Sore hari pun tiba, banyak anak anak sekolah khususnya anak SMA dan pegawai kantoran mulai meramaikan jalanan kota. Ada yang pergi makan malam dengan teman mereka dan tidak sedikit dari mereka langsung pulang karena lelah.
Park In Ho berjalan menuju rumahnya yang merupakan sebuah apartemen yang terletak di daerah pinggiran Seodong-gu. Apartemen itu kelihatannya saja besar namun isinya lumayan kecil. Di sana ia hanya tinggal berdua bersama Ibunya.
Setelah Ayahnya meninggal dunia, Ibunya menjadi tulang punggung keluarga. Mereka hidup dengan serba pas pasan. Jadi uang hasil bekerja paruh waktu bisa ia tabung untuk ia kuliahnya nanti.
Saat ia melewati playground apartemennya ia melihat seorang anak perempuan sedang bermain ayunan. Ia kenal dengan anak perempeuan itu. Han Yeon Joo. Gadis yang dapat meluluhkan hatinya dalam sekejap.
In Ho buru buru bersembunyi agar tidak ketahuan. Untuk sejenak ia amat terpukau melihat keindahan di depan matanya. Rambut sebahu milik gadis itu terbang ikut terbawa angin dan tawa ceria milik gadis itu terukir dibibir tipis milik gadis itu. Tanpa In Ho sadari ia berjalan mendekat dan ikut tersenyum melihat Yeon Joo.
Tanpa sadar, Yeon Joo menyadari kehadiran In Ho dan senyum ceria milik Yeon Joo pun seketika luntur. Begitu sadar In Ho langsung gelagapan.
"M-mianhae (Maafkan aku). Saat lewat tadi aku tidak sengaja melihatmu."
Yeon Joo hanya memandangi In Ho tanpa kata lalu pergi begitu saja. Saat ia akan pergi melewati In Ho,tangannya ditahan oleh In Ho. Dan tanpa kata pula ia menepis dengan kasar pegangan tangan In Ho lalu berjalan meninggalkan In Ho.
Yeon Joo berjalan menuju rumahnya yang letaknya cukup jauh dari playground tersebut. Saat ia tiba di depan rumah, ia melihat mobil Ayahnya yang terparkir di depan rumah. Seketika senyuman kembali menghiasi wajahnya. Cepat cepat Yeon Joo masuk kedalam rumahnya, ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Ayahnya.
Baginya Ayahnya adalah sosok pemimpin dan kepala rumah tangga yang murah hati, baik, dan sayang terhadap keluarga terutama pada dirinya. Saat membuka pintu Yeon Joo melihat Han Woo Tak, Ayahnya sedang membaca berkas perusahaan dengan sebuah kacamata yang bertengger di hidungnya.Melihat itu membuat Yeon Joo tersenyum simpul.
Sejak sahabatnya, Park Hae Young meninggal dunia, setiap ada waktu luang selalu digunakan Ayahnya untuk bekerja. Kata Ayahnya bekerja adalah sebuah kegiatan yang bisa menghasilkan sesuatu. Tetapi Yeon Joo paham alasan sebenarya, Ayahnya hanya berusaha mengalihkan pikirannya dari meninggalnya Hae Young ajeossi (paman).
"Yeon Joo kau sudah pulang, nak?"
"Ne(Ya)."
Yeon Joo menghampiri Ayahnya yang sedang membaca berkas perusahaan dengan fokus.
"Ayah sudah makan?"
Ayahnya terlalu fokus membaca berkas akhirnya Yeon Joo meninggalkan Ayahnya sendirian. Ia pun bergegas ke kamarnya untuk mengganti pakaian dan pergi ke ruang makan untuk makan malam.
***
Sinar matahari pagi masuk melewati celah celah tirai berwarna keemasan. Yeon Joo masih asyik dengan mimpinya dalam alam bawah sadaranya, dengan mulut yang sedikit terbuka dan berair.
Terdengar suara seseorang mengetuk pintu dari luar dan meminta Yeon Joo untuk segera bangun. Tapi tidak ada jawaban sama sekali dari Yeon Joo. Orang itu terus saja mengetuk pintu kamar Yeon Joo hingga akhirnya orang itu menyerah dan pergi dari depan pintu kamar.
Tidak beberapa lama kemudian, Ayahnya memasuki kamarnya. Ia menghela nafas begitu melihat putri kecilnya yang masih tertidur. 'Anak ini benar benar... Kalau sudah tidur pasti lupa dunia.' Ayahnya menghela nafas lelah lalu berjalan menuju ke tempat tidur Yeon Joo.
"Yeon Joo bangun. Apa kau tidak ke sekolah hari ini?"
Yeon Joo termasuk anak yang paling susah dibangunkan jika ia sudah tidur. Ayahnya mengelus rambutnya, "Setidaknya kau lihat jam. Sekarang sudah hampir 07.30 pagi."
Ketika mendengar itu ia pun langsung membuka kedua matanya melotot dan langsung berlarian kocar kacir menuju toilet. Melihat itu membuat Ayahnya tersenyum dan menggeleng perlahan melihat kelakuan putri bungsunya itu.
Setelah ia selesai mandi, ia langsung turun kebawah sambil mengikat rambutnya. Ayahnya yang sedng membaca koran di meja makan hanya bisa geleng kepala melihat kelakuan putri bungsunya makan. Sangat sama persis dengan kelakuan Kakaknya, Yoo Mi.
Di Australia, Yoo Mi tinggal seorang diri untuk membantu perusahaan Ayahnya. Ibunya yang bernama Kim Na Ri meninggal dibunuh oleh seseorang anak buah lawan bisnis Ayahnya karena keputusan yang diambil Ayahnya saat itu.
Meskipun bukan saudara kembar tapi kelakuan mereka sangatlah mirip. Perbedaan usia ke duanya 5 tahun. Saking miripnya baik dari sisi wajah maupun sifat, Woo Tak tidak dapat membedakan putrinya sendiri.
Karena ia dan Na Ri tidak bisa membedakan putri mereka sendiri, akhirnya istrinya memutuskan untuk mengecat rambut putri sulungnya dengan warna coklat. Jadilah Yoo Mi berambut berwarna coklat sementara Yeon Joo dibiarkan berwarna hitam.
Sebenarnya Woo Tak tidak tega memisahkan mereka, tapi siutas memaksanya melakukan ini.
"Appa (Ayah), aku berangkat dulu. Sampai nanti!"
"Hati hati, sayang."
Yeon Ju pun berlari keluar dan membanting pintu rumahnya sehingga mengeluarkan suara yang lumayan besar. 'Ck ck ck... Rasanya aku seperti mempunyai dua anak laki laki saja.' ujar Woo Tak sambil menggelengkan kepalanya lau menggangkat secangkir kopi miliknya dan menyeruputnya.
***
Sesampainya Yeon Joo di sekolahnya, ia buru buru menuju kelasnya yang terletak di lantai 3. Saat ia ingin menaiki tangga tali sepatunya lepas, ia pun segera mengikatnya dan pada saat ia berdiri ia mengingat kalau ia harus ke ruang guru untuk mengambil buku. Kemarin salah satu temannya meminta tolong padanya untuk mengambil buku saat ia datang besok pagi.
Saat ia berbalik, tepat di depan wajahnya ada wajah anak laki laki tepat di depan wajahnya. Ia sangat terkejut dan langsung mundur kebelakang. Karena terkejut ia malah tersandung kakinya sendiri dan kehilangan keseimbangan. Tapi anak laki laki itu dengan sigap menahan tubuh Yeon Joo agar tidak terjatuh.
Yeon Joo yang sudah memutup matanya heran saat ia tak merasakan sakit sedikit pun. Ia membuka matanya perlahan lahan betapa terkejutnya Yeon Joo saat ia menyadari bahwa ia berada dipelukan laki laki tadi.
"Ya, Han Yeon Joo perhatikan langkahmu."
'Apa ia mengenalku? Laki laki tampan seperti dia?'
"Apa kita saling mengenal?"
TUK.
Bukannya mendapatkan jawaban atas pertanyaannya, Yeon Joo malah mendapatkan sebuah sentilan di kepalanya. Ia memegangi bekas sentilan dari anak laki laki tampan itu. Ia berkata sambil berjalan mewati Yeon Joo berkata, "Aku ketua kelasmu bodoh.''
Yeon Joo terdiam beberapa saat karena kaget. Ia tidak percaya akan perkataan yang ia dengar barusan. 'Apa?! Aku memilikki ketua kelas yang tampan? Benarkah itu?' Untuk lebih memastikan ia tidak sedang bermimpi, ia mencoba untuk memukul dirinya sendiri. 'Akh appo (Sakit)... Jadi... Wah daebak (hebat) aku punya ketua kelas yang tampan. Beruntungnya aku.'
Menit selanjutnya ia teringat akan tugas yang diberikan oleh gurunyanya kemarin, ia pun berlari menuju kantor guru. Sesampainya di ruang guru, tepatnya dimeja Baek sonsengnim (Guru Baek) ia dibuat terkejut oleh banyaknya buku yang harus dibawanya. 'Wah... Ige.. jinjja (Ini.. benarkah)? Bayak sekali.'
Dengan sebuah tas yang masih bertengger di punggungnya, ia harus menganggkat buku yang sebegitu banyak. Tidak terbayangkan oleh Yeon Joo seperti apa rasanya membawa buku yang sangat banyak dan pastinya berat ke lantai 2, terlebih lagi ia harus menggunakan tangga.
Dengan berat hati Yeon Joo mengambil satu tumpukan buku, memumpuknya dengan yang lainnya kemudian mengkatnya. Tapi saat ia hendak keluar dari ruangan itu, ia malah bertabrakan degan seseorang yang hendak masuk hingga bukunya jatuh berceceran dilantai.
Dilihatnya orang tersebut yang ternyata Park In Ho teman sekelas dan satu bangkunya. Ia menghela nafas dan berjongkok untuk membereskan buku buku itu. Melihat Yeon Joo berjongkok membuat In Ho ikut berjongkok untuk membantu bidadari pujaan hatinya itu.
"Biarkan saja, kau pergi saja. Urus urusanmu sendiri."
Mendengar pekataan Yeon Joo yang mengusirnya tidak membuat In Ho menyerah dan berhenti. Ia malah semakin cepat menyusun buku buku itu. Melihat itu pun Yeon Joo hanya dapat menghela nafasnya lalu berdiri dan pergi dari sana.
In Ho yang melihat Yeon Joo pergi begitu saja tersenyum. Tapi senyumannya luntur ketika melihat buku buku yang harus dibawanya.
***
Saat In Ho kembali ke kelasnya, matanya langsung mencari Han Yeon Joo. Gadis yang telah membuat ia terpesona hanya dalam 5 menit. Tapi sangat disayangkan, ia sama sekali tidak menemukan Yeon Joo di sebelah tempat duduknya.
Seketika ia berpikir, 'Mungkinkah Yeon Joo salah masuk kelas?' Setelah In Ho menaruh buku yang ia bawa ke meja guru, ia segera kembali menuju ke tempat duduknya. Saat berjalan menuju tempat duduknya, In Ho melihat Yeon Joo sudah berpindah tempat duduk di belakang Kang Jae Han, si ketua kelas.
Sekedar informasi, hubungan In Ho dan Jae Han sangat renggang. Dulu ia dan Jae Han adalah sahabat dekat. Meski Jae Han terlihat cupu dan kutu buku, mereka sangatlah akrab. Sampai suatu hari Jae Han merubah penampilannya menjadi seperti In Ho.
Semua murid, terutama murid perempuan yang tadinya berada di sekeliling In Ho tiba tiba saja pergi mendekati Jae Han dan yang lebih menyakitkannya lagi, pacar In Ho diam diam menyukai Jae Han dan berpacaran dengan Jae Han tanpa sepengetahuan In Ho.
In Ho menggenggam kuat tangannya hingga kuku jarinya terlihat memutih. Ia sangat marah saat ini, tapi berusaha ia tahan demi menjaga reputasinya di sekolahan ini. Saat jam pelajaran In Ho terus saja melihat ke arah Yeon Joo dan Jae Han yang semakin akrab. Karena tidak tahan lagi melihat hal itu, In Ho berpura pura ke toilet untuk menenangkan diri.
"Yeon Joo, apakah kau tidak terlalu kejam dengan In Ho?" tanya So Hee yang melihat In Ho pergi dengan wajah yang masam.
"Memangnya kenapa?"
"Kau tidak lihat? Jelas jelas In Ho keluar karena marah."
Yeon Joo yang mendengar perkataan So Hee hanya tersenyum tipis kepada temannya itu.
Tidak lama kemudian bel pun berbunyi tanda berakhirnya pelajaran dan berganti ke pelajaran baru. Saat Jung sonsengnim (Guru Jung) belum memasuki kelas, In Ho masuk ke dalam kelas, menghampiri dan menyeret Jae Han keluar dari kelas. Semua orang di kelas itu melihatnya dengan bingung, termasuk Yeon Joo.
"Aku telah menduga, perselisihan akan terjadi diantara mereka." kata So Hee dengan santainya.
***