Diusir

Belum sampai tujuh hari Ibunya Rana meninggalkan dunia ini, Rana yang selaku adalah anak kandung dari wanita bernama Mirna sedang di usir paksa dari rumahnya sendiri oleh Ayah tirinya dan saudara tiri perempuannya.

Brukk... tas berisi pakaian dan tubuh mungil gadis yg baru lulus dari sekolah menengah pertama jatuh terduduk di atas tanah depan pintu masuk rumahnya.

"Pergi kamu jauh-jauh dari rumah ini!!" teriak Pak Ramli yang notabene adalah ayah tirinya Rana.

"Kenapa aku harus pergi dari rumahku sendiri?" tanya Rana yang tidak terima di usir begitu saja dari rumahnya sendiri

"Haha" tawa meremehkan keluar begitu saja dari mulut ayah tirinya dan saudara perempuannya

"Eh... rumah ini itu sekarang milik bapakku!!!" ucap Siska yang diiringi dengan tawa merendahkan

"Kenapa bisa jadi miliknya Bapak?" Rana masih belum terima dengan kenyataan ini

"Karena ibumu yg keganjenan itu udah ngasih rumah ini ke Bapakku sebelum dia mati!!!" jelas Siska

"Aku ngga percaya! Mana mungkin Ibuku ngasih rumah ini ke Bapak"

"Kalo kamu ngga percaya, nih liat surat wasiat yang ditulis Ibumu dan lengkap dengan materai di atas tanda tangannya!" tunjuk Pak Ramli memperlihatkan selembar kertas yang sedari tadi berada di genggaman tangannya.

Rana segera merebut kertas itu dari tangan Pak Ramli dan membaca dengan teliti semua tulisan yang berada di kertas fotokopi itu yang memang tulisan ibunya sendiri.

Jderrrr... dirinya serasa disambar petir setelah selesai membaca surat wasiat itu.

Dengan penuh kekesalan Rana menyobek-nyobek kertas yang ada ditangannya menjadi beberapa bagian, tapi percuma saja karena itu hanya salinannya saja bukan surat wasiat yang asli.

"Sekarang kamu udah tau kan kalo rumah ini sudah jadi milik bapakku? Jadi pergi sekarang juga dari rumah kami!!!" usir Siska dengan suara judesnya yang menggelegar

Rana hanya bisa menangis karena tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan memilih untuk mengambil tas pakaiannya lalu berjalan pergi menjauh dari rumah yang sudah berbelas-belas tahun ditinggalinya bersama ibunya, percuma saja dia bersikeras untuk bertahan di rumah itu karena rumah itu sudah berpindah tangan menjadi milik ayah tirinya.

Rana berjalan tanpa tujuan karena dia tidak punya tempat untuk di tuju, karena dia memang sudah tidak mempunyai kerabat lagi, lebih tepatnya kerabatnya tidak mau mengakui keberadaan dirinya yang lahir tanpa seorang ayah dan sampai saat ini dia tidak tahu siapa ayah biologisnya.

Dari kejauhan ada seorang pemuda yang melihat Rana sedang berjalan sendirian sambil menenteng tas pakaiannya.

"Rana" ucap pemuda itu saat mengenali gadis yang dilihatnya memang benar orang yang di kenalnya atau lebih tepatnya adalah adik tirinya sendiri.

Dengan segera dia berjalan menyebrangi jalanan yang cukup lengang itu agar bisa sampai ke tempat dimana adik tirinya sedang berjalan dengan lesu.

"Rana!" teriaknya sambil berlari kecil saat dia sudah berhasil menyebrangi jalan raya.

Rana yang mendengar namanya disebut segera menoleh ke sumber suara, "Kak Ilham" ucap Rana saat melihat kakak tirinya sedang berlari kecil menghampirinya.

"Kamu mau kemana, Ra?" tanya Ilham yang saat ini sudah berada di hadapannya Rana

"Aku ngga tau mau kemana, Kak!" jawab Rana lirih

"Ayo pulang!" ajak Ilham

"Nggak, Kak! Aku sudah di usir oleh bapak" tolak Rana

"Huh" Ilham menghembuskan nafas kasar setelah mendengar ucapan Rana, Ilham benar-benar tidak menyangka bahwa Ayahnya bisa setega ini mengusir Rana.

"Dasar tua bangka ngga tau diuntung!!!" umpat Ilham yang kesal kepada bapaknya sendiri.

***

Cerita ini juga di unggah di aplikasi Mangatoon dan Noveltoon dengan judul yang sama dengan nama pena Samurai1414.

Dan diunggah juga di aplikasi wattpad dengan nama user @Eunji1414