Empat jam berlalu lambat, pikirannya kacau dan ketakutan. Kulitnya mulai memerah karena berkali-kali berusaha melepaskan diri dari ikatan Dae-hyun. Jauh di dalam hati gadis itu berkecamuk kebencian akan apa yang dilakukan Dae-hyun barusan. Sungguh, Hee-ra tak mengerti setan apa yang marasuki Dae-hyun hingga kembali berlaku kasar padanya. Akhirnya, semua pria sama saja. Berkata sayang dan cinta, namun akhirnya bersikap egois juga.
"Nona Shin?"
Hee-ra memutar kepalanya, seorang pria berdiri di ambang pintu sambil membawa nampan berisi makanan. Sebelum melanjutkan langkahnya, ia menutup dan mengunci pintu rapat-rapat. Mungkin salah satu anak buah Dae-hyun, pikir Hee-ra.
Bolehkah Hee-ra menangis dan memohon agar orang itu mau melepaskan ikatannya? Haruskah Hee-ra melakukan itu sekarang? Ia benar-benar tersiksa dengan keadaan seperti ini.