bab 4

"aku pasti sudah tidak waras, ibu...." panggil Adelia seraya berlari menghampiri ibunya.

"ada apa jangan lari lari nanti kamu jatuh" ucap ibu Adelia.

"ibu....ibu.... terjadi lagi" ucap Adelia.

"apa yang terjadi lagi??" tanya ibu Adelia.

"jantung ku,,,, ibu seperti aku habis lari maraton" ucap Adelia polos.

"kau ini ada ada saja,,,, sudah sudah ayo kita pulang" ucap sang ibu.

Adelia memegang dada bagian kirinya yang sudah mulai tenang.

"tadi berdetak sangat kencang,,,, perasaan apa ini" gumam Adelia.

sesampainya di rumah, Adelia menuju kamarnya dan melihat dirinya sendiri dalam pantulan cermin.

"aku cantik juga" gumam Adelia.

semakin lama ia memandang ke arah cermin wajah itu tiba tiba muncul.

"hah?? kenapa aku melihat dia lagi??" ucap Adelia sambil mengusap wajahnya berusaha menghilangkan Iqbal dari pikiran nya.

Adelia pun mengganti pakaiannya dan membaringkan tubuhnya di atas kasurnya.

ada beberapa hal yang ia pikirkan mengenai kejadian tadi Iqbal yang bahkan tidak memandangnya sedikit pun.

"siapa sih dia,, agrrrrrr gak bisa pergi dari pikiran ku" teriak Adelia seraya memukul mukul gulingnya.

ibu Adelia yang mendengarnya anaknya menjerit pun langsung saja menuju ke kamar sang anak.

tok..tok... tok

"nak apa semuanya baik2 saja??" tanya ibu Adelia.

Adelia terlonjak dan langsung menyahuti ibunya.

"iya Bu aku gak apa apa" jawab Adelia.

"yasudah sekarang kamu tidur udah malem" ucap sang ibu.

"iya Bu" balas Adelia.

setelah ibu Adelia pergi Adelia merasakan perasaan yang sama lagi, dia menyentuh dada kirinya kembali dan tersenyum.

"arggggg ini gila" ucap Adelia seraya memeluk boneka kelinci nya.

setelah kegaduhan itu Adelia pun tertidur.

ketika fajar menyingsing adzan subuh sudah di kumandangkan oleh orang yang sama.

Adelia tampak gelisah dalam mimpinya keringat membasahi wajahnya.

"Tidak" ucapnya yang langsung terbangun dan mengusap wajahnya kasar.

"astaghfirullah mimpi apa aku" ucapnya pelan dan melihat pukul berapa sekarang.

saat menyadari sudah pukul 5 pagi Adelia memutuskan untuk shalat subuh.

dan merenung atas mimpinya.

"aku sudah putuskan" ucapnya pelan.

setelah shalat dan mengaji Adelia mencari ibunya yang tengah sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk keluarga nya.

Adelia masuk ke dapur dan bertanya kepada ibunya.

"ibu ,,, aku ingin bicara apa ibu ada waktu??" tanya Adelia.

"tentu sayang,, mau bicara apa??" ucap sang ibu seraya mengelap tangannya dengan serbet dan duduk di samping Adelia.

"Bu aku ingin berhijrah" ucap Adelia.

"apa kamu yakin nak? ini bukanlah permainan, tanyakan pada hatimu" ucap sang ibu lembut.

"aku yakin Bu ini keinginan hatiku" ucap Adelia.

"Alhamdulillah selalu Istiqomah ya nak" ucap sang ibu seraya mengelus kepala Adelia pelan.

"yasudah sekarang kamu mandi abis mandi kamu sarapan kamu gak mau telat kuliah kan" ucap sang ibu.

Adelia pun memeluk ibunya dan mencium pipi ibunya dan pergi ke kamarnya untuk bersiap.

setelah bersiap Adelia melihat pantulan dirinya di cermin dia sedang memegang kerudung segitiga syar'i dan saat ini dia sedang memakai gamis.

dia pun memakai kerudung itu setelah selesai dia pun tersenyum.

"semoga Allah selalu memberikan aku kekuatan dalam menjalani hijrah ku ini" ucapnya pelan seraya menggambil tas nya.

Adelia pun keluar dari kamar dan menuju meja makan yang sudah tersedia berbagai macam makanan.

"pagi bu, ayah" ucap Adelia dan duduk di samping ibunya.

ibu Adelia tersenyum dan menyisikan nasi ke piring suami dan anaknya itu.

"sayang kamu yakin dengan pilihanmu??" tanya sang ayah.

"insyaallah aku yakin ayah" ucap Adelia.

"kamu tau dalam berhijrah tidak mudah seperti kelihatan nya, pasti di setiap langkahmu akan ada ujian dari Allah, ayah harap kamu bisa terus Istiqomah" ucap sang ayah.

"karena pada dasarnya hijrah itu gampang tetapi yang sulit itu Istiqomah sayang" lanjut sang ayah.

"iya ayah insyaallah Adel akan selalu Istiqomah" ucap Adelia.

"amin" ucap sang ayah seraya mengusap pelan kepala Adelia yang memang anak satu-satunya mereka.

bersambung............