allcia tersentak, dia tidak menyadari jika mereka telah sampai, Dengan lutut yang bergetar Allcia turun, Aldrich kembali menarik Allcia membawanya masuk ke dalam rumah, ralat penthouse sebuah Penthouse yang teramat sangat mewah. Allcia tercengang, untuk apa Aldrich membawa nya kemari.

"Mulai sekarang kau tinggal disini!! Kau hanya boleh melayani ku dan menjadi pelayan pribadiku. Aku tidak akan sudi membawamu pulang ke mansion!! "

"Tap-tapi kenapa tu-tuan"

"TURUTI SAJA KEINGINAN KU!!!"

Allcia menundukkan kepala nya, pikiran nya kembali melayang pada sosok malaikat yang selalu menjadi penyelamat nya dari ucapan dan tindakan kasar Aldrich.

"Ba-bagaimana dengan tuan Edrich tu-tuan"

Amarah Aldrich kembali meledak, di cengkram nya dahu Allcia dengan kasar.

"Kau wanita jalang tidak tahu diri!!! Seharus nya kau berterimakasih padaku karena mau menjadikan mu pelayan. Kenapa kau malah menggoda adikku sialan!! KARENA KAU ADIKKU BERANI MEMUKUL BAHKAN MENATAPKU DENGAN TAJAM!! TIDAK SADARKAH KAU HAH!!! "

Plakk!!

Plakk!!

Dua tamparan mendarat di pipi mulus Allcia, panas di pipi nya tak seberapa ketimbang sakit hati yang di terimanya. Dia tidak berani mendongakkan kepala nya, Aldrich menatap nanar telapak tangan nya dan berlalu begitu saja meninggalkan Allcia di dalam Penthouse mewah itu.

Lutut Allcia melemas, dia meremas dada kirinya yang tiba - tiba terasa sangat sakit. Air mata mengalir bebas dari mata Indah nya, entah sudah berapa liter air mata yang Allcia keluar kan Allcia tidak dapat menghitung nya,

Ting..

Ting..

Suara ponsel Allcia berdering, Allcia menghapus kasar air mata nya dan mendapati nomor tak dikenal tengah mengirimkan nya pesan.

From : 44217xx

- Dimana kau All? Aku mencarimu di seluruh mansion tapi kau tidak ada. Seluruh pelayan tidak ada yang tahu keberadaan mu.

Edrich Dellano

Allcia membulatkan mata nya tak percaya, darimana Edrich mendapatkan nomor ponsel nya, bahkan mungkin Aldrich pun tidak tahu jika Allcia memiliki ponsel, meskipun tidak secanggih punya mereka tapi Allcia punya ponsel dan itupun pemberian Mia, ah mengingat wanita paruh baya itu membuat Allcia merindukan nya.

To : Edrich Dellano

- kenapa kau mencariku Ed? Aku tidak bisa menemui mu aku sudah tidak tinggal di mansion.

From : Edrich Dellano

- hey apa - apaan kau bertanya seperti itu? Aku merindukan mu kau tahu? Dimana kau sekarang?

To : Edrich Dellano

- aku tidak bisa memberitahumu Ed, aku tau sebenarnya kau mengkhawatirkan ku, jadi tidak usah khawatir karena aku akan baik - baik saja :) .

From : Edrich Dellano

- okay sweetheart aku akan sampai 15 menit lagi, kau fikir aku tidak tahu kau dibawa paksa oleh Aldrich? Dan kau fikir aku akan diam begitu saja? Tak akan ku biarkan itu terjadi.

To : Edrich Dellano

- Kumohon jangan kemari Ed.

- Edrich kumohon jangan kemari.

- Edrich balas pesan ku!! Kumohon jangan kemari.

Pikiran Allcia kalut mendengar kabar bahwa Edrich akan datang kemari, sedari tadi gadis itu terus memikirkan rencana nya untuk mencegah Edrich, dia tidak ingin lagi menerima amukan Aldrich.

"Ini tidak bisa di biarkan Edrich tidak boleh sampai men-"

"Tidak boleh apa sweetheart ?"

Deg.

Edrich.

Dia sudah sampai??!!

*****