Part 1

=> [Genevee: 17 tahun]

Sudah 17 tahun lamanya aku tinggal bersama Mamma angkatku "Isla Alterio" sekaligus pemilik Alterio Bakery. Bakery ini adalah hadiah pernikahan dari Papa Tristan (suami Isla Alterio) khusus untuk Mamma Isla & di dekat Bakery itu jugalah mereka menemukanku dan menolongku.

Kata Mamma, malam itu dia dan Papa Tristan sedang ditengah perjalanan pulang ke rumah dan tiba-tiba saja mereka melihatku tergeletak tak sadarkan diri di jalanan dengan memar di beberapa bagian tubuh, telapak tangan yang penuh luka, goresan disana sini dan kaki yang terkilir. 

Dengan paniknya mereka langsung membawaku ke rumah sakit terdekat. Kata Mamma, hari itu aku divonis mengalami "Amnesia Disosiatif" dimana amnesia jenis ini merupakan kondisi ketika pengidap tidak mampu untuk mengingat berbagai informasi pribadi yang bahkan dinilai sangat penting. Aku bahkan lupa siapa namaku dan tidak mengingat apapun. Setiap aku memaksa mengingat kejadian dulu, kepalaku menjadi sakit dan selalu berakhir di rumah sakit.

Kata dokter pada ortu angkatku, biasanya pengidap amnesia jenis ini pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan trauma pada kepalanya. Dokter menyaranku untuk tidak memaksa mengingat ingatanku yang dulu, jika aku terlalu memaksanya bisa-bisa aku amnesia selamanya. Mendengarnya saja sudah membuatku merinding!

Kata dokter seiring berjalannya waktu, memoriku akan kembali dengan sendirinya. Dia juga menyarankanku untuk pergi ke tempat yang sering kukunjungi, mungkin saja itu bisa membuatku mengingat sesuatu. Akan tetapi, kedua ortu angkatku tidak tahu apapun tentang diriku apalagi tempat yang sering kukunjungi.

Namaku saja diambil dari patahan kalung yang pas malam kecelakaan itu sedang kugenggam di tanganku. Mereka memprediksi itu adalah nama asliku tapi sayangnya patahan kalung itu cuma ada dua huruf, jadi bisa disimpulkan bahwa nama depanku itu berawal dari huruf G dan E jadinya Papa Tristan dan Mamma Isla memberikan nama baru untukku jadilah namaku "Genevee Alterio".

Kedua ortu angkatku sangat baik padaku, mereka juga sangat menyanyangiku seperti anak mereka sendiri tapi ada kalanya aku merasa sangat penasaran dengan jati diriku dan keluarga asliku. Sering kali aku bertanya pada diriku sendiri:

"Siapa orang tua asliku? 

"Mereka ada dimana?"

"Apa mereka baik-baik saja?"

"Apa mereka merindukanku seperti aku merindukan mereka? atau malah sudah melupakanku?"

"Kenapa mereka tidak mencariku?"

Beberapa pertanyaan itu selalu tergiang di otakku tapi semua jawabannya tentu saja tidak ada yang bisa menjawabnya kecuali aku menemukan mereka. Waktu itu umurku masih sangat muda dan ortu angkatku yang membantuku melaporkan kejadian yang menimpaku pada pihak kepolisian tetapi mirisnya sampai saat ini tidak ada tanda-tanda mereka menemukan sesuatu.

Sudah beberapa kali aku mempunyai keinginan untuk mencari ortu asliku tetapi aku tidak tahu darimana aku harus mulai mencari mereka. Negara Australia begitu besar dan satu hal yang kusadari adalah bahwa aku bukan orang Australia dari aksen bicaraku dan hal itu dibenarkan oleh Mamma Isla saat dia mendengarku mengoceh dalam bahasa Italia dan untungnya Mamma Isla juga bisa berbahasa Italia karena dia pernah tinggal di Milan beberapa tahun bersama kakak perempuannya (Bibi Isna) yang saat itu pindah dan menikah dengan bosnya yang merupakan orang Italia.

Sejak saat itu aku semakin dekat dengan ortu angkatku dan lama kelamaan aku pun sudah mulai melupakan masa laluku hingga sebuah insiden membuatku kembali mengingat sesuatu yang berhubungan dengan masa laluku.

~•~

[Genevee: 7 tahun]

Saat aku masih berumur 7 tahun ada sebuah insiden yang terjadi padaku. Insiden itu terjadi ketika waktu itu aku sedang ditengah perjalanan pulang dari sekolahku.

Biasanya aku selalu melewati jalan besar, tetapi entah kenapa hari itu aku memilih gang lain untuk ke Alterio Bakery dan disitulah aku tidak sengaja menemukan sebuah kedai es krim "cow and the moon". Saat aku melihat kedai tersebut tiba-tiba saja ada sebuah memory yang melintas begitu saja di otakku. 

////

"Mamma, Papà! Aku mau yang Mermaid Gelato" ucap gadis imut itu sambil menunjuk gambar gelato yang dia mau. 

"Apapun untukmu Fragolina! ucap Arlo yang sedang menggedong anak kesayangannya itu. 

"Tesoro, kamu mau yang mana?" tanya Arlo kepada istrinya. 

"Hmmm...disamain aja deh sama Gem" balas Jana.

"Kami pesan Mermaid Gelatonya 3 ya" ucap Arlo sambil memberikan lembaran uang Australia pada sang kasir.

//////

"Ahhkkk!" pekik Genevee kecil sambil memegang kepalanya dan meringis kesakitan. 

Isla yang kebetulan lewat pun langsung berlari menolong anak kesayangannya itu. Walaupun tidak ada hubungan darah diantara mereka, tapi Tristan dan Isla yang tidak dikaruniai anak pun sudah menganggap Genevee sebagai anak kandung mereka sendiri. 

Setelah kejadian itu, Tristan dan Isla menjadi lebih posesif terhadap Genevee pasalnya kejadian itu membuat mereka syok karena Genevee yang harus di-opname 3 hari di rumah sakit. 

Permasalahan tidak hanya sampai disitu, Tristan yang menjabat sebagai kepala pabrik perusahaan pertambangan di Sydney tiba-tiba saja diberitahukan oleh CEO perusahaan-nya bahwa ia dan beberapa rekan kerjanya dipindah tugaskan ke cabang perusahaan bagian utara Australia tepatnya di kota Adelaide. 

Setelah berdiskusi dengan istrinya, mereka pun memutuskan untuk pindah ke kota Adelaide, membuka toko roti baru dan memulai hidup baru disana.

Kepindahan mereka ke kota Adelaide rupanya berdampak baik terhadap Genevee. Gadis kecil itu yang awalnya berubah pendiam setelah kecelakaan itu pun perlahan mulai berubah menjadi gadis kecil yang ceria, seolah-olah tidak terjadi apapun dengannya.

Tristan dan Isla yang khawatir akan kondisi anaknya pun menanyakan hal itu kepada dokter yang merawat Genevee. Dokter cuma mengatakan bahwa itu adalah hal yang biasa terjadi saat otak sang anak yang secara alami ingin melakukan apa pun untuk melindungi pikiran Genevee dari terulangnya pengalaman negatif atau pengalaman buruk yang akan berpengaruh buruk pada kondisi mental sang anak. Itulah alasannya kenapa Genevee tidak mengingat apapun yang terjadi termasuk kejadian di kedai es krim tersebut.

Secara dipikir-pikir memang ada baiknya juga jika Genevee tidak mengingat apapun tentang kecelakaan itu karena jika anak itu mengingatnya, tidak bisa dipungkiri kalau dia pasti bakal sangat syok dan bisa-bisa membahayakan psikologi jiwa dan batin Genevee.

Saat itu Tristan dan Isla berjanji bahwa untuk saat itu biarkanlah Genevee menganggap mereka adalah ortu aslinya dan saat waktunya tiba, mereka akan memberitahukan semua kebenaran tentang status gadis kecil tersebut padanya dan membiarkan Genevee memilih apakah dia masih ingin tinggal bersama mereka atau pergi mencari ortu aslinya.

                             ~•~