[Beach Bubble Bliss, Finolhu]
[Genevee: 27 tahun; Eros: 32 tahun]
[H-4 Genevee; H-2 Eros]
Hari ini diawali dengan pagi yang sangat cerah! Samar-samar terdengar desiran ombak dari luar sana yang memberikan efek menenangkan kepada kedua insan yang masih tidur nyenyak dibalik selimut tebal itu.
Genevee menggeliatkan tubuhnya, kala suhu dingin merambat mengenai tubuh polosnya. Didekatkannya tubuhnya pada kehangatan disampingnya yang tak lain adalah kehangatan dari tubuh polos Eros sedangkan pria itu hanya refleks mengeratkan pelukannya pada tubuh polos Genevee.
Posisi tubuh mereka pun layaknya pasangan-pasangan yang baru menghabiskan malam berdua, dengan tubuh polos yang saling melekat satu sama lain, kaki yang saling bertautan hingga jarak muka keduanya yang hanya berselisih beberapa cm dari pasangannya.
Pagi itu, Genevee terbangun saat merasakan ada sesuatu yang berat melingkari perutnya. Masih dalam kondisi setengah sadar dan mata yang masih dipejamkan, Genevee refleks mengerakkan tangannya yang saat ini berada di dada sixpack Eros.
"Ini apa?" tanyanya dalam hati sambil mengernyitkan dahinya.
Secara perlahan Genevee pun membuka matanya dan pemandangan pertama yang dilihatnya tentu saja adalah dada polos seorang pria yang setengah sixpacknya tertutup oleh selimut tebal yang menutupi tubuh mereka.
"..."
Genevee yang masih belum sepenuhnya sadar pun hanya mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali lalu mengosok matanya untuk menjernihkan penglihatannya.
"..."
.
.
.
(5 detik kemudian)
"Ohh no!!" bisik Genevee dengan nada tidak percayanya. Dinaikannyalah kepalanya untuk melihat wajah dari sang pemilik dada sixpack tersebut.
Untuk sesaat Genevee hanya bisa menganga melihat wajah malaikat di sampingnya ini. "Astaga siapa pria tampan ini??? Kenapa aku bisa seranjang dengannya? Dimana ini?" pikir Genevee sambil melihat sekeliling kamar gelembung yang mereka tempati.
"Ouchh...Aduh kenapa kepalaku pusing sekali!" gumam Genevee sambil berusaha menjauhkan lengan Eros dari pinggangnya.
"Sebenarnya apa yang telah kulakukan kemarin?" tanya Genevee dalam hati sambil mengambil posisi duduk dan memegang kepalanya yang terasa berdenyut-denyut. Disaat yang bersamaan selimut yang awalnya menutupi tubuh polos Genevee pun melorot hingga ke pinggangnya dan seketika itu jugalah tereksposlah tubuh bagian atas wanita itu.
Rasa dingin yang menerpa kulit polosnya membuat tubuh Genevee seketika membeku, sisa kantuknya seketika hilang begitu saja saat wanita itu menyadari bahwa ada kemungkinan ia dan pria tampan disampingnya ini telah melakukan hubungan intim karena melihat dirinya terbangun dalam kondisi tidak mengenakan apapun dan pria tampan disampingnya yang juga keliatan sama polosnya dengan dirinya!
Banyaknya bercak-bercak merah yang terlihat menghiasi kulit putihnya ditambah rasa nyeri yang dirasakannya di area intimnya seketika memberikan jawaban atas pertanyaannya dan parahnya lagi Genevee menyerahkan mahkota berharganya itu kepada orang yang baru dikenalnya kemarin! Ya tidak salah lagi wajah malaikat tampan disampingnya itu adalah pria yang semeja dengannya kemarin!
"Ohh tidakk...Sebenarnya apa yang terjadi semalam?" tanya Genevee dalam hati sambil berusaha mengingat kejadian semalam.
Sekelebat potongan-potongan memori kemarin tiba-tiba saja muncul di ingatannya.
"Aku bukan Gemma! Namaku Genevee"
"Namaku Eros,...., senang berkenalan denganmu Genevee!"
"Hatimu akan merasa lebih lega saat kau berbagi bebanmu dengan orang lain"
Genevee masih ingat dirinya yang nangis tersedu-sedu saat menceritakan kisah cinta tragisnya kepada Eros begitu juga saat mendengar kisah tentang wanita-wanita di masa lalu pria itu lalu tiba-tiba saja adegan yang sangat buram ketika Eros berlutut untuk melamarnya muncul di benaknya.
"A...aku ingin menikah"
"Jika itu yang kau inginkan, akan kukabulkan keinginanmu itu!"
Samar-samar beberapa potongan-potongan memori Eros yang berlutut dan melamarnya, acara janji suci mereka melintas sekilas di otak Genevee. Dia ingat dirinya menerima lamaran romantis dari Eros, tatapan penuh cinta mereka saat mengucapkan kata "I do", ciuman pertama mereka setelah Eros membuka veilnya, hingga mereka yang dibawa ke kamar gelembung ini.
"Bukankah ini semua hanyalah imajinasinya dengan suami di dalam mimpinya?? Tapi melihat kondisi tubuhnya yang sudah polos dengan kondisi seranjang dengan seorang pria membuatnya ragu pada mimpinya itu! Tidak tidak...Ini tidak mungkin! Memori apa ini? Apakah ini semua nyata atau hanya mimpi belaka?" tanya Genevee pada dirinya sambil menepuk-nepuk pipinya.
Masih dalam kondisi bingung dan linglung...tiba-tiba saja lengan pria tampan itu merangkul pinggang Genevee dan membuat tubuh polosnya kembali terjatuh ke pelukan pria itu. Genevee yang kaget dengan aksi itu hanya bisa merasakan pipinya yang tiba-tiba memanas saat menyadari tubuh polos mereka kembali bersentuhan.
Saat mata Genevee menatap muka pria asing disampingnya tiba-tiba saja dia mengingat beberapa potongan kejadian kemarin malam yang terjadi di kamar gelembung ini.
"Mia moglie, let's make grandchildren for my parents! Please say yes"
"Yess..."
*Notes: Saat melakukan hubungan itu, Genevee dan Eros sudah tidak semabuk sebelumnya hanya masih Tipsy (setengah mabuk tapi masih mengetahui apa yang sedang mereka lakukan)
Melihat kulit polos Eros membuat otak Genevee tiba" memutar potongan-potongan tentang adegan malam pertama mereka dari pria itu yang menciumnya, membelainya, memberikan kenikmatan-kenikmatan yang belum pernah dirasakannya hingga pelepasan dahsyat yang dilepaskan keduanya...Parahnya lagi Genevee ingat bahwa dia melakukannya karena dia juga menginginkannya!
"Astaga...Aku pasti sudah gila!" gerutu Genevee sambil menenggelamkan wajahnya di dalam dekapan pria itu.
"Deg...wangi ini..." Untuk sesaat pikiran Genevee terdiam sesaat saat menghirup wangi dari tubuh pria disampingnya itu. "Aroma ini...dimana aku pernah menghirup aroma maskulin ini? Aroma cedar, woodsy dan sedikit aroma laut yang begitu familiar".
Belum sempat Genevee menemukan jawaban atas pertanyaannya, tiba-tiba saja Genevee merasakan after effect dari alkohol yang diminumnya kemarin, perutnya terasa tidak enak seperti ada sesuatu yang mau keluar dari mulutnya.
Sangking terburu-burunya ke kamar mandi, Genevee refleks mendorong tubuh Eros yang masih dalam kondisi memeluknya sebelum menarik semua selimut mereka untuk menutupi tubuh polosnya dan langsung melarikan diri ke arah kamar mandi tanpa menghiraukan erangan sakit Eros yang terjatuh dari ranjang mereka.
"Brughh...Merda (Damn) pinggangku! Ouchh!" gumpat Eros sambil memegang pinggang sakitnya yang terbentok di lantai keras itu.
Untuk sesaat Eros hanya terduduk di lantai untuk menetralkan rasa sakit di pinggangnya dan hangover akibat kebanyakan minum kemarin sedangkan otaknya kembali memutar mimpi erotisnya dengan istri di dalam mimpinya itu. Astaga bahkan sampai mimpinya pun Eros bermimpi menikahi seorang wanita dan melakukan malam pertama mereka untuk memberikan cucu seperti harapan Mammanya!
"Apa memang sudah waktunya aku menikah dan move-on dari masa laluku?" tanya Eros pada dirinya sendiri.
Saat Eros membuka matanya, dia bisa melihat dan merasakan juniornya yang sudah menegang keras gara-gara dirinya yang memikirkan mimpi erotisnya itu. Bagaimana mereka menjamah tubuh satu sama lain, erangan dan desahan yang keluar dari mulut istri dimimpinya saat dirinya melakukan aksi gilanya hingga pelepasan dahsyat yang dirasakannya.
Beberapa tahun yang lalu, Eros pernah beberapa kali melakukan hubungan intim dengan calon tunangannya Iris dan sekali dengan seorang wanita asing di masa depresinya tapi harus Eros akui, pengalaman seks dalam mimpinya terasa lebih erotis dan lebih nikmat dibanding hubungan intimnya dengan wanita lainnya bahkan saat melakukannya dengan Iris pun Eros tidak pernah merasa sepuas dan secandu ini seperti yang dirasakannya saat melakukannya dengan istri di mimpinya...sayangnya itu semua hanyalah mimpi belaka.
Merda! Sekarang Eros harus mandi air dingin untuk menetralkan gairah yang dirasakannya ini tapi sebelum itu, Eros tiba-tiba saja menyadari tubuhnya yang tidak memakai apapun alias sudah polos dari atas hingga bawah. Dengan pikiran yang mulai jernih, Eros akhirnya mengedarkan pandangannya pada sekelilingnya.
"Kenapa aku bisa berada di kamar gelembung ini?" pikir Eros sambil memakai boxernya yang diambilnya dari lantai. Dilihatnya pakaiannya dan sebuah gaun pengantin yang juga tergeletak di lantai kamar gelembung itu.
"Apa yang sebenarnya terjadi kemarin dan gaun siapa itu? Kenapa gaun itu terlihat begitu familiar?
Ahhh Eros ingat kemarin wanita di pantai bar yang semeja dengannya sepertinya memakai gaun sexy itu. Tapi anehnya kenapa gaun wanita itu ada di kamar gelembung ini? Bersamanya? Apa dirinya...
Saat Eros mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya, matanya tidak sengaja melihat ada bercak darah kering di sprei kasur yang dia tiduri. Wait a minute!!! Jangan bilang bahwa kemarin aku meniduri wanita itu? atau lebih parahnya lagi memperkosa wanita itu saat diriku sedang mabuk?
Samar-samar Eros mendengar suara muntahan seorang wanita dari arah kamar mandi. Seketika itu juga Eros langsung menuju kamar mandi itu dan melihat wanita cantik yang diingatnya bernama Genevee itu sedang memuntahkan isi perutnya pada closet duduk di kamar mandi mereka.
Genevee yang masih memuntahkan isi perutnya tiba-tiba saja merasakan tepukan pelan seseorang pada punggungnya alhasil dia pun semakin mengeluarkan muntahannya. Setelah beberapa menit, pria tampan itu memberinya tissue dan menyuruhnya membersihkan dirinya.
Saat melihat wajah wanita cantik itu tiba-tiba saja ingatan samar tentang kejadian kemarin melintas di benaknya. Eros tidak menyangka bahwa semua kejadian kemarin bukanlah sekedar mimpi tetapi kenyataan yang benar-benar terjadi dalam hidupnya.
Eros bukan saja melamar wanita asing yang baru dikenalnya kemarin tetapi juga menikahinya dan menyetubuinya. Astaga ini semua bukanlah mimpi yang berarti mimpi erotis itu adalah malam pertama mereka! Ya ampun...Aku pasti sudah gila!
"Apa aku se-depresi itu hingga menikahi wanita yang baru kukenal untuk memberikan cucu pada orang tuaku?"
"Apa yang harus kulakukan sekarang? Apa itu artinya Genevee sekarang sudah sah menjadi istriku?" tanya Eros dalam hatinya sambil mengacak-ngacak rambutnya.
~•~
Saat Genevee melihat pantulan dirinya di kaca kamar mandi gelembung mereka. Matanya seketika melebar melihat tubuh polosnya yang penuh dengan kiss mark atau hickey di sepanjang leher, payudaranya, dan paha dalamnya ditambah lagi rambut kusutnya yang terlihat seperti habis bercinta hebat dengan suaminya. Suaminya?
"Ya ampun! Apakah sekarang pria tampan itu sudah resmi menjadi suamiku?" tanya Genevee pada pantulan kaca kamar mandi sambil memegang kedua pipi merahnya dan tepat pada detik itu juga mata Genevee langsung menatap 2 cincin indah yang sudah tersemat di jari tengah dan jari manisnya.
Ditelitinya cincin tersebut, di jari tengahnya terdapat sebuah cincin dengan batu Emerald besar yang sangat indah sedangkan cincin di jari manisnya tersemat 2 in 1 ring yang menampilkan rangkaian beberapa diamond pada lapisan bawahnya dilengkapi dengan satu diamond bulat besar pada area tengah cincin tersebut lalu diikuti dua buah diamond yang menempel di bagian kanan dan kiri dari diamond utamanya.
Cincin-cincin ini sungguh indah dan menawan! Wanita manapun pasti akan terpesona melihatnya, begitu juga dengan Genevee.
"Apakah ini cincin yang diberikan Eros padaku saat melamarku dan menikahiku kemarin? Ya entah kenapa aku mengingat nama pria itu...hanya saja aku masih ragu apakah memori singkat buram yang muncul di benakku adalah kejadian yang benar-benar terjadi kemarin malam atau hanya imajinasiku saja?" pikir Genevee sambil membersihkan tubuhnya di bawah pancuran air segar Maldives.
~•~