Betapa terkejut nya rivan melihat ke empat wanita tersebut ditambah balutan hijab nya. Tapi aneh nya rivan gk melihat sang pujaan hatinya
"Nah ini mereka, yang baru datang dengan watados, yang membuat badan kita kepanasan karena setengah jam menunggu"sindir rivan saat mereka tiba
"Piwarang siapa nunggu?"ketus sakinah padanya
Yusuf dan siska seperti biasa mengobrol bercanda seperti kekasih yang sudah lama tak jumpa
"Mmm sakinah nayya kok gak ikut? Apa jangan jangan gak di ajak ya?"tanya rivan yang masih ragu ragu
"Walah si kang rivan nanya nanyain teh nayya engg"spontan hasna mendengar ucapan rivan
"Nn sih kapan biasanya juga sama kalian"jawab malu rivan
"Si nayya mah gak suka ikut yang kek ginian, dia mah suka nya langsung ta'aruf ajah. Kita suka bilang gini nay ikut gak? Pasti dia bakal jawab panjanggggg bangett"jawab sakinah
"Mmm gitu"cemberut rivan
Asalnya rivan kesini tu pengen ketemu nayya, ehh nayya nya malah gak ikut
Satu jam dua jam sudah mereka di balai pondok, kini mereka pergi ke kobong masing masing
Karena jam 10 nanti rivan dan teman temannya ada jadwal mengaji jadi mereka harus bersiap siap
******
"Khotamallah hualaa quluu bihim wa'alaasam'ihim wa'alaa abshorihim ghisyawatuwalahum 'azaa bunaliim"....
Seperti biasa di hari jumat pagi para santri, selalu bertiwalah al quran bersama. Dan yang pasti dipimpin oleh Nayya. Dia bukan hanya memimpin tapi membimbing serta mengetes hafalan para santri lainnya.
Ya seperti seorang pemuda bukannya fokus bertadarus malah menikmati suara nayya dengan senyum senyum sendiri
Ya, dia pemuda bernama rivan. Dengan khidmat ayat perayat yang dilantunkan oleh nayya.
Sekitar 25 menit nayya melantunkan al quran kini nayya menyuruh para santri untuk menyetorkan hafalan nya di bantu oleh ustadz dan ustadzah
nama demi nama, nayya panggilkan. kini giliran rivan yang di panggil
"Rivannn"panggil nayya dengan kalemnya
Sekarang rivan menghadap nayya. Gak biasanya hati rivan seperti. Tangannya sudah panas dingin, keringatnya sudah bercucuran ,wajah nya pucat seperti orang yang mati.
"Kok rivan panas dingin sihh. Gak biasanya gini, kemaren ketemu nayya juga biasa aja gak selebay ini. Apa rivan suka sama nayya? Ahh gak mungkin"tutur rivan dalam hatinya
"A rivan kamu sakit?"tanya nayya yang membuyarkan lamunan rivan
Rivan yang mendengar ucapan nayya langsung terkejut. Orang yang melihat keadaan rivan sekarang ini pasti tertawa terbahak bahak. Ini nayya nahan tawanya. Karna nayya takut rivan sakit nanti tambah sakit dan ya tidak sopan karena dia putra pesantren ini
"Mmm..enggak kok.. rivan Hente sa-kit"ucap rivan gugup
"Kalo sakit gapapa kok gak perlu setor dulu"tawar nayya pada rivan
"Nggak neng!!! Rivan gak sakit " ucap rivan meyakinkan
"Ohh iya kalo gitu silahkan dimulai setoran nya"ucap nayya mengalah
Rivan mengangguk lalu memulai membaca bismillah dan membaca setoran al quran, ya dengan sedikit gemetaran. Nayya melihat prilaku rivan yang aneh hanya acuh tak acuh
Rivan menyudahkan hafalan Nya dengan shodaqallah hul'adzim
Kini rivan lega karena sudah menjauh dari nayya
Hufftt.... rivan mengeluarkan nafas nya dengan kasar. Kini suhu tubuhnya sudah membaik tak seburuk tadi ketika berhadapan dengan nayya
"A Rivann..."panggil seseorang di belakang
Seketika rivan suhu rivanlangsung seperti waktu berhadapan dengan nayya. Ya yang memanggil rivan adalah Nayya.
"A Rivan yehh"ucap nayya yang sambil mengibaskan tangannya di depan rivan
Rivan yang melihat pandangan lurus berhadapan dan melihat nayya. Rivan enggan melepas pandangan yang indah itu.
"A rivan!!"nayya sekali lagi memanggil rivan
"Eh iya astagfirullah" rivan mengedipkan matanya, menyadarkan diri sendiri
Nayya memastikan keadaan rivan karena dari tadi waktu menyetor hafalan nya panas dingin dan keringatnya bercucuran. Takutnya nanti di jalan pingsan.
"Kamu, kenapa sakit a?"tanya nayya
"Enggak eyy, rivan nggak sakit kalo sakit pasti gak setor hafalan. Mending nyantuy di kamar sambil maen ML"cerocos rivan menutupi kegugupannya
"Oh maaf kirain saya antum sakit, soalnya wajah antum pucat, dan juga antum pas setor hafalan gemetar"ucap nayya datar dan langsung pergi dari hadapan rivan
"Ustadzah ustadzah main menyelonong ajah Assalamualaikum kek"ucap rivan tetapi masih terdengar oleh nayya
"Waalaikumsalam"ucap nayya dan rivan hanya melongo
________________________
Sore hari tiba, Nayya beserta pengurus lainnya telah siap untuk mengajar. Hari ini hari Jum'at biasanya, setiap hari Jum'at guru dan murid akan ada kajian sesi tanya jawab sajah.
Pesantren Miftahul Huda ini, memberikan kebebasan kepada guru dan murid nya untuk selalu tanya jawab. Agar lebih dalam berkomunikasi dengan guru, karena itu diadakan lah setiap minggu sekali sesi tanya jawab ini.
Seperti saat ini, kelas Nayya sekarang sudah ricuh dengan pertanyaan pertanyaannya, rata rata tentang curhatan hati mereka dan ada pula tentang mengenai agama.
Para santri duduk di lantai dengan antusias mendengarkan jawaban dari Nayya. Walau disini banyak yang memandang karena kecantikan dan suara nya. Namun, Nayya hanya tidak peka terhadap nya, maka dari itu ia menjawab nya acuh dn tak acuh dengan menjawab pertanyaan pertanyaan mereka.
"Ustadzah.." seorang pemuda dari pojokan mengangkat tangan nya, untuk bertanya.
"Iya Rivan silahkan" Nayya mempersilahkan pemuda berkoko putih itu untuk bertanya.
"Ustadzah gimana sih caranya buat move on? Terus biar kita bisa dapat pengganti yang lebih baik dari sebelumnya?" Tanya pemuda yang bernama Rivan itu.
Nayya mengangguk bahwa mengerti pertanyaan Rivan .
Tak perlu lama mereka menunggu, Nayya menjawab pertanyaan dari Rivan .
"Saya dulu pernah diberitahu oleh guru saya , baca sajah do'a dari ummu salamah, do'a itu sangat terkenal di zamannya, yang berbunyi.."ucapnya terpotong, membuat semua santri yang ada di kelas itu penasaran. Mungkin sebagian dari mereka adalah orang yang gagal move on.
"apa ustadzah do'anya"potong Rivan dan langsung di sembur oleh para santri yang sudah penasaran.
Dan Nayya hanya tersenyum lebar manis melihat tingkah para muridnya itu.
"Do'anya Allahumma aajirnii fii musibaatii wahluflii Khairan minhaa.
Yang artinya, ya Allah beri saya pahala dalam musibah ini, dan beri saya ganti yang lebih baik darinya".
Sebenarnya do'a yang disebutkan oleh Nayya itu adalah do'a terkena musibah. Nayya mengibaratkan kehilangan itu suatu musibah, dan cara menenangkannya adalah dengan menyebut do'a tersebut. Begitupun dengan hati yang sedang patah.
Para santri langsung terburu buru untuk mencatat do'a tersebut. Mungkin mereka butuh bila suatu hari nanti mereka terkena musibah, dan atau saat mereka kehilangan seseorang yang mereka cintai.
"Itu do'a move on benget tuhh. Baca sajah do'a itu ketika ada masalah biar bisa move on. Dan yakinlah bahwa Allah pasti akan mengganti nya dengan yang lebih baik. Pasti! 100% tanpa keraguan. Pasti Allah akan menggantinya bila kita meminta do'a nya dengan ikhlas dan tulus karena Allah subhanahu wa ta'ala". Ucapnya membuat para santri manggut manggut mengerti.
"Takdir mu tak akan pernah menjadi milik orang lain, walaupun banyak jalan perempatan"