Before Part #1

Sepi ...

Sunyi ...

Sendiri ...

Hanya ada aku, angin yang berhembus dan langit beserta bulan dan bintang nya.

Entah keberapa kali nya aku sendiri di loteng rumah tanpa apapun, memandang langit malam walau terkadang tanpa bintang.

"Mau kamu apa?!" (Ayah)

"Aku gaminta banyak dari kamu, cukup selalu ada buat aku sama Dela" (Mama)

"Heh! Aku kerja buat siapa? buat kamu! buat Dela juga!"

"Hah! Buat aku?Dela? Trus Lena siapa Hah? Siapa?"

Sejak pertengkaran Ayah dan Mama saat itu, aku jadi sering berdiam diri di loteng, menyimpan rasa yang tak bisa ku ungkapkan.

"Dela... Sayang...." suara Mama menarikku untuk segera turun

"Iya mah" Sahutku sembari melemparkan senyum seolah aku 'baik-baik saja'

"Besok Mama berangkat pagi-pagi banget, paling mama siapin sarapan aja buat kamu, siang nya beli atau bikin sendiri ya" Ujar Mama

"Iya" Balasku singkat, because... memang tak ada jawaban lain selain itu

Mama menarik tanganku dan... 'Cup' terasa ada basah di dahiku, selalu kecupan itu yang Mama berikan sebelum aku terlelap.

Jarum jam sudah bertengger di angka 11, kulirik handphone sebelum benar-benar memejamkan mata.

Plentung! 'Tumben banget, siapa yang ngechat malem-malem'batinku

_Sal, Masa ada cowo yang minta no lu?_ ternyata dari Nada sahabatku

_siapa?_

_Gatau nama nya siapa, ngechat gua cuma minta no lu, tanpa basa basi lagi_

_jangan dikasih_

_Oke Sal, G'night ya:)_

_Nighttoo_

Selalu begitu... satu sekolah tidak ada yang punya no handphone ku kecuali Nada! BTW ... Kenapa Nada manggilku 'Sal' dan Mama call me 'Dela'? Yaps! Namaku Salshadila Purnama Putri, sejak kecil Mama memanggil ku Dela, tapi di sekolah, semua memanggil ku Salsa. Begitulah ada nya ...

Dan Why aku tidak bersosialisasi? karna aku pikir, punya banyak teman justru membuat aku semakin Insecure dengan diriku sendiri. itu aku!

Setelah mengetik balasan untuk Nada, kuletakkan handphone di meja belajar. Mataku terpaku pada sebuah Album foto. Sejak sore ingin kubuka tapi tertunda oleh panggilan Mama.

Sampul album itu tertulis 'The Purnama Family' ...

Why? Itulah nama Ayahku, Handoko Purnama. Sangat melekat dalam ingatanku ketika Ayah memberikan Album itu di hari Ulang tahunku yang ke 9tahun, meski saat itu aku belum mengerti banyak hal, tapi aku tau. Ayah punya maksud tersendiri mengapa ia memberikan Album itu padaku.

FLASHBACK ~ Desember 2009

Ulangtahun ku tidak pernah di rayakan secara resmi, hanya ada Aku, Ayah dan Mama. Terkadang di kamarku, Ruang tamu bahkan saat itu di dapur rumah ku. Aku tidak pernah tau kenapa selalu begitu.

"Happy Birthday Mysweety" Ujar Ayah setelah aku meniup Lilin diatas kue yang di pegang Mama.

Aku membalas nya dengan senyuman "Mana kado dari Ayah"

"Oh iya, Ayah lupa" Ayah beranjak dari kursi dan mengambil sesuatu di dalam Tas kerja nya.

"Ini buka" Perintah Ayah sembari menyodorkan kado yang persis seperti Ukuran Buku tulis.

Perlahan kubuka kado dari Ayah, saat itu aku agak sedikit kecewa, untuk anak seumuranku tidak suka dengan hadiah seperti itu. "Ini apa ayah?" Dengan polos kutanyakan barang yang ada di tanganku.

"Ini nama nya Album, Foto-foto kamu, Mama dan Ayah, nanti di taruh disini, Jadi... kamu bisa liat muka lucu kamu waktu masih kecil kalo kamu udah besar nanti" Jelas Ayah dengan tutur kata yang sangat lembut

"Oh gtu, Makasih Ayah" Kupeluk Ayah sangat erat, begitupun dengan nya.

Disisi lain, Mama hanya menyaksikan adegan itu tanpa seucap kata pun, dengan mata berkaca-kaca Mama mengusap punggung ku yang membelakangi Mama.

Sebelum pikiranku larut dalam kesedihan, segera kuletakkan Album itu di Laci Minibox samping Kasurku.Bersiap untuk tidur dan tak lupa membaca doa.

Kuselipkan sedikit doa 'Semoga besok akan lebih baik dari hari ini'