Bab 17

Seorang pria yang bertubuh kurus kering sedang duduk di atas balkon dengan kursi roda automaticnya. Ia menarik nafas panjang untuk menghirup udara pagi yang segar. Tangannya mengeluarkan bunyi kresek karena menggenggam beraneka obat. Mata cekungnya sayu menatap pemandangan kota dari atas sana.

Christian sengaja memilih untuk tinggal di kamar yang paling atas agar ia tidak terganggu oleh siapapun.

Setiap hari ia memendam kesedihannya. Meneteskan air mata tanpa sepengetahuan siapapun selain Tuhan. Ia berlagak sok kuat namun sebenarnya ia malu karena sangat cengeng sebagai seorang lelaki.

Olivia... Bagaimana keadaanmu ? Apa kau tahu aku sangat merindukanmu ? Maajkan aku yang tidak bisa menjagamu untuk selamanya...

Setiap hari selama setahun belakangan Christian selalu mengucapkan kalimat itu dalam hatinya. Di liriknya pundaknya yang di jatuhi helaian rambut akibat kemoterapi karena Ranker otak yang di deritanya.

Di ingat nya kejadian 1 tahun yang lalu.

Flash back on

Amalia sadar. Sekarang kakinya diperban akibat patah karena lompatan yang ia lakukan.

"Chris ? Anakku ? Dimana dia...?"

"Anakmu baik baik saja. " jawab Christian dingin.

Amalia menghela nafas lega.

"Apa yang terjadi hingga kau nekad melakukan hal konyol ini ? Dan apa yang kau katakan pada Olivia ?"

"Tolong sampaikan maafku padanya Chris. Aku telah membohonginya, aku bilang padanya bahwa kau suamiku agar ia mau menunjukkan dimana tempat tinggalmu. Otakku sudah benar benar buntu Chris... " jelas Amalia sambil menangis.

"Lalu ?" Christian menaikkan sebelah alis matanya.

"Christoper, ia di penjara karena penggelapan uang di sebuah perusahaan. Iika Christoper di penjara dan bangkrut, bagaimana nasib adikmu dan ayahmu yang sedang koma di rumah sakit ?

Hanya kau yang bisa menolong saat ini Chris... Karena pemilik perusahaan itu adalah..."

"Aku pemiliknya. "

Seorang wanita masuk ke ruangan rawat inap yang membuat Christian terkejut.

"Nia...? Kau...?" "Ya, kau masih mengingatku ?" jawab Nia, alias tante Olivia dengan alis terangkat.

"Aku butuh bicara empat mata denganmu. " ucap Christian.

Mereka berdua pun duduk di taman rumah sakit tersebut.

"Nia, apa bisa kau mempertimbangkannya kembali ?"

"Tentu. Tapi dengan satu syarat."

Nia menoleh ke arah Christian yang duduk di sampingnya.

"Tinggalkan Olivia, keponakanku."

Christian seketika terkejut setengah mati mendengar syarat tersebut. Alhasil ia hanya diam dan tidak bisa menjawab.

"Kau ingat mobil kakakku yang kau tabrak 10 tahun yang lalu Chris ? Kakakku beserta istrinya dan anak lelakinya tewas di tempat. Dan ada satu anak kakakku yang selamat. Dan dia adalah Olivia."

Christian shock seketika mendengar fakta itu.

"Bagaimana kalau Olivia tahu jika kau yang telah melenyapkan orang tua beserta adiknya ?"

Christian masih tidak menjawab.

"Dan bagaimana pula dengan penyakitmu ? Kelak dirimu hanya bisa membebani Olivia karena penyakit itu. Bukan malah membahagiakan Olivia. "

Christian semakin membisu.

"Aku bukan hanya menuntut denda yang besar dan menjebloskan saudara kembarmu itu ke penjara. Tapi aku juga akan memboikot semua rekan bisnisnya. "

"Nia... " Christian menatap tidak percaya kepada teman semasa sekolahnya itu.

"Semuanya tergantung padamu Chris." ucap Nia sebelum beranjak pergi.

Lebih baik aku yang akan memberitahu Olivia lebih dulu. Semoga Olivia bisa mengerti. Aku tidak menyangka bahwa Nia adalah tante dari Olivia.

Christian segera menuju ke parkiran dan akan langsung menemui Olivia.

"Pak Christian ? Kau juga ada disini ?"

Christian menghentikan langkahnya, dilihatnya Steven yang sedang menyandari mobilnya sendiri dengan tangan yang berada di dalam saku.

"Bagaimana dengan foto yang beredar itu ?" tanya Steven dengan tersenyum miring.

"Simple, aku bisa mengatasi respon dari pihak sekolah." jawab Christian dengan santai.

Steven mengambil selembar foto dari sakunya. Dan memberikannya pada Christian.

"Bagaimana dengan ini ? Hahaha. Kau akan dikeluarkan dari sekolah."

Christian mendelik tajam. Itu foto yang menampakkan wajah Christian dan Olivia dengan sangat jelas.

"Kau mungkin akan keluar dan dengan cepat mendapatkan pekerjaan di sekolah lain. Tapi bagaimana dengan Olivia ? Bisa kau bayangkan berapa banyak cacian dan hinaan yang akan datang menerpanya ?"

Steven masih terlihat santai saat Christian menatapnya tajam sambil perlahan maju mendekatinya.

"Apa yang kau inginkan sebenarnya, Steven ?"

"Putus dengan Olivia."

Christian sangat tercekat saat itu. Ia mematung karena pernyataan dari Steven.

Demi apapun. Dalam satu hari mengapa semua orang menuntutku untuk meninggalkan Olivia... ? Bahkan penyakit di tubuhkujuga mendorongku agar aku meninggalkan Olivia, karena Nia benar. Aku hanya akan menyusahkan Olivia kelak.

"jangan khawatir, Pak. Aku berjanji akan berada di sisinya saat ia terpuruk. "

"Jika kau adalah lelaki, maka tepati janjimu itu. " ucap Christian sebelum pergi meninggalkan Steven.

Air mata Christian mengalir saat ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Aku tak menyalahkan Mu jika aku di takdirkan untuk selalu berkorban demi orang orangyang kucintai. Tapi tunjukkanlah kuasa Mu jika kami memang ditakdirkan untuk menyatu.

***

Christian memutuskan untuk pergi tanpa sepengetahuan Olivia. Ia sengaja menunggu bel masuk agar bisa mengurus surat pengunduran diri secara diam diam.

Namun itu sia - sia karena Olivia langsung mendatanginya.

Aku tahu dari matamu, matamu menjelaskan bahwa perasaanmu kini penuh dengan pertanyaan, kecemasan, dan kekhawatiran Olivia.

Matanya berlinang saat aku membentaknya Maafkan aku Olivia... Maafkan aku... Maaf..

Flash back off

Christian tersenyum miris sambil menatap langit pagi.

Olivia... Sekarang tubuhku tak lagi seksi seperti yang sering kau bilang dulu. Sekarang aku di kursi roda. Aku tak gagah lagi sebagaimana kau memujiku. jika seandainya kau melihat keadaanku seperti ini, apa kau masih mau mencintaiku ?

Setetes air mata jatuh di pipi Christian...

"Kau masih sama seperti dulu.Dasar lelaki cengeng !"

Seorang lelaki berjalan dengan santai dan menyandar di pagar taman balkon mewah tersebut.

"Mengapa kau disini, Christoper ?!" Christian risih dengan kedatangan saudara kembarnya. Karena ia ingin sendiri saat ini.

"Aku hanya ingin menjenguk adik kembarku, kesayanganku." jawab Christoper dengan mengangkat sebelah alisnya.

Christian membuang mukanya.

"Ayolah Christian, apa kau sedang memikirkan gadis kecil yang pendek itu ?"

Mata Christian terbelalak. Ia tahu betul bagaimana brengseknya saudara kembarnya. Christian juga bingung darimana Christoper tahu tentang Olivia. Padahal ia tak pernah bercerita dengan siapapun.

Apakah Christoper telah bertemu dengan Olivia ???

"jangan coba coba dekati dia !? Cllkup Amalia Christoper !!! jangan Olivia ?!" suara Christian meninggi.

"Oh, jadi namanya Olivia ? Dia memang pendek, tapi kuakui dia cantik dan bertubuh bagus. Ia juga masih sangat muda dan terlihat segar. Apa dia masih perawan ? Aku berani bertaruh bahwa kau hanya melakukan foreplay padanya. "

Tangan Christian mengepal hingga gemetar.

"Jika sedikit saja kau menyentuh Olivia, Aku akan membunuhmu !!!" ucap Christian dengan sangar.

"Wooow, amazing... Amazing..." Christoper bertepuk tangan.

"Dulu Amalia kau berikan secara sukarela kepadaku. Bahkan kau tak mencaciku sedikit pun. Tapi Olivia ? Kau akan membunuhku walau hanya menyentuhnya sedikit saja ? Seberapa special dia ?"

"Lebih special dari yang kau bayangkan. " jawab Christian dingin.

Christian tidak pernah berhubungan dengan wanita manapun. Lain halnya dengan Christoper yang suka bermain main dengan banyak wanita.

Nia, tante Olivia juga tak lelah mengejar ngejar Christian sejak masa sekolah sampai ke perguruan tinggi. Hingga akhirnya ia berhenti karena Christian melenyapkan kakaknya satu satunya. Kini keluarga Nia yang tersisa hanyalah Olivia seorang. Nia bahkan belum ingin menikah karena ingin fokus mengurus Olivia.

Christian terus dikejar banyak wanita walaupun sikapnya selalu sok jual mahal, Christian bahkan selalu menolak, karena ia tidak akan bisa memberikan kebahagiaan dalam waktu yang lama.

Tentu saja karena penyakit yang di deritanya. Hingga pada akhirnya ia bertemu dengan Amalia.

Amalia adalah seorang dokter spesialis yang mengobati kanker Christian, karena sering bertemu, mereka pun saling jatuh cinta, menjalin hubungan, dan sepakat untuk menikah.

Hingga pada suatu hari saat Christian berangkat ke Singapura selama dua bulan untuk urusan bisnis. Namun saat kepulangannya, Amalia mengaku hamil, padahal Christian sama sekali tidak pernah berhubungan intim dengan Amalia walaupun Christian sering melakukan foreplay.

Rupanya, selama Christian berada di Singapura Christoper diam diam menemui Amalia dengan menyamar sebagai Christian.

Karena cintanya pada Amalia begitu besar, Christian bersedia menikahi Amalia walau anak yang dikandungnya itu adalah anak dari Christoper.

Namun, Amalia lebih memilih untuk menikah dengan Christoper. Akhirnya Christian memutuskan untuk pergi tanpa sepatah kata pun...

"Aku jadi penasaran. Seberapa specialnya Olivia itu ya ?" ucap Christoper sambil memijat dagunya.

"Christoper ?!" suara Christian semakin meninggi.

Christoper hanya tersenyum miring sambil berlalu meninggalkan Christian.

Tinggalah Christian yang memelas sambil terpejam.

Olivia...

Olivia...

Semoga kau dapat mengenali antara aku dan saudara kembarku Maafkan aku karena telah menyembunyikan banyak hal darimu...