11

"Makasih ya kak sama traktirannya," kata gue sambil cengengesan.

Kak Tristan mengangguk sambil tersenyum manis. "Sini deh." Ucapnya dan gue condongin kepala gue ke mulutnya.

Cup

Mata gue seketika melotot saat merasakan benda kenyal dan lembab yang menempel di pipi gue. Badan gue rasanya gak mau gerak sama sekali. Kaku. Itu yang gue rasain.

Sebuah lengan kekarnya melingkari leher gue. Hangat. Itu yang gue rasain. Kepala gue yang tadinya ngadep kedepan jadi natap matanya. Senyuman manisnya kak Tristan terpampang di wajahnya.

"Lo tau, gue masih suka sama lo Tam," ucapannya kak Tristan kali ini bener-bener lembut banget kek kapas. Dan gue sama sekali gak bisa berkutik.

"..."

"Walaupun lo bilang kalo lo suka sama Kei, gue masih tetep sama pendirian gue. Gak akan pernah nyerah buat bikin lo jadi milik gue. Insyaallah, selamanya."

"Ka--"

"Jeka cerita ke gue kalo Kei suka sama lo..." dia berhenti dan senyuman lebarnya terpampang. "... sebagai adik."