Saat Keenan membawa lukisan terakhir ke gudang, Nina lantas menyuarakan ganjalan hatinya, "Jika aku tidak pernah datang ke sini, apakah lukisan-lukisan ini akan Keenan taruh gudang?"
Keenan menyelesaikan urusannya–menaruh lukisan terakhir Kanaya di dalam gudang, dan menutup pintunya–, baru ia menjawab, "Ya, aku akan tetap menaruhnya di sana."
Keenan lantas menyalakan pemanas ruangan, yang sempat tertunda, karena lebih memilih membereskan kekacauan di apartemennya terlebih dahulu.
Membuka jaket tebalnya, menyampirkannya di gantungan khusus di pojok ruangan, dan menyisakan kaos dan sweater yang melekat di tubuhnya.
Hal yang sama, yang dilakukan Nina.
"Kamu lapar, Na?"
"Apa ada bahan makanan di sini? Aku akan memasak." Keenan menggeleng.
"Aku sengaja habiskan stok terakhir sebelum pulang ke Indonesia. Kita pesan antar aja. Nina mau apa?" Keenan menarik Nina untuk duduk di sofa.