Laki-laki berkacamata ini tergesa-gesa berlari, ia seperti dikejar waktu , terlalu banyak yang harus dia selesaikan dengan tugas osisnya tadi .sampai-sampai ia lupa dengan jam pulangnya sendiri. Apalagi ketika ia diingat ada shafiyya disekolah ini. Ia lupa kalau gadis itu juga bersekolah disini.
Tiap waktu mereka biasa berangkat dan pulang bersama. Hal yang terus berkelanjutan. seolah tak terpisahkan.
Shafiyya pasti sudah lumutan menunggu didepan gerbang dan marah marah nggak jelas seperti biasa. Meledak-ledak seperti tabung gas yang bocor. Fairial pun sering menyindirnya jika sudah marah-marah seperti itu. mirip nenek lampir katanya.
Fairial berlari secepat mungkin mengeluarkan jenjang kakinya, mengguncang-guncang tas berisi laptop dan tumpukan buku. Ia mulai mendekat gerbang. n
Namun, sesuatu tak disangka membelakakkan matanya. baru saja ia mau mengatakan maaf, tapi gadis itu sudah keduluan tidak ada.
Ia pergi meninggalkannya
###
Motor bercorak merah hitam ini seakan melenggang menembus angin . kecepatannya tembus 80 keatas. Terlalu kencang angin yang menerjang mukaku sampai-sampai aku memilih untuk terus lihat ke bawah. kerudungku berkibar bagaikan ombak . aku seakan dibawa terbang oleh laki-laki ini.
‘’Pegangan yang kuat."
‘’Jangan kenceng-kenceng !”
Aku sering berteriak ketika ia makin meningkatkan kecepatan laju motornya. Kurasa ia benar-benar gila, ia pikir ini sirkuit balap apa hanya karna ini jalanan lurus. Bagaimana kalau ada anak-anak menyeberang? Atau orang tua. Mereka sudah pasti akan tertabrak
Meski berulang kali laki-laki itu menyuruhku untuk memegang pinggangnya tapi tetap saja, aku masih teguh memegang bagian besi motornya. Aku bersikeras tidak mau meskipun ia memaksa. atau meskipun itu juga berbahaya untuk diriku.
Didepan sana sudah menampak perempatan jalan ,aku tahu persis sehabis ini aku harus belok ke kanan. Dan nyatanya motor ini malah membawaku lurus terus sampai melewati perempatan. Aku kesal, padahal sudah tiga kali aku memperingatkannya.
‘’Kan aku udah bilang ,kekanan !’’
‘’Kita kesana sebentar ‘’
‘’Tujuan kamu sebenarnya mau apa sih ?!’’
Suasana hijau dan asri mengelilingi semua yang ada didepan mataku . pepohonan dan bunga-bunga banyak menyambut kedatangan kami .aku tahu aku sedang berada ditempat semacam taman, aku turun dari motor. Menunggu laki-laki itu melepas helm dan seenak udelnya menggandeng tanganku untuk duduk diatas kursi yang bertebaran disana.
‘’Kita ngapain kesini ?’’
‘’Refreshing ‘’ Matanya berbinar
Aku menahan tawa. Meski barusan sempat kesal.
‘’Apa yang kita refreshing in ?’’
‘’Gak ada salahnya kan ... untuk pertama kalinya lo diajak pulang sekolah ke tempat selain rumah ?’’
‘’Y,ya …’’ aku sibuk mencari jawaban yang tepat
Daren mengajakku duduk dan melupakan semua perdebatan itu . kami duduk berdampingan yah meski aku agak menjaga jarak dengannya. Entah kenapa perkataan ustadzah masih terus ada didalam otakku. Ah, lagi. Aku selalu dibuat bingung karna satu perkara itu. Apalagi ketika aku harus menghadapi tatapan penuh kesungguhan laki-laki didepanku ini.
‘’Ayo sekarang ceritain apa yang lo tau..’’
‘’Eh ? ‘’
‘’Ayo ‘’ Ia menyunggingkan senyum
Aku melengos tak mengerti. Meskipun aku tahu maksudnya, rasanya aku sedang diberi ujian oleh Allah dengan dihadirkannya laki-laki keras kepala ini ke dalam hidupku. Dan dengan segala keterpaksaan aku pun coba memulai semuanya . semua yang ada didalam otakku,mengenai cahaya itu.
Sepanjang waktu yang berselang, aku bukan hanya bercerita ,aku banyak mengajarnya mengaji dari iqra? Awal nya aku agak tertawa mendengarnya baru bisa iqra, bayangin aja diusia segede itu ia masih belum bisa ngaji? Kemana orang tuanya dulu ? dan lucunya daren bela-belain membawa iqra itu dari rumah.
Aku sering dibuat geli ketika mengajarkannya. Bahkan tak jarang aku suka cekikikan sampai guling-guling sendiri ketika mendengar bacaan daren yang salah total.mirip anak kecil yang diajarin emaknya. Entah apa karna dia yang belet atau yang ngajarinnya.
Hari-hari berlalu sesuai kehendakNya , aku semakin rutin menjadi guru ngaji playboy insap itu. Kami semakin dekat. Bahkan kedekatan kami sampai bisa terendus oleh kelima temanku termasuk fairial.
‘’Apa?! Ngapain kamu nginep dirumah daren ?’’
‘’Ayolah rial dia tuh pengen insap, aku cuma ngajarin dia ngaji …kalo ngandelin abis pulang sekolah doang mah waktunya cuman sedikit …’’
‘’Ya tapi kan nggak harus nginep …dia itu cowok….!’’
‘’Kayak kamu nggak pernah nginep aja dirumahku…’’
‘’Tapi beda shaf, lagipula kamu cewek sendiri’’
‘’Ini juga beda…. Dia nggak ada niat apa apa sama aku …Cuma pengen minta ajarin doang ‘’
‘’Ck……dia itu suka mainin cewek ! playboy ! nggak usah kamu ngarep ngarep bisa ngerubah dia…’’
‘’Rial ! kamu tuh nggak tau apa apa …. Aku yakin dia serius mau ngerubah semua jalan hidupnya.’’
‘’Kamu yang gak tau apa apa … aku yang lebih lama kenal dia dibanding kamu !’’
‘’Iya aku tau … tapi aku bisa ngebedain mana orang mau bener dan mana orang yang pura pura mau bener …’’
‘’halah terserah lah …’’
‘’aku udah besar rial …. Aku juga udah bisa jaga diri…gak selamanya aku bersandar disisi kamu …’’
Fairial melengos.
Capek. Semenjak saat itu fairial jadi lebih suka mendiamiku dan menyerahkanku kembali ke pemikiranku.
Maafkan aku rial…
###
''Baytu ... ini fathah , yang ini sukun dan yang ini dhomah'' Aku menunjuk kata-kata yang terpampang diwajah iqra.
Saat itu kami masih mengenakan seragam sekolah, kami sedang duduk diatas sofa dan dinaungi oleh kemegahan rumah yang tiada tara. Yah ,meskipun rumah elsa lebih besar sedikit dibanding ini.
Laki laki ini terlihat lebih ganteng dari biasanya . keningnya yang lebar tampak lebih indah kalau tersingkap tanpa satupun rambut. ia memakai kopiah . ia mirip seorang santri .tapi bedanya ia agak terlihat kaku. Ia selalu tegang tiap kali didepan mukanya ada buku bercover hitam ini.
Sesekali aku melengok ke segala sisi rumah ini. Serasa asing dan aku pun mulai mengawali obrolanku ditengah kemelut hati daren yang sedang membaca huruf-huruf yang katanya lebih susah dari huruf kanji . haha,mungkin karna ia belum terbiasa dengan huruf-huruf arab.
''Kamu tinggal sendiri ...? '' Tanyaku
Daren menghentikan bacaannya, mengangguk, dan membaca lagi. Ia begitu serius . bahkan tak jarang peluh didahinya mengalir deras ketika aku menyuruhnya membabat habis semua tulisan arab didepannya.
Berkali-kali aku menyabet tangan daren pakai lidi, sakit memang. itu adalah peraturan yang baru-baru ini dibuat oleh ku, kalau salah disabet. aku geli sendiri ketika laki-laki itu sering mengeluh kesakitan. Entah kenapa aku sangat suka bagian ini...
''Duhh lu dendam kali ya."
''Hahaha cepetan baca lagi ''
###
"Lihatkan ? aku baik baik aja '' Aku menunjuk diri pada fairial .
''Tahulah '' Fairial tak perduli.
Kelihatannya Laki-laki itu sudah sangat bosan berdebat denganku , ia hanya diam ketika aku mulai menunjukkan kebenaran diri yang tak dibuat apa apa oleh daren.
Tapi kurasa.... Diam-diam fairial mengkhawatirkanku ....
Mengkhawatirkanku ...?
###
''Eh, bro. Elsa Ibaratnya gitar spanyol ...set..set...set'' Lelaki ini menurunkan tangannya seperti lekukan gitar. Dia Daren terbahak mengawali pembicaraannya.
''Mhahahaha tapi kalo dibandingin sama si betty bro '' Sambil cekikikan laki-laki ini membentuk dua tangannya turun lurus dan bulat seperti bola. Keempat laki-laki ggs (gila gila somplak) ini pun tertawa sambil mengunyah kacang.
Mereka tertawa dan saling melempar kulit kacang.
''Pacar lo itu hahaha''
Hampir-hampir gelegak tawa mereka lah yang paling besar saat itu ,ibu kantin yang mendengarnya geleng-geleng kepala.
Tapi diantara kegilaan itu, ada satu orang yang terus menyendiri didalam kegelapan malam. Ia termenung seraya mengasingkan diri dengan gemerlap suasana hatinya.
Fairial.
Seolah ia tak akan merasakan suasana saat itu, ia punya dunia tersendiri. Dunia malam yang sampai kapanpun tak akan bisa dijamah oleh orang.
Sang kapten basket dan ketua osis yang setiap hari selalu sibuk dengan rutinitasnya. Terlalu lama tangannya mengaduk teh botol itu dengan sedotan. Suasana hatinya muram sekali.
Juga dia itu, daren. Terlalu banyak omong kosong, tawanya terdengar menyebalkan terlalu lama disini membuatnya makin empet.
Dia pergi.
''Rial lu mau kemana ?'' kata daren.
''Jamban''
''Buset dah pagi pagi ''
''Haha kejar setoran lu ? ''