Chapter 4 - I WANT SOME A GOOD NIGHT.

Hana duduk disebelah seokjin, lalu dikelilingi para genk bangtan, nama genk yang sudah dikenal dari mereka kuliah dulu. Kecuali tae, tae lebih memilih menjauh, duduk sendirian melihat kejauhan, ia tidak henti meneguk soju dari botol ke botol. Tidak menggunakan gelas, melainkan botol. Baginya soju being better daripada wine.

Hana tertawa menikmati obrolannya, belum lagi tingkah lucunya dari seorang heosok dan jimin udah seperti karakter tom and jerry. Sesekali seokjin menghentikan mereka agar kelihatan dewasa dihadapan Hana.

Tiba-tiba yoongi menghampiri tae, dan duduk disebelahnya. Tae menyambut yoongi dengan senyuman hangat, wajahnya memerah menandakan tae sudah mulai mabuk.

Yoongi merebut botol soju ditangan tae, lalu meminumnya menggantikan tae.

"Kau kenapa? Padahal kau tuan rumah. Seharusnya kau tokoh utamanya malamni",

"Hyung~ kembalikan sojuku..", tae menggapai botol disebelah yoongi.

"geumanhae~(hentikanlah).. Kamu sudah mabuk", ujar yoongi lebih menjauhkan botolnya.

"Yoongi hyung~", tae memasang muka memelas. Yoongi menatap wajah tae,

"Kau kenapa? Tidak biasanya kamu begini? Apakah kamu benar-benar sakit?",

"Haha.. apa yang seokjin hyung katakana kepada kalian itu semua bohong, mmereka hanya ingin mengumpulkan kita semua",

"Lalu, kau kenapa?", yoongi menatap tae serius.

"Sepertinya benar, aku sakit", tae meraba dada nya. "Hyung~ jantungku terasa sakit",

"Apasih", Yoongi masih menatap tae, kali ini tae tidak membalas tatapannya, tae mengalihkan pandangannya kearah gerombolan manusia yang tengah asyik berbincang.

Kali ini yoongi paham, dia tersenyum sekilas dan meneguk habis soju disebelahnya. Yoongi terkenal cuek, tapi dialah yang paling peka dengan sekitarnya. Bagi mereka yang sudah mengenal yoongi sudah pasti memahami pria itu, dia sangat perhatian.

"Kamu menyukainya? Hana-shhi", tanya yoongi.

Tae terkejut, sontak menatap yoongi. "Tidak..", langsung membantah.

"Lalu, kenapa kamu diam saja disini? Kamu harus ngumpul disana juga, mengambil hatinya",

"Apaan sih Yoongi hyung?", tae mengelak.

"Apakah karena jin hyung?", yoongi menatap tae serius.

"Aku gak tau maksudmu apa", tae berdiri.

"Baboo! Kamu seharusnya tidak mengalah begini, Hana masih belum memilih, kesempatanmu masih ada", kali ini yoongi yang berdiri dan langsung meninggalkan tae.

Tae bingung, apakah yoongi tidak tau, dia mengalah karena masih ingin menghargai perasaan seokjin. Tapi tae tetep saja tidak bisa menahan perasaannya. Tae mengambil satu botol soju lagi. Sedangkan Yoongi duduk dan bergabung dengan mereka.

"Hana-shhi, kamu cantik. Pasti kamu sudah punya pacar!! Yakan??", tanya heosok barbar.

"Ahahaha, pacar apaan. Aku tidak ada waktu untuk itu", jawab hana sudah terbiasa dengan mereka.

"Wahh, ada kesempatan dong!", ujar heosok.

"Wooii.. ingat bini, anak udah dua juga!!", bantah jimin sembari memukul kepala heosok.

"Woy jimin. Masi 1 dong, yg satu lagi masih didalam kandungan!", gak terima

"Sama aja bego!", mukul kepala heosok yang kedua kalinya.

"Haha, kesempatan besar itu ada di jin hyung dong.. Ya gak..", ujar jungkook.

"Haha.. kalian ada-ada aja!", mingkem-mingkem.

"Emang jungkook gak sedang jomblo ya?", tanya jimin, pria beranak 3 tersebut.

"Haha.. aku engga.. Orang tuaku akan menjodohkanku, 2 bulan lagi mungkin aku akan tunangan", jungkook malu-malu.

"Cieee... Uri maknae udah di taken dong", hebohnya seokjin.

"Haha masih belum woy", kesemsem sendiri.

"Hana-shhi. Menurutmu tae bagaimana?", yoongi menanyakan ke hana terang-terangan.

Sontak pertanyaan dari yoongi membuat yang lain terdiam dan menatap serius kearah yoongi, dan berbalik kea rah Hana.

"Oh yaa.. Tae udah cukup umur buat nikah. Hana juga tetanggaan dengan tae", ujar heosok.

"Ehh.. tae oppa ya??", Hana gugup ingin jawab bagaimana.

Mereka yang berkumpul disini belum tau akan perasaan tae ke hana, ataupun seokjin ke Hana, jadi pertanyaan ini sama saja dengan pembahasan mereka sebelumnya, tidak dengan yoongi yang sudah tau dengan sekali tebak. Seokjin langsung berwajah kaku, bingung dan kesal. Kenapa Hana disangkut pautkan dengan tae hanya karena mereka bertetangga.

"Hana-sshi.. Apakah kamu sedang menyukai seseorang?", tanya yoongi nada serius.

"Tidak.. Hmm..", hana gugup.

"Udah ah.. gak seru.. Yoongi cuma bercanda.. jangan dipikirkan haha", ujar jin mencairkan suasana.

"haha.. Ayoo diminum wine nya", ujar jungkooo menuangkan wine ke gelas.

Sedangkan tae, sudah terkapar diatas kursi sofa ruangan tengah rumahnya.

***

Waktu sudah berlalu, kali ini malam udah diambang pagi. Jam menunjukkan jarinya kearah angka 2, ya sudah jam 2 malam lewat. Jungkook, yoongi, heosok dan jimin sudah berangkat pulang, berhambus meninggalkan kediaman tae. Tae terbangun dengan suara piring di wastafle dapurnya, tae duduk sembari memijat pelipis alisnya. Wajahnya berantakan, kepalanya terasa pusing. Tae berdiri kearah dapur ingin mencari air mineral di dalam lemari kulkasnya. Dan terdiam sejenak melihat Hana berbalut baju masak sedang menyuci piring diwastafle nya.

"Oppa, sudah bangun? Kenapa tokoh utama yang langsung K.O gini sih", ujar Hana masih sibuk menyabuni piring.

"Belum pulang?", meraih ganggang pintu kulkasnya.

"Belum, selesai ini aku pulang kok!", tersenyum kearah tae.

"Yang lain??", membuka botol air mineral dan meminumnya.

"Sudah pulang, tinggal jin hyung, tadi dia beres-beres halaman, terakhir kali dia bilang kalau sudah selesai dia akan langsung pulang, katanya besok ada meeting penting",

"Lalu, kenapa tidak biarkan saja piringnya, kamu pulanglah", meletakkan lagi botol air mineralnya dan berjalan pergi meninggalkan dapur.

Tae masih berteguh dengan pendiriannya, ia ingin menjauhi Hana saja, ia memilih memendam rasanya, selagi ia bisa kenapa tidak. Dia lebih menghormati hungnya.

Tae berjalan ke halaman, benar saja, halamannya sudah tertata rapi, sudah tidak ada lagi meja maupun bangku, pemanggang BBQ nya pun sudah tidak ada. Mungkin seokjin sudah meletakkan pemanggang kedalam gudangnya dan langsung pulang.

Tae menggaruk-garuk rambut belakangnya, padahal sudah lama tidak ngumpul, tapi dia tidak menikmatinya sama sekali.

Tiba-tiba suara langkah kaki dibelakangnya mendekat,

"Tae oppa", Hana mendekati tae.

"Pulanglah, sudah malam", ujar tae memunggungi hana.

"Oppa tidak apa-apa? Apakah kepalanya masih sakit? Apakah aku buatkan sup menghilangkan pengar?", nada khawatir.

"Sudahlah, pulang saja!", balas tae sedikit membentak.

Hana masih tidak terima, kenapa tae masih juga membelakanginya. Hana langsung berjalan dan berdiri menghadapi tae.

"Oppa kenapa tiba-tiba begini ke aku?", suara berontak.

Tae seketika menatap wajah Hana, lalu membuang wajahnya.

"Pulanglah..",

"Oppa!! Dasar brengsek!!", memasang muka kesal.

"Apa!!",

"Gimana ya.. Kecewa aja aku berdebar-debar ga jelas, jadi maksud dari ciuman itu apa ha!! Brengsek!!", berbalik lalu meninggalkan tae.

Tae terkejut, tidak tahu ia akan mendapatkan respon begini, ia langsung berlari dan memeluk Hana dari belakang.

"Apa!!", hana terkejut.

"Sebentar..", tae masih kaget dan senang.

"Oppa..", suara jantungnya mungkin sudah tidak bisa ia sembunyikan lagi.

"Hmm.. Aku masih bingung dengan perasaanku, maaf", ujar tae masih memeluk hana dari belakang.

Pelukan mereka berlangsung lama, mereka tidak berbicara, tae masih senang, setidaknya yang ia pikir, benar juga yang dikatakan yoongi, masih ada kesempatan untuknya. Hana bisa mendengarkan suara nafas tae dibelakang telinganya.

"Hana-sshi",

"Hmm.. ya oppa..",

"Hana.. Jangan pulang.. Malam ni temanin aku".

*

*

*

*

*

*

*

(Hana in backhug)

(Tae tertidur di atas sofa)

*

*

*

*

*

*

Terus support ya gais.. jngan lupa di vote and coment