Angga tersenyum senang saat mendengar kabar gembira dari tangan kanannya. Angga mendengus lalu berkata dengan nada benci, “Dia saja yang tidak tahu sedang berurusan dengan siapa!”
Angga mendongakkan wajahnya. “Kau bisa pergi, aku ingin beristirahat,” ucap Angga sambil menyentuh sudut bibirnya yang koyak.
Tangan kanan Angga itu kembali bersuara. “Lalu bagaimana dengan nyonya Valen, tuan?”
Angga yang sempat memejamkan matanya sesaat kembali membuka matanya. “Biarkan saja dulu. Tunggu kondisiku kembali pulih.”
Angga menarik sudut bibirnya. “Aku harus punya tenaga untuk memberikan istriku itu pelajaran.”
Melihat reaksi Roy, tangan kanan Angga yang meringis membuat mood Angga menjadi kacau. “Kau keluarlah!” perintah Justin yang kembali memejamkan matanya.
Setelah pintu tertutup. Tatapan Angga lurus ke depan, di mana dinding-dinding langit terlihat lebih menarik. Senyuman jahat itu kembali tercetak di wajah tampan milik Angga.