Goblin itu membawa 2 pisau merah.
Kami berempat mundur perlahan, tapi dibatasi oleh dinding.
"Lawan goblin, atau lawan zombie?" Ucap Ira.
"Kalau zombie kebanyakan, kita coba ini saja"
Aku dan Harto mengambil kursi.
Goblin itu kemudian melompat ke arah Sika, aku dan Harto reflek menggerakkan kursi itu seperti bermain bulu tangkis dan goblin itu terkena ayunan kursi kami.
Goblin itu menghilang dan meninggalkan 2 pisau nya.
"Gitu doang?" Ucap Sika.
"Kok mudah ya?, Kukira bakal susah bangat" ucap ku.
Harto menurunkan kursi dan mengambil pisau di lantai.
"Hmm... Barang drop"
Zombie zombie yang di luar pintu menghilang ntah kemana.
Kami memutuskan untuk keluar dan tetap berjalan ke gudang.
Dengan modal sapu dan patahan kursi kami berjalan ke tangga.
"Shht, ada suara" ucap Sika.
Kami kemudian diam dan terdengar suara tawa cekikik.
"Goblin kah?" Tanya ku.
"Mungkin"
Kami menaiki tangga itu dengan pelan pelan lalu melihat beberapa goblin memegang sesuatu seperti jari.
Kemudian Harto seperti mau muntah.
"Ugh"
Goblin goblin yang mendengar suara itu langsung melihat ke arah kami.
Lalu goblin itu meloncat ke arah kami.
Sekali lagi kami memukul goblin itu seperti memukul kok.
Goblin goblin lain malah ikutan melompat ke arah kami, kami pun memukul mereka 1 per 1.
"Hmm bodoh" ucap Ira.
Harto kemudian membuang buku di tasnya dan memasukan pisau pisau ke tas nya.
Mendengar suara, beberapa zombie pun datang dari atas dan bawah tangga.
Karena aku memakai sapu jadi aku mencoba menusuk kepala salah satu zombie.
"Eh nembus goblok"
Ujung sapuku menembus kepala zombie.
"Benaran lembek"
Dan akhirnya kami memukuli 1 1 kepala zombie itu.
Kami akhirnya berhasil tiba di tangga, yaah zombie sih mudah saja karena tinggal mukul dan mereka tidak bisa menyerang dengan benar, sedangkan goblin mereka selalu melompat ke arah kami.
Dan juga, zombienya tidak habis habis, seperti di re spawn.
Dan juga, monster yang mati badan nya menghilang.
Kreeek*
Kami sekarang membuka pintu gudang.
"Tidak ada monster" ucap Harto.
Ira langsung membongkar kotak lalu dia mengeluarkan sebuah tas hitam panjang dan sebuah kotak.
Dia membuka tas itu dan terlihat senapan laras panjang terkenal yang biasa muncul di game battle royale.
"Buset, itu mainan?"
"Kita tes aja"
Dia membuka kotak itu dan terlihat tumpukan peluru yang panjang.
"Ok, mungkin seperti ini"
Aku tidak bisa menjelaskan apa yang dia lakukan, yang pasti dia seperti memasukan peluru.
"Hmm... Gaya dorong nya berapa kuat ya? Posisi yang pas... Hmm.."
Dia membuka hp nya.
"Ooh, ooh ok"
Dia keluar gudang dan mengarahkan senapannya ke arah lapangan, lalu dia melihat menggunakan scope di senapan itu.
"Oh kebetulan"
Dia menarik pelatuk nya dan hanya keluar suara ting dan bukan duar, senapannya juga tidak terlalu memberikan dorongan ke belakang.
Kami melihat ke lapangan dan ada zombie tergeletak.
"Yes!! Tidak sia sia aku beli ini pas obral" ucap nya.
"Hah? Kamu beli dimana?" Tanya Sika.
"Aku kebetulan menemukan situs yang menjual ssg 69 ini dengan harga 6.969.696"
"Kamu membeli barang 6 jutaan yang tidak berguna??" Tanya Harto.
"Hah!? Kan berguna buat sekarang"
"Andaikan kalau ini tidak terjadi itu awm mau kau apakan??"
"Ini ssg 69! Bukan awm!"
"Terserah"
Dia kemudian mengeluarkan isi tasnya dan memasukan tumpukan amunisi itu ke tas nya.
Dia kemudian mengambil selongsong peluru kosong itu dan memasukkannya ke kocek nya.
Kami kemudian berjalan ke lantai 1.
Terlihat 6 orang siswa tadi sedang berjalan pergi, sepertinya mereka sudah siap ke tempat lain.
"ke rumah ku dulu yuk" ucap ku.
"Oh, ok"
Di perjalanan kami melihat beberapa polisi mengevakuasi warga, dan juga ada tentara memukul para zombie.
Kami berusaha agar tidak dilihat polisi atau tentara itu, karena kami pasti akan di bawa pergi, dan juga kasihan Ira, nanti senapan nya di sita.
Tidak terlalu banyak zombie, jadi kami bisa mengendap ngendap.
Akhirnya tiba di rumahku,
Aku membuka pintu ku.
"Kalian mau makan?"
"Tidak, aku mual, bisa aku pinjam wc mu?" Ucap Harto
"Sosis ayam ada?" Tanya Sika.
"Aku mau air putih aja"
Kami kemudian masuk, aku langsung menyiapkan sosis ayam nya Sika, karena dia biasa datang jadi aku tahu dia mau makan apa dan aku siapkan bahannya di freezer.
Terdengar suara muntah dari wc, dan suara teriak kegirangan dari kamarku.
"Lihat, psp ku masih utuh"
"Kalau gitu aku mau balas yang tadi pagi"
"Gak, itu hukuman karena kamu bikin aku khawatir"
"Si bangsat"
Aku merebus sosis ayam itu.
"Sika, sosisnya dah hampir matang"
"Ngg"
Aku melihat ke belakang, mukanya terlihat murung, di kepalanya ada kucing ber ekor dua itu.
"Ada masalah apa?, Khawatir dengan keluarga mu"
"Hooh"
"Tenang, kurasa disana lebih bagus dari pada di sini"
"Iya juga"
Aku menyalakan tv, dan semua saluran memberitakan kejadian hari ini.
"Baiklah, selamat datang di mata majna, khusus hari ini, mata majna hadir lebih awal, sekarang kita bersama pak Harianto selaku ketua perkumpulan ilmiah, pak Harman selaku ketua perserikatan solidaritas antar agama, dan bu Namex selaku....."
Pembawa acara wanita itu berhenti sejenak.
"Bu Namex selaku, maaf anda kenapa bisa di sini?, Saya rasa saya hanya mengundang bapak Harianto dan pak Harman"
"Aku kesini untuk memberitahu sesuatu, siap siap lah, Ragnarok akan terjadi, dunia akan berubah, dan waifu da-"
Terlihat wanita bernama Namex itu marah marah di layar lalu pergi.
"Njir, wibu akut"
"Kan kamu juga kek gitu"
Aku melihat ke belakang, ada Harto dengan muka pucat.
"Kamu baik baik saja?"
"Baik, hanya saja aku jadi sangat lapar"
"....."
Aku akhirnya memasak 1 sosis lagi.
"Hei aku mau juga dong" ucap Ira.
"Anjim"
Dan lagi..
"Kamu gak makan?" Tanya Sika.
"Ya makan lah"
Aku membuka lemari ku dan mengambil mi instan.
Selesai makan kami kemudian berdiskusi.
"Ok, jadi gini, apa yang harus kita lakukan?, Tetap di kota ini, atau pindah?" Ucap Harto.
"Kita lihat berita dulu, apakah tempat lain juga berubah" ucap ku.
Aku kemudian menyalakan tv yang ku matikan saat si Namex di mute.
Lalu terlihat headline berita yang bertuliskan "zombie menginvasi hampir seluruh bagian bumi".
"Sepertinya tempat lain masih blom muncul goblin" ucap Sika.
"Ntah lah" ucap ku.
"Gimana rasanya menjajal dungeon lvl 0?"
Kami semua melihat kebelakang dan terlihat gadis berambut putih.
"Kamu??, Kamu kan yang semalam"
Ucap ku sambil reflek berdiri.
"Kalian ini lengkap ya, wibu, toxic, gamer, lewd" tunjuknya secara berurutan dari aku, Harto, Ira, Sika.
"Lewd!?" Ucap Sika dan mukanya memerah.
"Ahahahaha, aku beritahu kalian saja, besok perubahan akan makin parah, hari ini mungkin kalian bisa bersantai, Minggu depan mungkin kalian sudah seperti orang stress"
Dia berjalan pergi.
"Kurasa kalian akan baik baik saja, oh iya 6 orang yang kalian temui itu mati di bunuh orc, sampai bertemu suatu saat nanti, oh iya hadiah kalian menjajal dungeon lvl 0"
Dia memudar dan kemudian jatuh sebuah kotak dari ntah dari mana, seperti muncul mendadak.
"...."
-----------