Chapter 5 - YOU SLEEP SO HAPPILY.

Embun memenuhi tanaman dihalaman rumah tae, serpihan cahaya menembus tirai jendelanya. Suasana sendu pagi ni terasa sangat damai, nyaman dan hangat. Hana memeluk erat punggung tae, sudah pasti tanpa dia sadari. Yang Hana rasa mungkin saat ini sudah seperti biasa setiap paginya, memeluk boneka beruang coklatnya. Tidak dengan tae, tae malah kaku dan tidak bisa tidur semalam. Setelah yang dia ingat-ingat, tadi malam Hana mengungkapkan perasaan berdebarnya kearah tae. Saking senang malah membuat bencana kedirinya sendiri.

Tae gugup, membuat jantungnya tidak berhenti berdebar.

Gila! Bisa-bisanya dia tidur disaaat seperti ini, seperti diremehkan saja! Aku juga cowok tau!! Hati tae tidak berhenti berteriak, jantungnya malah tidak bisa diam seketika Hana yang sudah tertidur malah makin ganas, memeluk erat punggungnya.

Sesekali tae ingin melepaskan dari dekapan Hana, tapi tetap saja gagal. Hana malah memeluknya lebih erat lagi. Tapi tae udah gerah kali, karena badannya sudah keram dalam posisi seperti itu semalaman. Dan akhirnya lolos dari dekapan Hana. Tae kini berbaring samping berhadapan dengan gadis tidur itu.

"Manis.. Seperti sleeping beauty saja", bisik tae sembari mengelus pipi Hana.

Hana masih dalam tidurnya, sesekali ia seperti mengunyah-ngunyah dalam mulutnya, atau kadang bergumam dan mengerutkan keningnya.

Tae menatap wajah tidur Hana, ia berdecak kagum melihat wanita yang ia kagumi saat ini berada diatas ranjangnya. Sesekali tae juga memainkan rambut hana, agar tidak menutupi wajah kecilnya.

Tiba-tiba Hana menggeliat dari tidur diamnya, dan memeluk kembali badan Tae. Sungguh kali ini debarannya terdengar memenuhi ruangan kamarnya.

"Bubu.. Sekarang kamu hidup", tiba-tiba Hana ngigau.

"A.. apa??", tae tidak mendengar jelas.

"Bubu juga hangat", menggosok-gosokkan pipinya di dada bidang tae.

"Ekhemm.. Hana-sshi..??", jantungnya kali ini bisa meledak!

"Bubu?? Kok kamu bau alcohol??",

"Ngomong-ngomong, bubu siapa sih?? Apakah dia orang yang sering kamu peluk tiap paginya??", tae beringas.

Hana terkejut jika otaknya berjalan dan membayangkan boneka beruang coklatnya berbicara. Tidak mungkin, boneka bisa berdebar memiliki jantung, hangat dan berbicara.

Hana buru-buru membuka matanya dan membelalakkan kearah 'sesuatu' yang ada didepannya.

"AAHHH!!! Kaget!!", setengah mendorong badan tae menjauh darinya. Dengan cepat sigap Hana duduk dari tidurnya.

Tae bangun dan duduk sembari meregangkan leher dan badannya. Lalu, ia menatap Hana dengan lekat.

Hana tertunduk malu, tidak percaya ternyata lebih beringas disaat tidur.

"Hana-sshi..", panggil tae mendekati wajahnya kewajah Hana.

"I.. Iyaa.. Oppa??", jawab Hana gugup.

Tae masih mendekatkan wajahnya kearah wajah gadis itu, tanpa ia sadari tae juga mendengar suara debaran jantung Hana. Gadis tetangga depan rumahnya hanya tertunduk malu.

"Hana..", kali ini tae mengusap bibir bawah Hana dengan ibu jarinya.

Kalini Hana tidak bisa menjawabnya, yang ia rasakan kali ini bukan debaran, wajahnyapun ikut memanas.

Tae malah kegirangan dengan reaksi Hana yang ia dapati, Tae pun menoleh dan memilih mendekati bibirnya di ujung daun telinga Hana.

"Hana..", suara bisik tae menimbulkan hembusan nafas ke daun telinga Hana.

Hana kali ini lebih dari sekedar gugup, otaknya berjalan keras, ia sadar beringasnya telah membangunkan Raja beringas dari tidurnya. Dia dalam masalah!

"Hana.. Bubu siapa??", tanya tae lalu menjauh dari Hana dengan ekspresi lucunya.

"Ehh??", Hana kalini bingung, pengalihan?? Apa??

"Iyaa.. Kamu asik memanggil bubu.. bubu.. dalam tidurmu",

"Ooh.. Oh.. Bubu.. itu.. diaa.. Eumm.. Oppa tau gak.. akuu", Hana kehabisan kata-kata dia salting dikerjain tae.

"Hahahaha.. Kamu grogi ya?? Itu hukuman!"

"Hu.. hukuman??",

"Iyaa.. Karena memelukku hingga tidak dapat membuatku tidur",

"Maaf oppa, kebiasaan tidurku memeluk boneka beruangku. Kalau oppa tidak percaya, oppa bisa melihat kamarku dan ada boneka beruang disi..." kata-kata Hana terhenti. Tae mengusap bawah bibirnya lagi.

"Jadi, aku boleh?? Kekamarmu??", mengusap jempol nya dibibir hana lalu mengecup ibu jarinya itu.

Hana blussing!! Wajahnya memerah, tindakan dan pertanyaan vulgar itu!! Wanita mana yang tidak luluh dan berdebar gila ketika menatapnya. Tae tidak main-main akan perasaanya. Jika ia sekali suka, ia akan mengbenarkan segala cara agar wanita itu juga menyukainya.

Hana masih tertegun dengan wajah Tae. Nafasnya masih naik turun karena debaran jantungnya belum juga ia kendalikan.

Tae melirik jam di dindingnya, lalu menatap Hana lagi.

"Ngomong-ngomong, kamu sudah terlambat kerja, Hana.. Kamu tidak berangkat kerja?",

Hana langsung menoleh kearah jam yang tae lihat lalu buru-buru berdiri dan membereskan rambutnya yang berantakan.

"Hati-hati dijalan yaa.. Aku ingin tidur, semalaman tidak tidur, karena seseorang", tae meluruskan kakinya dan menarik selimut.

"Maaf Oppa, aku berangkat dulu", Hana setengah membungkuk.

"Hana!!", tae memanggil dan menghentikan langkah Hana.

Tae menarik keatas kaus putihnya, dan terekspos lah tubuh bagian atasnya.

"Janji ya, mengajakku kekamarmu", ujar tae.

Hana sontak langsung membalikkan memandang kearah tae ingin komentar. Tapi matanya mendadak membulat ketika tae sudah bertelanjang dada diatas ranjangnya.

"Kalini, Bubu yang ini tidak bakal diam saja", ujar tae lagi memasang senyum diwajahnya.

Hana tidak bisa komentar lagi, pipinya sudah memerah. Ia buru-buru membungkukkan badannya lalu berlari meninggalkan tae.

Tidak lama terdengar suara pintu rumah tae terbuka lalu tertutup. Tae merebahkan badannya lalu menutupnya dengan selimut. Ia memainkan bibir dengan jarinya. Lalu tersenyum, menandakan ia berhasil balas dendam apa yang telah ia terima malam tadi. Tae menutup kedua matanya, dan menenggelamkan diri dari tidurnya.

***

Hana sudah berdiri standby di meja kasirnya, kali ini ia dapat sift menjaga kasir. Ia juga sudah di omelin seniornya karena dia datang setengah jam telat di jam kerjanya.

Ia sedang mencatat-catat kebuku penjualannya apa saja pesanan yang ia lewatkan dari pagi. Tiba-tiba pria menyodorkan kartu pembayaran kearah Tae.

"Selamat siang, pesanan dengan atas nama siapa?",

Hana melirik, ternyata itu seokjin.

"Hana-sshi.. Kamu tidak ada tadi pagi, apakah kamu telat masuk?", tanya jin khawatir.

"I.. Iya oppa.. aku ketiduran", sembari menggesekkan kartu milik seokjin.

"Kamu tidak apa-apa? Maaf aku malah meninggalkanmu tadi malam",

"Tidak apa-apa Oppa..", memberikan kartu tersebut kearah seokjin.

"Kalau tidak apa-apa. Bagaimana malam ni kita makan bareng??",

"Tapi aku kan pulang lambat",

"Tidak apa-apa.. Jam 9 kan? Kita masih bisa makan bareng ya kan??",

"I.. Iyaa sihh..", gadis itu tidak bisa menolak.

"Kalau gituu, jam 9.20 aku jemput ya, pelan-pelan aja oke??", seokjin semangat mode on.

"O.. Oke Oppa..", Hana tersenyum hangat.

Seokjin pun pergi meninggalkan Hana, kesempatan untuk mendekatkan diri ke Hana kali ini tidak bisa ia sia-siakan. Kali ini Hana akan makan malam berdua dengannya.

***

Tae sudah terjaga dari sore tadi, sekarang jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Tae masih bermain dengan notebook nya sembari mengintip kearah luar jendela kamarnya. Dari jam 9 malam dia begitu, tapi sosok Hana belum juga ia lihat dari jendelanya. Lampu rumahnya pun masih belum dinyalakan.

Tae mulai gelisah ketika waktu sudah setengah malam berlalu, tapi gadis itu tetap juga belum pulang. Tae menggapai pintu lemarinya dan mencari sweaternya, lalu memakaikan ke badannya yang kekar itu.

Tiba-tiba suara mobil dan lampu spion menyinari jalan yang ada didepan rumahnya. Tae tidak ingin mengira-ngira, ia langsung mendekati jendelanya dan membuka sedikit gorden abu-abunya.

Ternyata benar dugaannya, itu adalah suara mobil seokjin. Tae mengintip disebalik gorden jendelanya, terlihatlah pintu supir itu terbuka dan turun lah pria yang sangat tae kenali, Seokjin. Seokjin setengah berlari kearah pintu penumpang dan membukakan pintu mobilnya. Turunlah wanita yang ia tunggui dari tadi.

Hana keluar dari mobil seokjin dan berkali-kali membungkukkan badannya menandakan rasa terimakasihnya. Lalu terlihat seokjin melambaikan kearah Hana yang mulai memasuki rumahnya. Seokjin pun pergi dan meninggalkan perkarangan rumah Hana.

Tae geram, badannya lemas, ia menggumpalkan tinjunya. Lalu perlahan-lahan kembali kelemarinya. Amarahnya membuat kepalanya pusing, seluruh badannya melemah, mungkin jadwal tidurnya yang hari ni berantakan.

Tae membuka swaternya, amarahnya meledak, mengingat lagi, Hana menghabiskan waktu dengan pria lain selainnya, sampai tengah malam. Yang membuat marahnya lelaki itu adalah hyung yang sangat ia hargai. Tae membanting sweaternya kelantai, tiba-tiba kepala nya pusing dan pandangannya menghitam. Tae hilang keseimbangan badannya terjatuh dan terhempas kelantai.

Tanpa sadar, airmatanya jatuh, sakit.. dadanya terasa sakit.

*

*

*

*

*

*

*

*

***

*

*

*

*

Jangan lupa vote dan comennya.. terus support enchim yaa♡