Willpower and Dreams(5)

Sementara itu Alex sedang berjalan pulang ditengah hujan yang mengguyur seluruh kota maalam itu. Dia melindungi kepalanya dengan tas selempang sambil berlari. Lalu ponselnya berdering "Halo,Betty. Iya aku sedang diluar. Em? Kau ingin bertemu? Baiklah sampai jumpa"tutupnya tersenyum. Saatnya isi ulang energi,benaknya

Mereka bertemu di cafe dekat rumah Betty. Ia menatapi pria yang basah sekujur tubuhnya itu,jika saja suasananya tidak serius Betty sudah pasti meleleh melihat tampilan Minho yang...begitulah. ia melihat keluar seraya menghangatkan tangannya pada secangkir kopi,berpikir bagaimana cara memulainya

Alex mengambil tangannya "Kau kedinginan bukan?"senyumnya

"Tanganmu lebih dingin"

"Oh,benarkah? Kalau begitu aku pinjam tanganmu"genggamnya erat sekaligus lembut

Betty terus memandanginya "Kau darimana basah begini?"

"Mencari pekerjaan"jawabnya

Ia diam sejenak "Kau mendapatkannya?"sambil melepaskan tangan

"Jika semudah itu aku tidak akan menganggur selama ini"

"Karna itulah,aku tidak mengerti kenapa kau tidak dapat pekerjaan. Sebenarnya apa masalah mu?"

Alex menatapnya "Masalah ku adalah orang terdekatku mulai meragukan ku. Kau satu-satunya orang yang tidak bertanya letak kesalahanku,kau orang yang bersikap seolah tidak ada apa-apa dengan kegagalanku,teruslah begitu! Karna saat semua mempertanyakan kesalahan ku aku semakin menggila. Dengan adanya kau disampingku,aku merasa semua baik-baik saja,teruslah lakukan itu untukku..."

"Aku tidak bisa selalu mengikuti maau mu,kau tidak bisa selalu berada di zona nyamanmu. Kau perlu bergerak maju! Kau pikir aku akan terus bersikap begitu? Bersikap bodoh dengan menanyakan hari mu yang membosankan? Aku juga punya kehidupanku sendiri,kau bahkan tidak pernah menanyakan ku. Hubungan ini bukan haanya tentang dirimu,Alex"utarakannya,ia sangat ingin membicarakan keheroikannya didepan teman sekantornya waktu itu,tetapi tetap tak bisa melukai harga diri pria ini lebih jauh lagi

Alex melihat sekelilingnya,matanya mengerjap "Kau pikir apa alasanku bisa tetap menunjukkan wajahku didepanmu? Itu karena aku bisa tetap berdiri sampai sekarang ini...itu karena mu. Aku juga selalu berusaha,memakai kemeja setiap hari untuk mencari pekerjaan. Tak jarang orang merendahkanku,dan mata mereka...aku lebih baik jika mereka menghinaku daripada menatap rendah. Bukan aku yang ingin seperti ini! Aku sangat ingin membuatmu bahagia,memberikanmu buket bunga bukannya bunga dari jalanan. Mentraktir mu makan,bukan membiarkan mu membayar untuk secangkir kopi. Aku selalu ingin mengatakan tetaplah bersamaku,tapi apa yang ku punya sampai bisa berkata begitu. Wajah ini? Yang bahkan tidak dihargai untuk sebuah pekerjaan?"

Wanita didepannya mengerti,sangat mengerti perasaan pria itu. Dari matanya juga ingin menyudahi persoalan ini,tetapi ia tidak bisa. Bahkan jika itu membuatmu hancur,aku akan melakukannya agar kau terlahir kembali menjadi orang yang baru sepenuhnya. Bagiku cinta itu adalah sebuah kemajuan yang saling diciptakan apapun caranya,bukan hanya aku seorang "Kau sangat egois. Kau mungkin cukup hanya denganku,tapi aku tidak...ku rasa aku bukan wanita yang akan mengubahmu. Jadi...kita sudahi...sampai jumpa lain kali"ia berdiri dengan tercekat,lalu meninggalkan pria yang bahkan tidak bisa bicara apapun

Alex tak berkutik,ia mati dengan seribu kepiluan malam itu. Bahkan pori-pori yang tak ada terbuka lebar menyeruput udara. Apa bisa dikata,bagi orang sepertinya tak ada muka untuk menahan. Wanita itu hanya akan rugi jika bersama dengannya lebih jauh lagi. Ia juga punya mimpi yang jauh lebih berharga daripada pengangguran sepertinya. Jangankan harta benda,masa depanpun tak ada. Apa yang bisa dipandang dari pria seperti ku,nota secangkir kopi?

Ia terluntang-lantung didera hujan,lalu ia mendengar suara nyanyian. Ternyata seorang pria yang tengah bernyanyi keras ditengah hujan itu. Apa dia juga patah hati? Alex berhenti lama untuk mendengarkannya. Selang beberapa waktu ia sampai ditempat tujuannya

Cklek

Pintu terbuka,bunyinya menyedihkan...

Andrew merasakan kepiluannya hanya dengan melihat bahu yang terunduk seperti daun gugur itu, ia ragu untuk mengeluarkan suara "Bolehkah aku bersikap seperti biasanya?"tanyanya

Alex hanya mengangkat matanya melihat Andrew,lalu mulai merengut "Iya...ku mohon lakukan itu untuk ku..."tangisnya,ia mengembangkan tangannya memeluk

Andrew maju untuk menenangkan temannya itu,ia menepuk-nepuk punggungnya "Berhentilah menangis,dasar bayi tua"

Ia tak kunjung berhenti setelah menangis begitu lama "Hey,berhentilah menangis bajingan cengeng. Kaki ku mati kebas kau tau?"sengalnya

Alex mundur dan mengusap air matanya,argh sial ini memalukan,benaknya. Semantara Andrew menyeringis seraya menarik kemejanya yang basah "Aishh,ai mata pertama yang mengotori bajuku adalah milik seorang pria dewasa?"

"Apa ini saatnya bicara begitu?"menarik masuk ingusnya

Andrew melihat risih,ia mengambil beberapa lembar tisu diatas meja makan "Ini,bahkan aku mengambilkan tisu untuk mu. Ah,ini menyebalkan. Kenapa kau menangis seperti seorang wanita

yang patah hati,ha?!"bentaknya

Alex berhenti dan kembali merengut. Andrew bertanya "Apa? Apa kau pria malang yang baru saja diputuskan ditengah hujan? Lalu bertemu pujangga yang menyanyikan lagu patah hati dan berpikir untuk menirunya? A-apa...? Apa itu benar?"gelagapnya

Sepanjang ia menebak Alex mulai berkaca kembali. Astaga,aku tidak pernah berpikir hatinya selembut hellokitty,pikir Andrew ternganga "Berhentilah menangis karna wanita,semua ini bukan salahmu ataupun dia,tapi keadaan. Ku rasa dia masih mencintaimu tapi dia meninggalkanmu demi kebaikanmu sendiri"

Alex merasa marah dengan ucapannya itu, ia menarik kerah Andrew "Kau tau apa,apa kau pernah berpacaran? Kalau demi kebaikanku seharusnya dia berjalan mendampingiku bukan menghancurkan ku dengan pergi begini. Aku tidak perlu alasan konyol demi kebaikan kebaikan bodoh begitu!"teriaknya melampiaskan

"Apa kau tau apa yang sedang kau lakukan?" Andrew melepaskan genggamannya dari sana "Karna itulah,kau merasa cukup hanya dengan dia,kau pikir untuk apa dia menemanimu sepanjang tahun? Sebenarnya yang salah darimu adalah kau tidak punya motivasi,hanya banyak bermimpi. Jika orang mengikuti caramu pada akhirnya mereka juga akan gila dan berpikir kematian adalah kehidupan lainnya"

Alex sadar perlahan,tindakan konyol apa yang dilakukannya hanya karna patah hati,kekanak-kanakan "Kenapa kau bicara soal kematian,aku bukan orang lemah yang bunuh diri karna cinta"decihnya. Ia berpikir baik-baik tentang semuanya "Tapi tetap saja,orang yang punya pekerjaan sepertimu tidak akan tau seberapa keras usahaku"

Lalu Andrew tertawa remeh "Kau tau,aku tidak tau tujuan hidup ku. Aku bukannya gila mencari pacar,aku pikir mungkin saja dia bisa menjadi arah dan menutupi kekosongan dihati ku. Karan tidak ketemu,aku terus bekerja untuk menutupi itu semua. Ada saat dimana aku iri denganmu karena kau bebas meski tak tau juga tujuanmu,kau tidak ambil pusing dan terus mencari. Semangatmu itu adalah perisaimu kau harus tau itu. Menghadapi sumpah-serapah pemilik rumah saja kau kuat,teruslah tutup telingamu dan fokus kedepan. Aku tau tidak akan mudah melupakannya,tapi kau pasti bisa. Suatu saat,saat mata memejam dan hatimu berdetak senadi"itu adalah dukungan teman pria yang juga bercerita sedikit tentang keresahannya dan filosofi yang datangnya dari hati

Malam dibadai itu terasa berkecamuk baginya. Kenapa hanya perkara cinta ia malah menghancurkan hidupnya,ah...maksudnya menambah serpih dari hidupnya yang sudah sejak awal hancur. Ia tidak tau bagaimana cara melampiaskan kegilaan,kerususahn dalam hatinya yang menggunung. Dalam sekelebat pandangannya itu ia kembali melihat gitar disudut kamarnya yang remang dan dingin. Entah kenapa ada perasaan yang mendorongnya untuk mengambil gitar itu. Sadar-sadar ia sudah terduduk dengan gitar dipangkuannya. Memetik melodi perlahan yang keluar segelintir dari jemarinya dan lirik yang diutarakan dari relung hatinya

How long...how long will it take me to get through this?

Please hurry up,hurry up I'II drown

But it turns out that life without you is much

More dangerous than losing you

I don't want to go back so hurry up and cry then finish up here

I have to tearup even while crying

So hurry up

Or I'II be swallowed up by the strom tonight

I'm afraid I can't get up again

Deep down,deep down to me

Break me...

Break me again

I wanna breathe

I wanna beat

Esoknya adalah pagi yang benar-benar baru bagi Alex. Ditengah kicauan burung itu,Andrew berteriak sepanjang rumah "Alex! Alex,kau berhasil!"

"Alex!"serunya menimpa

"Akh,apa yang kau lakukan sialan!"amuknya terganggu,yang benar saja malam ku sangat panjang tadi malam kenapa mendadak pagi seribut ini

"Kau berhasil! Kau sudah bukan pengangguran lagiiiii!"pekiknya gembira

Alex melotot "Apa? Apa yang kau katakan?"tanyanya meninggi

"Lagu mu! Lagu mu meledak!"girangnya

""La-lagu ku?"herannya

"Iya! Lagu yang kau nyanyikan tadi malam"

"Apa?! Tapi bagaimana bisa?"

"Ehem,aku merekamnya"katanya pelan

"Apaaa?!"pikirnya buruk

"Tenanglah. Lihat mereka menanggapi dengan positif"unjuknya

Alex mengintip cemas,dan ternyata semua berkomentar positif serta menyukai suaranya,bukan hanya wajahnya. Ia langsung berseri kegirangan,merekapun menari bahagian bagai anak kecil yang menari ditengah hujan

Sudah setahun sejak lagunya meledak,bahkan ia memiliki album. Hidupnya sangat baik saat ini memiliki rumah sendiri dan mobil tentunya. Ia sekarang berbelanja disebuah mal pusat kota seraya melakukan siaran langsung "Hai,para pendukung setia ku. Aku tidak memegang gitar kali ini tapi...berbelanja!"sorotnya ke kamera

"Hahaha kau hanya mengandalkan wajahmu untuk uang ya"komentar salah satu penontonnya

"Anggap saja wajahku ini adalah bonusnya atau sebaliknya"cengirnya

Lalu ada yang memberikan kapal pesiar,mata Alex membulat "Kau gila? Aku akan mengembalikannya"tolaknya

"Kenapa? Itu hanya sekedar kapal"balas anonim tadi

"Sekedar kapal? Ini bukan seperti kau memberikan kolor bekas untuk ku"

"Wahahaha,karna inilah aku menyukaimu"balasnya lagi

"Woah,kau memang sinting. Tapi terimakasih dan aku tetap mengembalikannya "tegasnya sambil berkeliling kembali

"Kak,bagaimana caramu bisa sampai seperti sekarang ini?"tanya seorang lagi

Alex menghentikan langkahnya,merasakan kenangan yang masih baru baginya "Sebelumnya aku akan bertanya,apa kau punya pacar? Jika punya putuskan,jika tidak cobalah berpacaran. Kau akan mendapatkan pandangan baru dari sana, itu adalah rahasia ku bisa sampai pada sekarang ini. Ah,apa aku akan dihujat nantinya? Hahaha"tawanya tanpa beban dimasa lalu

"Oh,dan ya. Miliki seorang teman yang bajingan"tambahnya tertawa

Beberapa saran

Kau yang menganggap setiap harapan seperti bongkahan emas

Kau yang berlari mengejar kilauan,kau yang mengejar mimpi untuk impian

Kau yang tergesa sampai memelas,tidak perlu bertandak alasan

Jangan lebih dulu mendaki sebelum kau pahami

Perlahan susuri mana yang pantas didatangi dan ditinggal pergi

Kenali debu mana yang tadinya merupakan pasir digenggaman

Dan sepatu mana yang menjadi teman seperjalanan

Yang usang belum tentu keputusasaan

Yang mengkilap belum tentu seperti yang kau harapkan