Menunggunya Pulang

Jun Mohan menghentikan rapat sementara dan keluar untuk menjawab telepon seorang diri.

"Siapa yang bisa menelepon Tuan Muda Jun di saat seperti ini?"

"Melihat raut wajah Tuan Muda Jun, sepertinya itu orang yang sangat penting."

"Omong kosong, jika itu bukan orang penting, mana mungkin Tuan Muda Jun menghentikan rapat tiba-tiba? Ini adalah hal yang sangat langka. Selama bertahun-tahun Tuan Muda Jun tidak pernah menjawab panggilan telepon dari siapa pun di saat rapat."

"Apakah itu wanita?"

"Selama beberapa tahun ini, pernahkah kamu melihat wanita di samping Tuan Muda Jun?"

"Betul juga, benar-benar membuat penasaran. Entah wanita seperti apa yang bisa memasuki hati Tuan Muda Jun kita."

"Orang yang berkelas dan tak tertandingi seperti Tuan Muda Jun membutuhkan wanita terbaik untuk mendampinginya."

....

Di dalam pikiran mereka, Tuan Muda Jun adalah orang yang paling sempurna dan tidak bercela sedikit pun.

Jun Mohan tahu bahwa Feng Sujin tidak akan meneleponnya kecuali telah terjadi sesuatu.

Ketika dia menjawab telepon, hanya ada keheningan di sana, tidak ada seorang pun yang berbicara.

Jun Mohan menunggu dengan sabar sebelum akhirnya bertanya, "Ada apa?"

Feng Sujin yang sedang berbaring di atas tempat tidur melihat salah satu tangannya, dia lalu berkata dengan suara lemah, "Tuan Jun, aku hari ini telah memukul orang dan bahkan hampir membunuhnya."

Jun Mohan sudah begitu banyak membantunya, dia tidak ingin menyembunyikan apa pun yang dia lakukan. Sebenarnya dia juga bukan orang yang kejam, dia masih bisa merasa takut dan panik saat hampir membunuh orang.

Jadi saat ini dia sangat kacau, dia menelepon Jun Mohan dalam keadaan gundah.

Jun Mohan tertegun sesaat, tetapi kemudian merasa lega. Dia mengira ada sesuatu yang telah terjadi pada Feng Sujin.

"Apa kamu memukul sampai tanganmu sakit? Lain kali biarkan pengawal yang melakukannya."

Feng Sujin terkejut, tubuhnya menegang, dia lalu duduk dan melihat ponselnya. Apakah barusan dia tidak salah dengar?

"Apa… apakah kamu tidak merasa kalau aku bukan wanita yang baik?"

Jun Mohan tersenyum lembut, dia tidak pernah tahu bahwa istri kecilnya ini memiliki sisi yang manis, "Jika kamu bukan wanita yang baik, maka aku juga bukan pria yang baik. Lakukan apa pun yang ingin kamu inginkan. Lain kali bawalah pengawal untuk menjagamu, entah mau menghajar orang atau melakukan sesuatu yang lain, mereka akan melakukannya untukmu, kamu tidak perlu melakukannya sendiri."

Jantung Feng Sujin berdegup kencang, dia sangat tersentuh ketika mendengar kata-kata yang begitu kuat ini.

Bisa bersama dengan Tuan Jun yang begitu berkuasa, kata-kata seperti itu pun dapat diucapkan dengan begitu mudah.

Setelah terdiam sesaat, Jun Mohan menghela napas dan berkata, "Tunggu sampai aku kembali dan mengatur seorang asisten untukmu, aku masih merasa khawatir kamu menanganinya sendiri."

Feng Sujin lagi-lagi merasa ada sesuatu yang mengalir dari dalam hidungnya. Entah kenapa hatinya begitu mudah tersentuh oleh Tuan Jun.

Setiap kata yang dia ucapkan dapat menyentuh titik hatinya yang paling dalam, membuat hatinya terasa hangat.

"Baiklah."

"Apakah masih ada yang lain?"

Feng Sujin menjawabnya, "Tidak ada, selamat bekerja!"

Setelah itu nada bicaranya langsung terdengar ceria kembali. Sebenarnya dia masih sedikit memikirkan pendapat Jun Mohan, lagi pula mereka akan menjadi suami istri dan tinggal bersama di masa depan.

Setelah itu Feng Sujin menambahkan, "Aku akan menunggumu kembali."

Sudut bibir Jun Mohan sedikit terangkat, kata-kata terakhir Feng Sujin jelas-jelas membuatnya merasa senang, "Jaga dirimu baik-baik."

Setelah mengakhiri panggilan telepon, Feng Sujin berbaring di tempat tidur dan berguling-guling dengan gembira. Ternyata begini rasanya diperhatikan dan dipedulikan oleh seseorang.

Setelah Jun Mohan kembali duduk di ruang rapat, semua orang dapat dengan jelas merasakan bahwa Tuan Muda Jun sedang dalam suasana hati yang baik.

Mereka pun juga ikut menjadi lebih santai.

Ketika rapat selesai, semua orang berkumpul untuk berdiskusi, mereka semua curiga bahwa Tuan Muda Jun sedang jatuh cinta, atau bahkan sudah memiliki wanita di sisinya.

"Aku bisa menebak, orang yang bisa membuat Tuan Muda Jun berekspresi seperti itu pasti seorang wanita!"

"Sudah lama sekali aku tidak melihat Tuan Muda Jun sesantai itu. Aku harus bertanya pada Ye Xing lain kali."

Mereka semua bukan tangan kanan atau tangan kiri Tuan Muda Jun, jadi mereka tidak bisa mengetahui apa pun yang berhubungan dengan urusan pribadi Tuan Muda Jun dan hanya bisa menebak-nebak saja.