Valen merasa tidurnya kalinya ini sangat nyenyak. Saat membuka mata secara perlahan Valen mulai mengerutkan keningnya, merasa bingung.
Saat Valen tersadar dengan cepat Valen mengubah posisinya dari posisi tertidur menjadi duduk.
Justin tersenyum ke arahnya. Wajah Valen memerah saat melihat sebelah tangannya di genggaman dengan kedua tangan Justin.
Pria itu terduduk di atas kursi, tempat di mana ia tertidur terakhir kali dengan menggenggam tangan Justin, namun saat terbangun bagaimana bisa posisi mereka tertukar seperti saat ini.
Valen menarik tangannya namun Justin malah semakin mengeratkan genggamannya sambil terus tersenyum.
“Bagaimana bisa aku tertidur di atas ranjang?” tanya Valen gugup.
“Bagaimana bisa aku membiarkanmu tidur dengan posisi duduk, aku mana mungkin tega,” ucap Justin dengan tulus.
Seketika Valen merasa jantungnya berdetak, dan rasanya ingin membuat Valen menangis.
“Lagi-lagi aku merepotkanmu,” ucap Valen merasa bersalah.