Olivia sempat terkejut dengan ucapan Gurunya itu.
Untuk apa dia memintaku mendekat padanya ???
"Tolong bantu aku duduk, Olivia..."
Olivia kini menyengir kuda. Ia malu pada dirinya sendiri yang telah berpikiran macam - macam.
Olivia duduk disamping Christian lalu merangkul punggung Christian untuk membantunya bangkit.
Guru itu sedikit meringis saat berusaha bangun karena seluruh tubuhnya terasa nyeri. Sedangkan tangan Christian merangkul pinggang ramping Olivia agar dia bisa duduk dan bersandar di sandaran ranjang king size itu.
Setelah Christian berhasil duduk, tatapan keduanya bertemu. Mereka duduk di atas ranjang berhadapan muka dengan posisi yang masih saling merangkul.
Christian tersenyum lembut dan tangannya perlahan membelai pipi Olivia. Olivia pun tak kuasa menolak hingga tubuhnya jadi mematung.
Wajah Christian perlahan mendekat dan semakin mendekat... Pandangannya hanya tertuju pada bibir peach muridnya itu. Melihat hal tersebut, Olivia pun perlahan memejamkan matanya...
'Ting tung !!! Ting tung !!!'
Keduanya tersentak.
Agh !!! Mengapa aku selalu tidak bisa mengontrol diriku !!! Ayolah Chris... Dia muridmu ! Ia bahkan lebih pantas jadi anakmu !
Olivia membuka pintu, nampaklah seorang wanita dewasa yang membawa parsel buah - buahan serta berdandan tak kalah dari anak abg. Wanita itu melihat Olivia dari atas ke bawah dengan tatapan sinis. Olivia pun tak kalah mendongakkan kepalanya sambil melotot melihat wanita yang sedikit lebih tinggi darinya itu. Seketika raut wajahnya menjadi sok manis dan sumringah ketika memandang ke arah Christian dan menyosor masuk begitu saja melewati Olivia.
Wanita itu duduk di tepi ranjang tepatnya samping Christian.
"Oh Chris, apa kau baik - baik saja ? Tadi aku sudah dengar dari satpam apartemen." ucap wanita itu dengan nada memelas sambil meraba - raba wajah dan tubuh Christian, yang membuat Olivia merasa mual.
Dasar tante genit !
"Aku tidak apa - apa. Terimakasih Alda." Christian melihat ke arah Olivia, namun Alda mengarahkan pandangan Christian ke arahnya dengan cara memegang kedua belah pipinya.
Berikutnya Olivia kesal. Ia merasa seperti patung karena seluruh perhatian Christian disita oleh tante - tante genit itu.
"Baiklah Chris, aku pergi dulu. Cepat sembuh, ya..." ucap Alda dengan nada manja dan mencium pipi Christian di depan Olivia sekaligus melambai genit sebelum pergi. Olivia pun merasa semakin muak.
Saat berpapasan dengan Olivia pun, Alda kembali meliriknya dengan tatapan sinis dan Olivia juga menatapnya dengan tak kalah sinisnya.
Olivia mendengus. Dengan langkah cepat ia mendekati Christian yang masih duduk bersandar di atas ranjang.
"Baiklah Chris, aku pulang dulu ya..." ucap Olivia dengan melambai genit serta menirukan nada manja Alda. Dan dalam sekejap ia mendengus lalu berbalik badan.
Lagi - lagi, langkahnya tertahan. Karena lengannya ditarik oleh Pak Christian.
"Kau kenapa Olivia...?" tanya Pak Christian dengan nada lembut.
"Aku mau pulang." jawab Olivia dengan nada ketus dan enggan menoleh Gurunya sama sekali.
"Tapi kan kau belum selesai mengompres lukaku..."
"Minta kompres aja sama tante - tante ganjen tadi. Aku mau pulang."
"Dia hanya tetanggaku, Olivia."
Olivia masih enggan menoleh namun berusaha melepas cengkraman Cristian. Namun itu sia - sia karena tenaganya takkan sebanding dengan Guru seksi itu.
"Pak guru maunya apa, sih ?!"
"Kalau kamu tidak suka Alda, bilang saja padaku. Aku akan menyuruh dia pergi dari sini. Kalau kamu terasa diabaikan, makanya kamu jangan jauh - jauh dariku. Jangan malah marah - marah tidak jelas begitu."
Tangan Olivia yang tadinya keras kini melemah. Perlahan ia menoleh Gurunya itu.
Christian tersenyum kecil sambil menarik lengan Olivia untuk membimbingnya agar duduk disampingnya.
"Aku cuma tidak suka melihatnya, bayangkan saja ! Dia tanpa permisi meraba - raba tubuhmu dan parahnya lagi dia pakai menciummu ! Apa dia tidak melihat kalau ada aku disini...?! Sumpah perutku terasa mual melihat kelakuannya tante genit itu ! Apa setiap saat ketika dia bertemu denganmu dia selalu melakukan hal semacam itu ? Atau bahkan lebih gila lagi ?"
"Cerewetmu kambuh lagi." ucap Christian sambil memijat pangkal hidungnya.
Olivia mendengus.
"Idiihh sebel. Udah ah aku mau pu..."
"Memangnya kenapa kalau Alda menciumku, heum?"
"Aku cemburu !!! karena aku menyukaimu !!!"
Seketika Olivia membulatkan mata sambil menutup mulutnya. Sial ! Olivia telah kelepasan. Mengapa bisa - bisanya Olivia mengatakan semua hal itu ? Pipi Olivia spontan memanas karena menahan malu. Olivia cepat menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya karena tidak mau blushing dengan jarak sedekat ini dengan guru pujaanya itu.
Christian tersenyum lebar sambil menggeleng pelan melihat tingkah Olivia.
Sesaat Olivia merasa punggung tangannya di kecup. Seketika ia membuka tangannya, dan ia ternganga karena wajah Christian sudah berada di depannya.
'cup'
Christian dengan lembutnya mencium pipi kanan Olivia.
"Pak guru..."
'cup'
Christian mencium pipi kiri Olivia.
"sekarang udah gak marah lagi kan ?"
Pipi Olivia semakin memerah.
***
Olivia tersenyum dan tersipu malu akibat perlakuan gurunya barusan. Tapi senyumannya menghilang melihat foto yang terpajang di atas nakas. Foto Christian bersama seorang wanita yang sedang mencium pipi Christian.
"Dia masa laluku."
Olivia mengalihkan pandangannya ke arah Christian dengan pandangan sedih dan Olivia menunduk.
"kau kenapa lagi Olivia...? Kemarilah..."
Christian menarik lengan Olivia untuk membawa Olivia kedalam pelukannya dengan lembut dan membelai rambut hitamnya yang halus.
"Aku... Tidak suka itu..."
Olivia hanya bersandar di dada Christian tanpa membalas pelukan gurunya itu.
"Well, akan aku singkirkan itu..."
Tangan Christian membalikkan bingkai foto itu hingga fotonya tak lagi terlihat. Melihat itu, Olivia tersenyum dan membalas pelukan Christian.
***
"terimaksih ya, sudah mengompres lukaku." Christian duduk bersandar di ranjangnya dan berhadapan dengan Olivia di sampingnya.
"iya pak, sama - sama. Ehm..." Olivia bingung dan menggantung ucapannya.
Bagaimana aku harus bertanya tentang hubungan ini, ya ?
"Aku tau apa yang kau pikirkan."
Olivia sedikit tersentak mendengar ucapan Christian.
"Seperti yang kau tahu. Aku gurumu. Umurku bahkan separuh dari umurmu..."
"Aku tidak merisaukan itu." potong Olivia.
Christian tersenyum.
"Ya. Tapi kau masih muda. Masa mu masih panjang, jadi nikmatilah dahulu masa mudamu."
Olivia menunduk.
"Aku mengerti. Maafkan aku jika perasaanku ini salah."
Aku tahu aku memang tak pantas bagimu. Tapi apa maksud pelukan dan ciuman di pipiku tadi ?
Christian membelai lembut ubun - ubun Olivia.
"Kau salah mengerti. Maksudku, aku tidak akan mengekangmu untuk saat ini. Kau bisa lakukan apapun yang kau mau. Tapi, aku akan selalu melilhatmu, dan mengawasimu. Heum ?"
Olivia hanya diam sambil menatap mata coklat Christian. Dia masih bingung akan perasaan Christian padanya.
"Dan sejujurnya, aku juga menyukaimu Olivia..." ucap Christian sambil tersenyum menatap lembut mata Olivia.
Mendengar itu, mata Olivia berbinar dan terbentuk senyum di bibirnya yang tipis.
"Tapi..."
"Tapi apa Pak ?"
"Apakah kau yakin ? Kau benar - benar menyukai pria tua sepertiku ?" ucap Christian sambil terkekeh.
"Kau pria tua yang seksi." muka Olivia kembali memerah karena mengucapkan hal itu.
Christian tertawa kecil.
Olivia tersentak karena Christian tiba - tiba mengangkat tubuhnya dan membawanya duduk di pangkuan Guru seksi itu. Begitu mudahnya ia mengangkat tubuh mungil Olivia seperti mengangkat bantal saja.
"Pak guru ? Bukankah tubuhmu masih sakit ?"
"Aku pria tua yang seksi dan kuat. Kau tahu itu, kan ?" Ucap Christian sambil tersenyum sembari menaikkan satu alisnya. Olivia tertawa mendengar hal itu.
Pandangan mereka bertemu, menatap sayu satu sama lain. Meskipun duduk di pangkuan Christian, Olivia masih sedikit mendongak untuk menatap gurunya itu.
Perlahan wajah Christian mendekat... Olivia pun otomatis perlahan memejamkan matanya...
Terasa kenyal, hangat, dan manis...
Bibir mereka pun bersentuhan cukup lama..