prolog

KARUNA POV

cetik...cetik....

waktu menunjukkan pukul 11.30 aku masih sibuk dengan komputer ku di kamar.

"sudah larut,,, tidurlah! apa matamu tidak lelah terus-terusan memandang layar komputer yang membosankan itu?!"

keluh Syakira adik perempuan ku yang masih duduk di bangku SMP kelas IX.

"kalau mau tidur, kembalilah ke kamarmu! aku bahkan tak memintamu menemani ku!"

ucapku kesal.

Syakira adalah satu-satunya adikku, dan kami hanya selisih dua tahun. dia selalu datang ke kamarku bahkan terkadang tidur di kamar ku. hubungan kami begitu akrab, bahkan seperti sahabat, dia tak pernah menggunakan bahasa formal saat bicara denganku, bahkan sering kurang ajarnya.

"aku heran, kenapa kau masih susah payah belajar mati-matian saat nilaimu bahkan selalu sempurna sejak SD hingga saat ini, kau bahkan jenius dalam segala bidang!"

/"aku ingin lebih, tak mudah untuk dapat sekolah di luar negeri, itu target ku, kalau pun aku harus kuliah di sini aku mau di universitas Indonesia (UI)"

"dasar sosiopat!"

/" Halah! bilang aja iri! dengan otakmu yang pas-pasan itu, aku heran kenapa kamu masih bisa santai? bahkan sebentar lagi kamu ujiankan? jika nanti aku sudah lulus dan kuliah, takkan ada lagi yang membantu mu mengerjakan tugas sekolah mu! ntah apa yang akan terjadi padamu!"

"justru akulah yang khawatir jika nanti kau kuliah, ngekos atau bahkan jadi kuliah di luar negri, ku akui aku kagum dengan IQ mu, tapi hubungan sosial sesama manusia itu tak butuh IQ tapi EQ, sedangkan EQ mu saja 0 payah! aku khawatir bagaimana kamu bisa bertahan hidup nantinya!"

ucapnya yang sedikit mengejekku.

ya, akulah KARUNA RESPATI, IQ tinggi tapi EQ jongkok, aku hanya berambisi pada pencapaian akedemi, prestasi, dan ambisiku mencapai cita-citaku. aku tak pandai dalam urusan bersosialisasi, bahkan bisa di bilang aku selalu mengandalkan Syakira setiap kali ada acara yang berkaitan dengan sosialisasi, terlebih pertemuan keluarga. sedangkan adikku SYAKIRA AYUNINGTYAS walau otaknya pas-pasan tapi soal sosialisasi dia lebih baik dariku.

"aku masih bisa mengandalkan otakku untuk bertahan hidup, tak perlu orang lain, aku bisa semuanya sendiri!"

sahutku padanya.

/"aku heran, bagaimana kamu bisa melalui hari bahkan kehidupan di sekolah mu hanya dengan bersikap dingin, tak bersahabat, bahkan untuk sekedar tersenyum pun tak bisa!"

"aku tak punya waktu hanya untuk bermain dan bersenda gurau tak berguna seperti itu, berbasa basi, hanya akan menyia-nyiakan waktu ku saja!"

/"dasar kutukupret! yang hanya berteman buku! kalau kamu seperti itu terus, kamu akan jomblo seumur hidupmu! kamu mau jadi perawan tua tak memiliki keturunan?! bikin malu keluarga aja!"

/"sampai saat ini aku masih bisa membuat bangga ayah dan ibu dengan prestasi ku, lalu apa yang sudah kau capai? bahkan 10besar pun kamu tak mampu! lalu siapa yang bikin malu keluarga? dengan otak seperti itu harusnya kamu lebih berusaha keras daripada aku,..."

jawabku panjang kali lebar, namun bocah yang hanya suka bermain itu tertidur pulas di ranjang ku, penjelasan ku mungkin seperti lagu Nina Bobo baginya.

tepat pukul 01.15 tengah malam, aku selesai dengan tugas ku, beranjak dari tempat ku bersemedi aku menuju ranjang, kupandangi adik tercinta ku yang saat matanya terbuka kelakuan nya menjijikkan karena selalu sok jaga imej, padahal saat tidur mulutnya terbuka lebar membasahi bantalku,

"Ra! Akira! bangun! pindah gih ke kamar mu sendiri! jangan kotori bantalku dengan air liur mu! sakir! sakir!!!!!

pintaku sambil menggoyangkan tubuhnya, dengan gontai ia beranjak dan pergi sambil menggerutu,

"dasar pelit! sosiopat gila! nenek sihir ambisius! hoaamm..."

setelah membangunkan Syakira tenggorokan ku terasa kering,

saat hendak keluar kamar untuk mengambil minum di dapur, tak sengaja ku dengar suara seseorang yang membuka pintu. dengan mengendap-endap aku mengintip di balik dinding antara kamarku dan ruang tamu. dan kudapati Syakira sudah duluan mengintip di sana,

"hei! apa yang kau lihat?"

/"ssstt! diam dan lihatlah!"

dan malam itu apa yang kami lihat sungguh mengejutkan, sesuatu yang tak terduga.