Tales of Freedom

Alkisah pada masa lalu dunia diteror oleh dua dewa. Kedua dewa itu adalah Dewa Iblis dan Dewa Monster. Mereka adalah kakak adik yang memiliki pemikiran bahwa seluruh dunia adalah milik dewa dan makhluk didalamnya hanya budak dan ternak bagi para dewa. Akhirnya para Dewa bekerja sama untuk menjatuhkan mereka demi memberi hukuman atas pemikiran itu.

Namun para dewa membuat kesalahan dengan mengusir mereka dari alam dewa. Kedua dewa itu mencuri senjata-senjata dewa lain dan sengaja menjatuhkan diri ke alam manusia. Teror pun bermulai dan berlangsung cukup lama sehingga tak terhitung korban yang berjatuhan. Manusia hidup dalam ketakutan atas mereka dan para dewa tidak bisa melawan karena senjata mereka dicuri.

Setelah sekian banyak air mata dan doa dari para manusia kepada para dewa, salah seorang dewa pun turun ke alam manusia. Dia adalah dewa kehancuran, Ravenia. Ravenia melawan kedua dewa itu sendirian demi keselamatan dunia. Akan tetapi perjuangannya terhenti dengan kekalahan dan kematiannya. Sebelum dirinya sirna sebagian senjata dewa berhasil dia ambil kembali dan disebarkan ke berbagai tempat untuk dipakai oleh para manusia.

Amarah dari kedua dewa itu pun memuncak dan menyiksa Ravenia sebelum dirinya benar-benar sirna. Kekasih Ravenia yang merupakan dewi perdamaian pun diam-diam membawa lari dirinya tanpa sepengetahuan kedua dewa itu. Namun Ravenia yang tahu waktunya tidak banyak hanya bisa memberikan sebagian kekuatannya pada dewi perdamaian dan berpesan kelak dia akan melahirkan anak mereka berdua. Sang dewa pun sirna meninggalkan dewi perdamaian yang kini telah mengandung anak mereka.

Ribuan tahun berlalu dan anak-anak dari mereka lahir sebagai dewi-dewi pilar dunia. Sang dewi merawat anak-anaknya dengan penuh kasih sayang, namun kekosongan hatinya membuat dewi terus bersedih. Dirinya pun berniat meninggalkan dunia dan menyusul sang kekasih. Dirinya berpesan pada anak-anaknya makhluk di alam manusia tidak lemah dan kelak akan membebaskan dunia dari kedua dewa jahat.

Sang dewi pun sirna menjadi kilauan cahaya yang berterbangan di langit dan itu adalah kelahiran dari para bintang. Para dewa yang lain pun juga sudah menemukan senjatanya akan tetapi hanya mengambil sebagian kekuatannya demi menunaikan pesan dari Ravenia. Sebagian besar dewa pun pergi ke alam yang lebih tinggi dan menjadi Dewa Primodial, sedangkan di alam dewa hanya tersisa beberapa dewa muda. Anak-anak dari dewa kehancuran dan dewi perdamaian memilih untuk hidup dialam manusia dengan kastil terbangnya untuk memastikan perkataan dari ibu mereka.

Ratusan tahun berlalu sejak anak-anak dewi perdamaian dan kehancuran mengawasi dunia manusia dari kastil terbangnya. Mereka melihat para manusia mulai melawan balik kedua dewa jahat walau nyawa taruhannya. Namun perlawanan itu masih tidak membuahkan hasil dan para penentang semakin berkurang jumlahnya karena dibunuh. Merasa mereka belum kuat, para penentang kabur dan bersembunyi demi memperkuat diri mereka.

Namun kedua dewa memerintahkan pasukannya untuk memburu para penentang. Para penentang kian berkurang karena diburu, namun ada salah seorang yang tidak dapat di buru oleh pasukan dewa jahat. Seluruh pasukan dewa jahat yang memburunya langsung terbunuh ketika bertemu dengannya. Anak-anak dewi perdamaian itu tertarik dengan sosok manusia tersebut, tetapi dia selalu menghilang tanpa jejak setelah membunuh pasukan dewa jahat.

Hal itu membuat anak-anak dewi perdamaian semakin penasaran dan termotivasi. Anak-anak dewi perdamaian pun menciptakan sebuah pulau yang menjulang tinggi diatas permukaan laut. mereka menciptakan lingkungan yang layak untuk para mahkluk hidup. Semuanya pun berbondong-bondong lari ke pulau itu demi menyelamatkan diri.

Dirinya yang menciptakan tanah yang subur di pulau itu dipanggil Dewi Tanah, Alicia. Dirinya yang menciptakan api dan mengajari manusia membuat api dipanggil Dewi Api, Askina. Dirinya yang menciptakan awan hujan dan mata air di pulau itu dipanggil Dewi Air, Sine. Dan yang memberikan angin sejuk serta tabir angin pelindung untuk pulau itu dipanggil Dewi Angin, Leavis.

Para penghuni pulau itu menghormati mereka dan membangun kuil untuk dewi-dewi itu. Mereka yang hidup dipulau itu mulai berlatih agar lebih kuat dan mempersiapkan perlawanan. Tidak lupa setiap mereka akan keluar dari pulau mereka berdoa kepada para dewi untuk perlindungannya. Harapan semakin tumbuh dengan adanya para dewi dan itu sampai ditelinga dewa jahat.

Kedua Dewa Jahat yang tidak suka dengan hal itu mengirim pasukannya untuk membantai para dewi dan pengikutnya. Namun waktu berlalu lama, kini para penghuni pulau tersebut memiliki kekuatan yang besar dan cukup untuk melawan semua pasukan Dewa Jahat. Amarah kedua dewa jahat tidak terbendung lagi, mereka secara langsung mendatangi pulau itu dan ingin membantai para dewi beserta pengikutnya. Saat sampai di pulang itu, mereka tidak mengira akan terjatuh karena serangan kejutan seorang manusia.

Manusia itu adalah orang yang selalu membunuh semua pasukan dewa jahat. Dialah sosok yang menarik perhatian para dewi dan harapan manusia selain para dewi. Great Master Sage, penyihir terkuat dan ayah dari penyihir yang ada di dunia. Akhirnya perang terbesar didunia terjadi pada saat itu juga dan tepat diatas lautan. Penyihir itu menciptakan es yang luas sebagai pijakan para manusia untuk melawan pasukan dewa jahat.

Penyihir itu pun bertarung dengan kedua dewa jahat itu. Langit bergemuruh, petir menyambar, hujan derah, tanah dan lautan berguncang karena benturan kekuatan sang penyihir dan kedua dewa jahat. dengan bantuan pengguna senjata dewa dan para dewi, dewa jahat dan pasukannya dapat dikalahkan setelah bertarung selama lima hari penuh tanpa istirahat. Itu adalah akhir dari keputusasaan dan awal baru dunia teersebut. Namun bayarannya pun cukup mahal, dua pertiga dari penghuni pulau itu tewas dipertempuran Bersama dengan para pengguna senjata dewa.

Demi memberi penghormatan para pengguna senjata dewa yang gugur mereka menciptakan patung-patung mereka dibawah patung sang dewi. Mereka juga menciptakan sebuah lagu untuk mengenang semua yang gugur dipertempuran. Sedangkan sang penyihir menghilang kembali dan tidak ada yang tahu dia pergi kemana. Setelah kepergian sang penyihir, para dewi pun ikut menghilang. Ada yang berpendapat bahwa para dewi kembali ke alam dewa sedangkan sang penyihir sekarat dan mencari tempat untuk mati.

Berbagai dugaan dan pendapat tentang keberadaan sang penyihir. Namun ada satu versi yang paling populer, dikatakan bahwa sang penyihir diangkat sebagai pelayan para dewi. Tidak ada yang tahu pasti tetapi tindakan mereka adalah alasan dunia menjadi aman kembali.