Kibum menatap putranya yang pagi ini terlihatlebih ceria dari hari-hari sebelumnya. Wajah cantik yang biasanya terlihat pucat itu kini selalu dihinggapi oleh rona merah yang membuat penampilannyaterlihat sangat manis untuk dipandang. Jaejoong juga terlihat lebih sehat akhir-akhir ini dan ia penasaran apa yang membuat putranya ini berubah drastis.
"Apa ada sesuatu yang tidak umma ketahui disini, sayang?" tanya Kibum dengan wajah penasaran, melirik putranya yang terkekeh kecil, "Lihatlah wajahmuitu, heum. Kau seperti orang yang sedang jatuh cinta."
"Apa terlihat sekali?" tanya Jaejoong dengan kedua tangan yang menangkup pipinya yang terasa hangat. Jika mengingat tentang kekasih barunya itu, memang Jaejoong akan reflex tersenyum tanpa henti—apalagi ketika ia mengingat ciuman pertamanya dengan pria itu, dimana Yunhomencium keningnya dengan lembut, "Aihh..memalukan!" gumamnya lirih.
"Jaejoongie, kau belum menjawab pertanyaan umma sayang. Bagaimana, bisa kau beritahu umma apa yang membuatmu menjadi orang yang paling bahagia akhir-akhir ini?" sahut Kibum dengan bibir merah yang merengut, menatap putranya yang tampak bahagia saat ini, "Apa sekarang kau sedang bermain rahasia?"
Jaejoong mendekati ibunya, duduk disamping wanitaitu yang menghadap pada televisi yang menempel di dinding rumah, "Aku punya kekasih baru, umma. Hehehe.." bisiknya lirih.
Kibum mengernyitkan dahinya ketika melihat putra kesayangannya terkikik lucu, "Kau punya kekasih, kenapa umma tidak tahu?"
"Tentu saja, kami baru saja menjadi sepasang kekasih dan umma terlalu sibuk dengan appa. Jadi, bagaimana bisa aku memberitahumu." Jaejoong memutar bola matanya malas ketikamengingat bagaimana akhir-akhir ini ibunya selalu lengket dengan sang ayah. Wanita itu bahkan selalu mengikuti langkah sang ayah saat berada dirumah, "Umma.. kenapa kau sekarang bertambah genit ,eoh?"
"Yah!" desis Kibum dengan rona merah diwajahnya. Malu ia rasakan ketika putranya menggodanya dengan nada jahil, "Siapa orang yang beruntung mendapatkan hati putra kesayangan umma ini, huh?"
"Kenapa umma bertanya, jika umma sudah mengenal orang itu. Jadi aku tidak perlu memberitahumu." Jaejoong berdiri dari duduknya dan beranjak meninggalkan sang ibu yang terdiam, "Tapi, aku akan mengenalkannya secara resmi pada appa dan umma dalam beberapa hari kedepan. Jadi, umma tunggu saja, hehe.."
Kibum menatap punggung putranya yang menjauh dari ruang tengah dimana dirinya berada. Otaknya berfikir cepat dan mengambil sebuah kesimpulan jika orang yang dimaksud Jaejoong adalah Jung Yunho—dokter pribadi putranya.
Ia harus berbicara dengan pria itu secepatnya, karena ia tidak ingin pria itu hanya memberikan harapan palsu pada Jaejoong. Iaharus segera memastikan apa yang sebenarnya diinginkan pria yang berprofesi sebagai dokteritu.
Putranya itu sudah terlalu menderita dengan penyakit yang ia derita, dan Kibum tidak ingin menambah bebanputranya. Namun, jika dengan bersama Yunho bisa membuat putranya bahagia dan sehat. Kibum akan membuat Yunho tetap bersama putranya bagaimanapun caranya, walau ia harus mengorbankan kebahagiaan pria itu.
"Semoga kau selalu bahagia, nak!"
***
Seunghyun menatap Siwon yang duduk dimeja kerjanya, pria paruh baya itu sibuk dengan beberapa berkas dihadapannya hingga mengabaikan keberadaan pria tampan itu sejak beberapa menit yang lalu. Namun, Seunghyun tidak pernah mengeluh karena ia adalah orang yang membutuhkan waktu Siwon untuk berbicara mengenai putranya, Jaejoong.
"Jadi, ada perlu apa denganku tuan Choi?" Siwon mendudukkan dirinya didepan Seunghyun, menatap lekatpria berparas tampan itu—yang akhir-akhirini cukup sering menanyakan keberadaan sang putra dan bagaimana keadaan Jaejoong. "Apa ini tentang putraku?"
Seunghyun tersenyum tipis dan mengangguki ucapan Siwon. Ia memang datang menemui pengusaha Kim ini untuk membicarakan tentang Jaejoong, "Aku hanya ingin meminta ijinmu untuk membawa Jaejoong berlibur."
"Berlibur?" tanya Siwon dengan sebelah alis naik dengan penasaran, "Kemana kau akan membawa putra kesayanganku, tuan Choi?"
"Jeju, aku ingin membawa Jaejoong kepulau Jeju. Karena kupikir tempat itu akan bagus untuknya." Seunghyun menatap pria didepannya dengan lamat, berharap akan diberiijin untuk membawa lelaki cantik yang telah mencuri hatinya itu, "Hanya beberapa hari."
"Yang menjadi masalah bukan beberapa hari tuan Choi. Tapi, apakah Jaejoongie mau dengan ajakan berliburmu. Karena kami tidak ingin dan tidakakan pernah memaksakan kehendak kami pada Jaejoong. Kau pasti mengertihalitu denganbaik, kan?" sahut Siwon santai, menyenderkan tubuhnya pada sandaran sofa, "Dan lagi, sepertinya hubungan putraku dengan Jung Yunho berjalan dengan baik. Aku khawatir kau hanya akan menerima penolakan darinya."
Seunghyun tertegun, ia mengerjabkan kedua mata tajamnya dan berfikir jika mungkin ia tidak lagi memiliki kesempatan untuk mengambil hati lelaki cantik itu. Namun, bagian hatinya yang lain memerintahnya untuk tetap maju. "Tidak masalah, karena aku ingin mencobanya. Apapun hasilnya, aku tidak akan pernah kecewa. Setidaknya aku sudah mencoba untuk mencuri hati putramu tuan Kim."
Siwon tertawa kecil, ia tidak berharap kesayangannya itu akan mampu membuat dua orang pria dewasa memperebutkan dirinya. Ah.. sepertinya ia tidak perlu khawatir lagi tentang asmara putranyaitu.
"Selamat berjuang Seunghyun shi, kuharap kau akan menerima hasil yang kau inginkan. Dan maaf, aku maupun isteriku tidak mampu membantu karena kami tidak pernah ingin memaksa putra kami atas pilihan kami."
"Aku mengerti, tuan Kim. Terimakasih atas ijin yang kau berikan untuk mendekati putramu. Aku tahu bagaimana kau protective pada Jaejoong."
sahut Seunghyun dengan tawa lirih,.
***
Jaejoong memeprhatikan setiap langkah kaki yang melewati dirinya—dimana ia duduk menunggu sosok Yunho diruang tunggu rumah sakit, karena pria tampan itu masih bertugas, Jaejoong tidak memaksa pria itu untuk segera menemuinya.
"Bukankah kau Kim Jaejoong?"
Jaejoong mendongak, menatap sosok pria asing yang tidak pernah ditemuinya—tapi mengetahui namanya, "Nuguseo?"
Yoochuh tersenyum tipis, mendudukkan dirinya disamping Jaejoong yang terlihat bingung, "Aku Park Yoochun, teman dekat Yunho. Apa kau kesinimencarinya?"
"Ah..annyeonghaseyo dokter Park, aku Kim Jaejoong. Senang bertemu denganmu." Ujar Jaejoong dengan senyum tipis, "Aku memang kesini untuk menemui Yunho hyung."
"Kenapa tidak langsung keruang kerjanya?" tanya Yoochun, melirik sosok lelaki yang duduk disampingnya dengan tenang. Ia bisa melihat tubuh itu terlihat kurus dan ringkih—mungkin karena penyakit yang dideritanya, yang sedikit unik dan jarang ditemui, "Apa kau baik-baik saja. Ku dengar keadaanmu baru-baru ini menurun."
Jaejoong mengerjabkan kedua mata bulatnya dan tersenyum manis, "Aku baik-baik saja dokter Park, dan lagi aku hanya ingin menemuinya sebentar saja."
"Jangan terlalu formal, panggil saja Yoochun hyung." Sahut Yoochun dengan tawa kecil hingga keduanya menjadi sorotan beberapa pengunjung dan juga para perawat, tak lupa beberapa dokter yang tidak sengaja lewat didepan mereka.
"Oppa! Kenapa kau ada disini, beberapa waktu lagi ada rapat, bodoh!"
Jaejoong mengerjabkan kedua matanya lagi ketika melihat satu sosok gadis cantik yang berjalan kearahnya dan Yoochun, memakai jas putih khas seorang dokter.
"Hahaha..aku hanya pergi sebentar, kenapa kau rebut sekali." seru Yoochun dengan tawa yang semakin melengking tinggi, "Dimana yang lain?"
Yoona melirik sosok lelaki yang duduk disamping Yoochun, "Nuguseo?"
"Ahh..itu.." Jaejoong ingin menjawab pertanyaan gadis itu namun, suara yang familiar membuatnya menoleh, "Hyung!"
"Jaejoongie, kau disini rupanya? Maaf, apa kau lama menungguku?"
to be continued..