Lagi , aku menginap dirumah beratapkan kemewahan ini. Aku yakin semua yang dilakukan olehku ini adalah benar, demi kebaikan dan solidaritas persahabatan. Apapun akan aku lakukan selama itu nilainya baik dan membantu, apalagi dalam hal agama.
Ya, tapi ngomong-ngomong tentang persahabatan. Aku sudah menganggapnya setara dengan seorang sahabat. Ini aneh dan kenapa aku menganggapnya seperti itu ? begini...dia itu terlalu baik untuk tidak dikatakan sahabat tahu.....karna apa ?
Dibanding fairial laki-laki ini lebih enak diajak curhat dibanding cowok dingin dari kutub selatan itu. Ia adalah pendengar yang baik.
Dia bahkan selalu membelaku dibanding fairial yang suka berbicara ketus Dan berlagak paling benar. Dia bahkan selalu tertawa cekikikan ketika aku menceritakan masa-masa kecilku bersama fairial . terlalu konyol, bagi seorang fairial yang selama ini ia anggap teman yang
M-i-s-t-e-r-i-u-s
Memang benar. Fairial sangat ahli dalam memendam perasaan. Tapi menurutku ia bukanlah seorang yang pendiam secara keseluruhan. Buktinya laki-laki itu sangatlah aktif ketika disekolah. Dia ikut semua kegiatan didalam nya, mulai dari osis, basket, karate, band dan masih banyak lagi. Cuman orangnya saja yang gak pernah perdulian.
Ya...Sama hidup orang.
Jauh berbeda ketika ia sedang berada disamping ku, ibu dan kak risky, ia terlihat lebih banyak berbicara. Kurasa ia begitu dengan orang yang sangat dikenalnya saja. Sama halnya denganku.
Tak terasa siang sudah berganti malam. Begitu cepat terasa perubahan waktu bergulir . jam delapan malam aku sudah membaringkan tubuhku diatas kasur itu. Empuk dan luas.
Ternyata ini masih dirumah daren. Aku menginap disini. Kamar ini juga sangat bersih dan wangi, sampai-sampai ini semua menghipnotis diriku untuk tidak menolak tiduran di atas hamparan kasur. Melepas lelah dan terpejam.
Tiba tiba decit suara pintu langsung menghentakkan seluruh persendian tubuhku. Pintunya terbuka oleh seseorang. Aku bangkit. Ternyata ada sosok misterius disana . dan perlahan familiar ketika mataku sekejap disapu. Itu..
''Daren ?''
Laki-laki ini hanya tersenyum.
''Kenapa nggak tidur aja shaf?''
''Eh? ... kamu ngapain ?''
Dia menghampiriku, langkah demi langkah, dengan tubuh pintu yang sudah ditutup.
Kulihat ada yang berbeda dari pancaran matanya kali ini. Beda dengan yang tadi ... yang kemarin dan yang kemarin saat kita pertama kali bertemu
Ia tersenyum, penuh gairah. Aku tak cukup paham apa maksudnya. Ini hampir tengah malam .mengapa ia tidak tidur. bahkan aku mulai berpikir yang aneh aneh tentangnya ...masalahnya dirumah ini dan diruangan ini cuma ada kita berdua! ia semakin mendekatiku. Bahkan sampai ke kasur.
Aku mundur ''M-mau apa kamu ?''
''Apa kamu tahu sunnah rasul ?''
Aku berpikir cepat. Ia semakin menakutkan ''Sunnah rasul hanya berlaku untuk orang yang sudah terikat suami istri, selain itu namanya zina !"
''Gue tidak perduli ..''
''Kamu gila daren! ''
Aku terus menyeret tubuh lemah ini ke bagian ujung kasur .aku gemetar.aku berusaha menghindari senyuman itu .dan melepas tangan yang dipegang kencang memegang tanganku. tubuh yang semakin dekat itu . laki-laki itu tak terasa sudah ada satu senti didepanku.
Ia memegang bagian sisi kerudungku .lembut .dan penuh ambisi ia menciumnya. aku tahu maksud dari ini semua.
Apakah ini semua hanya permainannya?!Aku ingin pergi !
Dan pintu disana pasti sudah dikunci
''kamu itu cantik shafiyya '' Matanya bersinar-sinar .
Aku memejam ketakutan . Semua penafsiranku salah
Dua tiga detik laki-laki ini bersiap akan mencium bibirku, aku yang mengetahui hal itu lantas panik ketika membuka pejaman mata. Aku tak tahu ia akan seperti ini .bibirnya terus melaju .padahal kemarin aku sangat yakin dengan perubahannya . ya Allah apa aku salah ?
Cepat aku mendorong kuat-kuat tubuh itu sampai ia menjengkang ke lantai . aku lari sekencang mungkin menuju pintu. Aku berteriak. " tolong ! bukain tolong !''
dibelakangku seperti ada monster
Rial kamu benar ...
Berkali kali aku tabrakkan tubuhku kea rah pintu .lagi-dan lagi coba mendobraknya. Memukulnya . dan mengguncangnya lagi sampai -sampai tanganku sendiri kepanasan. Tubuhku kesakitan. Aku mengerang. ''buka tolong !! buka ! buka !!''
Aku langsung menangis, was-was dan putus asa. Aku terlalu ketakutan. Langkah kakinya semakin mendekat.
Aku takut ya Allah ...
''Ibu ...ayah ...kak rizky .... Tolong aku''
Saat itu ,aku kembali teringat perkataan ustadzah illa beberapa waktu lalu ... Ini bukan masalah baik buruk nya pada saat penglihatan pertama. Kalau sudah terlanjur seperti ini? ketika semua yang ditakuti itu sudah muncul didepan mata . apa yang bisa dihindari ? ibaratnya seperti kedatangan malaikat izroil didepan mata. Apa yang bisa kamu hindari? Datangnya bahkan tak ada yang tahu.
"Mungkin iya ada banyak hal yang kelihatannya indah sekali diluar ..tapi nyatanya ketika disentuh ia berduri . wanita dalam islam itu penjagaannya super banget lho ... dibentengi segala macem ... karna itu bukti kasih sayang Allah kepada kita. Dia maha mengetahui"
Allah sudah pernah mengingatkanku lewat ustadzah illa. Lewat fairial . Saat itu .kereta itu sudah pernah mengingatkanku dengan sirinenya. Sirinenya adalah mereka. Allah sayang padaku. Dia selalu mengingatkanku. tapi apa aku perduli...aku tidak perduli. Aku tidak perduli dengan semua peraturan yang dibuatNya.
Aku terlalu ingin menciptakan ruang dan aturan sendiri yang menurutku itu paling benar dan aku bisa kembali bersenang-senang dengan mereka. Dengan dunia. Aku sadar aku tak terima dengan peraturanNya. aku dzalim terhadap diriku, yang aku mengira kalau aku bisa selamat dengan hanya berpenampilan layaknya islam. Aku akan selamat.
Hanya penampilan. Bukan secara syar'I ...maupun kaafah ... aku masih belum paham tentang agama ini .bahkan aku tak menjalani ini dengan hati.
Kalau aku tidak meremehkan peraturanNya pasti jadinya gak akan begini ....
Tanganku mengepal dan ku benturkan sekali lagi. Aku menyesal.
''Tolong .... '' lemah .aku mulai menjatuhkan diriku kelantai. Dengan keringat dan air mata yang mengguyur wajah dan kerudung putihku.
Daren menghenti dari niatnya mendekatiku. Ada hal lain yang kini menjadikan seringaian diwajahnya memudar. Ia memandangi punggungku datar tepat dibelakang. aku sudah cukup kacau dimatanya. Ia tersenyum berhasil
''Itu nggak dikunci ...lo bisa ngebukanya ''
Isakanku langsung menghenti.
Laki-laki ini seakan mempersilakanku keluar. Dan kukira aku cukup bodoh ketika sadar pintu itu bisa dibuka.
Aku langsung menghambur keluar kamar, mengambil segala tas, buku, sepatu dan tubuhku keluar dari rumah itu. Merasakan tiap tiap hembusan udara dari arah luar yang melegakan dibanding tadi.
Air mataku semakin berjatuhan , aku menangis sedang kakiku masih belum sempat dipakaikan sepatu, aku sudah berlari cukup jauh melewati bebatuan dijalan rusak itu tanpa alas kaki.
Aku terus berlari.
Aku ingin pulang ....
Ternyata Allah menyelamatkanku lagi ...