retak

KARUNA POV

malam ini kami tidak tidur, karena apa yang kami saksikan sungguh sulit untuk kami percayai.

ibu yang penuh cinta, rajin beribadah, sosok istri yang di mata kami istri yang taat penurut dan pandai menjaga kehormatan suami telah musnah, yang di hadapan kami malam ini adalah sesosok wanita yang begitu genit, bermanja dengan lelaki lain saat suaminya yang tak lain ayah kami sedang bekerja di pulau seberang.

bagiku ini bukanlah hal yang baru, karena aku telah lama tau, bahkan sejak aku SMP, namun Syakira nampaknya baru mengetahui nya. aku sengaja membiarkan nya agar tak terjadi kehancuran. aku hanya berusaha menegur ibu diam-diam. saat itu bahkan ibu memintaku untuk merahasiakannya dari ayah dan Syakira.

tapi yang namanya bangkai tetaplah bangkai yang akan membusuk dan menimbulkan aroma memuakkan hingga orang lain menemukan nya.

mungkin inilah saatnya apa yang selama ini di sembunyikan sudah saatnya keluar dan menjadi akhir dari sandiwara istri Sholehah.

aku pura-pura terkejut di hadapan Syakira, pura-pura ini kali pertama melihat kelakuan ibu. untuk menutupi kesalahan ku yang secara tidak langsung turut menyembunyikan ke bejatan ibuku.

aku menarik Syakira kembali ke kamar untuk berdiskusi.

"menurut mu apa yang harus kita lakukan Ra?"

/"ntahlah, aku masih syok, tapi apa benar itu ibu yang merawat kita selama ini? kenapa dia bisa dengan santai memasukan laki-laki lain ke rumah dan menariknya ke kamar? apa itu ibu kita?"

ucap Syakira yang masih tidak bisa menerima kenyataan.

sementara Syakira masih syok dengan apa yang dia lihat, aku pergi dengan ponsel ku menuju kamar ibu.

"brak!!! cekrik! cekrik!cekrik!"

ku buka pintu hanya sekali tendangan, dan ku ambil foto keduanya yang hanya berbalut selimut berdua.

kudapati Wajah keduanya terkejut bukan kepalang.

" yeps! pemandangan yang indah! bagus ibu! nikmati malam terakhir kali ini dengan kehangatan kasih sayang pria ini! puaskan sekarang, akan ku rekam! mari buat film yang menarik!"

ucapku sarkas, menikmati kekacauan yang ku buat.

/"Karuna?! apa yang.....! kemarikan ponsel mu! hentikan rekamannya! Karuna! hentikan! apa yang kau lakukan! Karuna!"

teriak ibu terhadap ku. sambil tangan kanan memegangi selimutnya untuk menutupi tubuhnya dan tangan kirinya melambai berusaha menghentikan ku, namun tak sampai karena jarak kami. sedangkan si pria hanya terdiam kaget karena ulah ku. keributan tak terhindari, dan Syakira menonton terkejut di ruang tengah.

setelah ku dapat gambar ibu, aku berlari ke kamar, dan menarik Syakira bersamaku. aku mengunci pintu kamarku karena ibu mengejarku.

"apa yang kau lakukan?!" tanya Syakira bingung dan takut.

/"aku akan mengirimnya pada ayah!"

"apa?! jangan! nanti keluarga kita hancur! aku takut ayah dan ibu cerai!"

/"Akira, dengar! apa kamu tega melihat ayah di khianati oleh ibu? ayah bolak balik Jawa Jambi demi kita, tapi ia di khianati ibu, apa kamu tega?"

Syakira menangis tak dapat menjawab.

dan aku tetap pada keputusan ku mengirimkan foto ini pada ayah.

"Ting!"

foto dan video telah ku kirim melalui WhatsApp. 2centang biru nampak dalam pesan yang barusan ku kirim. tanda ayah sudah melihatnya.

ayah pun menelepon ku.

"apa maksud gambar dan video yang kau kirim nak?"

tanyanya dengan suara berat dan seolah bergetar,

/"itulah yang terjadi malam ini, ayah, ibu telah mengkhianati ayah, jadi apa yang ....

tut...Tut..Tut..."

belum selesai aku bicara, ayah sudah memutus panggilannya. sementara itu, ibu menggedor keras pintu kamarku dan berteriak memanggil namaku dengan amarah yang meluap-luap.

"kling" ayah mengirimiku pesan singkat melalui WhatsApp yang menyatakan bahwa untuk 3bulan beliau tidak akan pulang,

semua nya sudah berakhir sekarang. keluarga yang nampak sempurna dan harmonis ini hancur berkeping-keping. sementara Syakira masih menangis, aku membuka pintu menemui ibu.

amarah dan ketakutannya terlihat jelas di wajahnya.

"kemarikan ponselmu!"

dengan santai ku berikan ponsel itu padanya.

"kleprak!!!"

hancurnya ponsel itu tak sebanding dengan apa yang akan di hadapinya.

"percuma ibu menghancurkan ponselku, aku sudah mengirimnya pada ayah."

/"apa yang kau lakukan?! apa kau mau menghancurkan keluarga kita?! hah!"

"bukan aku! tapi ibu?! berapa lama ibu melakukan ini?! dan kenapa ibu melakukan nya?!"

/"ini bukan urusan anak kecil seperti mu! kau tak akan pernah mengerti!"

"pada akhirnya anak kecil seperti kuliah yang menghancurkan keluarga nya sendiri bukan?!

/"plak!"

itu kali pertama nya ibu menamparku, hanya menunggu waktu untuk memulai perebutan hak asuh anak itupun jika mereka ayah dan ibu menginginkan kami. apapun kemungkinan yang akan terjadi, aku siap menghadapinya. dan Syakira mau tidak mau dan siap tidak siap juga harus mampu melewati ini dan menerima kenyataan.

buat apa bahagia, jika ternyata itu hanya kepalsuan? jika tak ada lagi rasa cinta dalam sebuah hubungan suami istri, setidaknya jangan ada pengkhianatan, karena penghianatan lebih tajam dari belati, bahkan penghianatan adalah racun terganas yang cukup untuk membuat salah satu pasangan pergi ke alam baka.