Pemandangan sore hari yang sangat indah, matahari yang mulai bersembunyi dan langit yang mulai mengganti perannya, burung-burung kecil yang berterbangan kembali ke sarangnya dan angin yang bertiup kencang menjatuhkan daun-daun kering dari ranting pohon, sungguh suasana sore yang indah. pria itu terdiam menatap langit dan sesekali menatap wanita yang entah siapa dan dari mana asalnya yang kini tengah bersandar sangat nyaman di bahunya yang kokoh itu, ia pun menyelimuti hanna dengan jas miliknya.
.
.
Dua jam telah berlalu namun hanna masih belum terbangun dari tidurnya langit sudah semakin menghitam dan rintik hujan datang tanpa aba aba membuat pria itu terkejut dan langsung menggendong hanna, terpaksa pria itu membawa hanna ke unit nya. dengan basah kuyup sang pria membaringkan hanna di tempat tidur dan mencoba menyelimutinya, namun tangannya terhenti ketika ia mencium aroma yang sangat harum di kamarnya. "Aroma apa ini?? harum sekali" hidungnya mencari sumber datangnya aroma itu, sampai akhirnya ia memalingkan wajahnya ke arah hanna dan menduga jika aroma itu berasal dari tubuh hanna, ia mencoba mendekati hanna dan merasakan aroma yang ternyata memang dari tubuh hanna.
"Tubuhnya wangi sekali, aku belum pernah mencium aroma yang begitu lembut seperti ini, wanita ini sungguh mengagumkan" batin sang pria yang tersenyum ketika menatap hanna dari dekat, ketika ia hendak menjauhkan tubuhnya dari hanna, hanna malah memiringkan posisinya sampai tubuhnya menyenggol lengan si pria yang ia gunakan untuk menahan tubuhnya ketika mendekati wajah hanna, akibatnya sang pria hilang keseimbangan dan jatuh ke samping hanna.
*deg deg deg* jantung pria itu seketika berdegup kencang saat berhadapan dengan wajah hanna, padahal sebelumnya iya sudah menatap hanna cukup dekat tadi, tapi kenapa kini jantungnya malah berlari sangat kencang ketika kembali berhadapan dengan wajah hanna.
Pria itu pun menggelengkan kepalanya dan mencoba menenangkan jantungnya, saat ia hendak bangun setengan tangan nya ternyata berada di bawah badan hanna. ia menarik nafas panjang sebelum akhirnya mencoba menarik keluar tangannya itu, tapi belum sempat ia menarik tangannya, tangan hanna yang satunya, malah menimpa tubuh pria itu yang membuat si pria kembali terjatuh kesamping hanna.
"Ya tuhan, apa apaan wanita ini, kenapa tidurnya seperti hewan saja, jika begini bagaimana aku bisa berganti baju ku yang basah ini... huftt" akhirnya tanpa di sadari pria itupun ikut terlelap bersama hanna.
.
.
Waktu berlalu begitu cepat, dan hari semakin malam
.
.
Pria itu membuka matanya perlahan dan menatap hanna yang kini berada di dalam pelukannya, hanna tertidur sangat pulas di dalam pelukan pria asing di hadapannya, wajah hanna yang tertidur sungguh terlihat seperti bayi yang berada di pelukan ibunya.
pria itu menatap hanna dengan senyuman dan menyelimuti tubuh hanna sebelum akhirnya ia bangun dan berlalu meninggalkan hanna.
"AAAaaaaahhhhh....." hanna tebangun dari tidurnya.
"Kenapa gelap sekali" hanna tak bisa melihat apapun bahkan tak ada setitik cahaya yang bisa ia lihat, ia mengira bahwa lampunya padam tapi itu sangat tidak mungkin, hanna mencoba berteriak sekuat tenaga tapi tak ada yang mendengar teriakan nya.
"Tenanglah cu" suara itu terdengar dari belakang hanna dengan datangnya cahaya yang langsung menerangi seluruh ruangan, hanna menoleh ke belakang dan melihat nenek tua yang hampir ia tabrak pagi tadi.
"Nenek!!" ujar hanna
"Nenek baik-baik saja??, kenapa nenek tadi pagi meninggalkan aku sendiri" tanya hanna
"Tenanglah cu, nenek tak apa-apa" jawab si nenek
"Syukurlah" hanna merasa tenang.
"Dengarkan nenek cu, nenek hanya akan mengatakan nya sekali," hanna mendengarkan si nenek.
"Nenek lupa memberi tahu mu, mungkin kau akan mendapatkan banyak masalah ke depannya, dan cincin itu memiliki efek samping, kamu akan sering merasa kelelahan, dan jika kamu kedinginan kamu akan pingsan, karena saat dingin cincin itu akan membuat luka mu hangat dan itu akan menguras energi dari tubuhmu, tapi tidak apa itu hanya efek samping biasa tidak perlu di takutkan" kata si nenek
"Lalu kenapa saat cincin ini terkena air jadi berubah warna dan mengeluarkan bau harum?" tanya hanna.
"Apa kau tidak ingat saat kamu mendapatkan luka itu?,, itu adalah bau harum dari darahmu dan darahnya yang bercampur jadi satu, dan bau itu yang akan membuat pria itu menemukan mu, karena kini wangi tubuh mu sama dengan pria itu, jadi biarkan saja jika cincin itu mengeluarkan bau harum. hanya kamu dan pria itu yang mampu melihat cahaya yang di keluarkan oleh cincin itu, orang lain hanya akan mencium bau harum nya saja." jawab si nenek
Hanna melamun memikirkan ucapan si nenek, sampai si nenek mengatakan sesuatu tapi di potong oleh hanna.
"Tunggu!!! aku masih tidak mengerti apa maksud nenek" kata hanna.
"Kamu tidak perlu mengerti apapun cu, ikuti saja alurnya, nanti semuanya akan jelas pada waktunya" jawab si nenek.
" Tapi kenapa akuu!! aku baik-baik saja sebelum aku mendapatkan luka dan mengalami semua keanehan ini,, aku ingin kembali ke masa dimana aku belum mendapatkan luka ini" hanna menjawab kata-kata si nenek.
"Aku akan selalu menemani mu, tenanglah jangan takut, ini adalah kehendak tuhan"
"Tidakkkk!!!! tungguuuuu!!!! aku tidak menginginkan semua iniiii,, heiiii nenek kembalilahhhhhh aku tidak menginginkan iniiii" hanna beteriak berharap nenek itu mengabulkan perkataannya.
kata-kata terakhir si nenek membuat semua cahaya itu ikut menghilang. hanna kembali merasa ketakutan kini ia merasa sesak dan seakan tak mampu mengatur nafasnya,, sementara si pria panik melihat hanna tertidur dengan gelisah dan banyak keringat di wajahnya, ia mencoba menghubungi dokter.
beberapa saat kemudian dokter datang dan memeriksa keadaan hanna.
"Bagaimana dok?" tanya si pria
"Sepertinya ia meminum obat tidur yang dosis nya tinggi biasanya obat ini di konsumsi sebagian orang yang benar-benar susah tidur dan pastinya di bawah pengawasan seorang dokter, tapi sepertinya nona ini, baru pertama kali mengkonsumsi obat ini." kata si dokter
Pria itu hanya terdiam menatap hanna.
"Apa anda kekasihnya?" tanya si dokter
"Hee!... bukan bahkan saya baru mengenalnya siang tadi" jawab pria itu
"Oooh begitu, baiklah kalau begitu saya pergi dulu, karena masih ada beberapa pasien lagi yang menunggu saya" ujar sang dokter.
"Baiklah terima kasih dok" sahut pria itu.
"Ohh iya,, hangatkan dia, sepertinya ia tidak kuat dengan udara dingin" dokter itu tersenyum dan berlalu meninggalkan hanna dan pria itu.
pria itu menatap hanna yang mulai memucat karena dingin, ia langsung menyelimuti hanna, ia terus menatap hanna sampai akhirnya tertidur.
.
.