Part 16 (Justin terluka)

Keesokan harinya Justin sudah rapi menggunakan setelan berwarna biru dongker dengan rambut di miringkan ke kanan dengan polesan minyak rambut.

“Pagi?” sapa Justin saat menduduki kursinya.

Laura dan Valen tersenyum. “Pagi,” sahut keduanya.

Justin menatap ke arah Valen. “Nanti jangan lupa minum susu,” ucap Justin dengan segala perhatiannya.

Valen tersenyum simpul sambil mengangguk. “iya, terima kasih sudah mengingatkan.”

Justin mengangguk. “Sudah aku katakan, apapun demimu,” balasnya tanpa malu.

Valen menghela napas pelan, Justin menyadarinya namun berpura-pura tidak mendengarnya.

“Devon akan berjaga di sini, dan oh iya Laura, aku sudah menambah lima puluh pengawal tambahan. Kejadian seperti kemarin aku pastikan tidak akan terjadi lagi,” beritahu Justin saat pisau di tangannya mulai mengiris daging.

“Baiklah. Kau sebaiknya hati-hati di jalan Justin,” ucap Laura cemas.

Justin terkekeh. “Tenang saja, aku Justin,” ucapnya dengan percaya diri.