Malam pertama part 1

Bella baru memulai jam kerjanya pada sore hari itu. Ini adalah pekerjaan paruh waktunya untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya. Karena Bella termasuk pekerja teladan di hotel tersebut, maka restoran manajer memberikannya promosi sebagai bartender setelah dia lulus masa training di beberapa bagian di hotel. Karena kegigihannya melakukan pekerjaan sepenuh hati dengan kebaikannya, Bella mempunyai pelangan setia yang selalu meninggalkan uang tips yang cukup untuknya. Mereka bahkan menjadi tamu regular di restoran tempatnya bekerja.

Seketika itu, pintu masuk restoran terbuka lebar. Seorang lelaki tampan menggunakan busana kerja yang cukup mahal, dengan wajah dingin melangkah masuk ke restoran. Banyak tamu wanita dan beberapa pekerja wanita turut memalingkan muka mereka terkesima melihat wajah tampannya yang misterius. Tampaknya pria tampan itu sedang binggung mencari seseorang di dalam ruangan itu. Ketampanan wajahnya sungguh mempesona dengan postur tubuhnya yg cukup tinggi dan badan yang proposional. Ketika semua wanita di ruangan itu terpesona oleh ketampanan wajah pria itu, hanya Bella yang tidak mempedulikan keadaan disekitarnya, dia sedang mengerutu di area bar sambil tetap mengisi botol minuman di kulkas, area tempat kerjanya. Bella benar benar kesal ketika ijin liburnya untuk merayakan hari ulang tahunnya ditolak mentah mentah oleh supervisornya pada detik detik terakhir. Sebenarnya jadwal liburnya telah disetujui oleh manager restoran, tetapi pada pagi hari, supervisor restoran menelponnta untuk membatalkan hari liburnya. Hal itu membuatnya marah besar dan dengan berat hati, Bella memaksakan langkahnya dengan berat hati untuk datang bekerja. Karena ancaman supervisornya mengenai pemecatan dirinya apabila Bella tidak setuju untuk datang bekerja pada malam itu.

Pria tampan itu adalah Jun Shin. Pengusaha terkaya dan termuda di dunia. Kedua orang tuanya telah meninggal dunia, ketika Jun masih anak-anak. Kedua orang tuanya meninggalkan seluruh perusahaan di tangan Jun, yang harus belajar semuanya secara otodidak. Di dunia busines, Jun terkenal dengan kekejaman dan tangan dinginnya untuk mengatur kerajaan businesnya. Ketika lawan businesnya mulai melakukan cara cara kotornya untuk menjatuhkan Jun, dia dengan tangan dinginnya berhasil mengalahkan semua lawan businesnya dengan cara yang cukup elegan. Setiap langkah yang diambil seperti cara bermain catur yang mengandalkan strategi dengan presisi yang akurat.

Jun mengunjungi kota Montreux kali ini untuk mengakuisisi sebuah perusahaan international berbasis di switzerland. Jun lengah dan tidak mengecek juice yang disajikan di dalam kamar suitenya. Ketika Jun telah habis mengkonsumsi minuman itu, dia baru menyadari bahwa minuman itu telah berisi obat perangsang. Jun baru menginggat bahwa ada beberapa lawan businesnya juga mengincar Perusahaan yang sama, tetapi mereka suka melakukan cara cara yang kotor. Jun dengan efek obat perangsang yang telah bekerja, berjalan menuju restauran area.

Jun menemukan perempuan dengan paras cantik berada di dalam area bar. Mulutnya yang sedang mengerutu membuat darah dalam tubuhnya bergejolak. Jun dalam kondisi terangsang akibat obat itu tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Dia mengendorkan dasi biru di sekeliling lehernya dan berjalan mendekat menuju area bar untuk menarik tangan Bella. Jun terus menarik tangan bella untuk mengikutinya menuju ke kamar suitenya dan mengunci pintu ketika mereka ada di dalam kamar. Jun harus menahan diri untuk melumat bibir kecil perempuan di depan matanya.

"Hey... bapak, sepertinya anda menarik tangan wanita yang salah. Saya adalah pekerja di hotel ini," Bella melepaskan tangannya dari tangan kekar Jun.

"Diam disana... saya akan kembali dan menjelaskan semuanya," hardik Jun sambil melangkah ke dalam kamar tidurnya didalam kamar hotel presiden suitenya.

Bella yang merasa masih marah dan menjadi semakin marah ketika mendengarkan kata kata Jun sebelum meninggalkannya di dalam kamar. Bella berusaha keluar meninggalkan kamar hotel ketika dua pengawal berbadan besar menghentikannya di depan pintu dengan sopan. Mereka mengingatkannya untuk kembali ke dalam kamar hotel, karena tanpa perintah dari boss mereka, Bella tidak diijinkan meninggalkan kamar hotel. Bella benar benar marah dengan perlakuan pria tampan itu. Bella melihat ada sebotol juice berada di atas meja makan. Tanpa ijin dan basa basi, Bella menenggak habis minuman itu.

Jun baru saja selesai menjelaskan permintaannya kepada Ben, asisten pribadinya. Dia memerintahkan asistennya untuk mencari tau kartu kependudukan Bella dan menggunakan koneksinya untuk mendaftarkan pernikahannya dengan Bella. Jun tidak mau menjadi lelaki yang tidak bertanggung jawab. Jun juga ingin Ben mencari tahu tentang kekasih Bella, yang langsung dijawab oleh Ben dengan pasti dan percaya diri kalau Bella tidak mempunyai kekasih. Jun mulai merasakan efek obat di tubuhnya mulai bekerja karena tubuhnya mulai basah dengan keringat dingin. Dia bergegas keluar dari kamar tidurnya setelah menjelaskan perintahnya dengan detail. Jun juga menyertakan beberapa intruksi mengenai akuisisi perusahaan yang seharusnya terjadi sore ini. Jun ingin memancing musuhnya ke dalam perangkap dan dalam waktu yang sama memenangkan tender akuisisi perusahaan.

Jun ingin marah dan berteriak ketika melihatnya menghapus bekas jus di bibir merah mudanya. Jun bersumpah akan menghabisi musuhnya kali ini tanpa ampun. Dia menyadari bahwa dengan obat perangsang tersebut, Jun tidak akan bisa turut serta dalam perlelangan akuisisi perusahaan. Tetapi musuh Jun kali ini meremehkan ke geniusan otak Jun dalam merencanakan sesuatu. Bahkan dengan percaya dirinya, musuhnya mengirimkan wanita protistusi ke kamarnya yang segera dicegah oleh kedua bodyguard yang berjaga di depan pintu kamar hotelnya.

Bella merasakan ada sesuatu yang aneh pada dirinya setelah menghabiskan jus buah di meja makan itu. Perasaan panas di tubuhnya dan pusing bercampur aduk dan berkecamuk dalam tubuhnya. Tanpa dia sadari, Bella mulai melepaskan kancing diseragamnya untuk membuka blazernya. Jun berjalan mendekat memeluk Bella dengan tangannya yang kekar. Bella serasa mendapatkan sengatan listrik di tubuhnya yang sungguh membuatnya terbang ke awan awan ketika Jun memeluk tubuhnya. Jun membelai rambut ikal Bella dan melepaskan jepit rambut di kepalanya sehingga rambutnya yang tebal jatuh terurai di punggungnya. Jun merendahkan posisi mukanya dan segera menikmati bibir manis berwarna merah muda itu. Lidah mereka bertautan dan menikmati setiap jengkal ruang terdalam sampai pikiran mereka berdua terbang ke langit sembilan. Jun tidak berhenti hanya dengan ciuman manis itu. Dia terus menjelajah ke beberapa daerah sensitif di tubuhnya sebelum memutuskan mengangkatnya ke dalam kamar tidur.