Pagi itu, kutatap pantulan tubuhku di cermin panjang kamarku. Dasi. Tas. Rambut. Kaos kaki. Beres!
Dengan riang kuayun langkahku menuju dapur, menghampiri Mama yang sedang menyiapkan sarapan.
"Pagi ma!" Kupeluk punggung Mama
"Pagi sayang..., kita sarapan nasi uduk aja ya, Mama udh beli sayuran sama Frozen food, terserah kamu nanti mau masak apa" Jelas Mama sebelum melepaskan tanganku dari pinggang nya.
"iya ma"
Kami sarapan bersama, pergi bersama mengendarai motor kesayangan mama, Why? karena aku belum lancar mengendarai motor, jadi Mama yang selalu mengantarku kesekolah. Dulu Ayah... Tapi... Yasudahlah!
Tepat di depan gerbang sekolah Mama menurunkan aku. "Fokus ya belajar nya" Sembari bersalaman, "Iya Ma, Mama hati-hati ya kerja nya" Hanya di balas dengan anggukan pelan.
"Sal!!!"
Seseorang memanggilku dari kejauhan, Ya! dia Nada sahabatku. Kulangkahkan kakiku menghampiri nya.
"Pagi Nad" sedikit tersenyum
"Pagi Sal, gua mau sarapan di kantin, ikut ga?" sedikit menjegatku untuk masuk ke kelas
"Duluan aja, gue udah sarapan" sembari melengos masuk ke dalam kelas.
"oke" Nada sudah tidak asing dengan sikapku, dia tetap menjadi teman dikala moodku baik ataupun buruk. The Real Friend!
Menuju bangku. Meletakkan tas. Dan pergi ke Rooftop gedung sekolah. Tidak hanya di rumah, di sekolah pun selalu itu yang aku lakukan. Memandangi langit, meski terkadang cuaca tidak mendukung.
FLASHBACK ~ Agustus 2015
Suatu ketika ...
"Siapa sih yang nangis" suara anak lain mencari sumber suara tangis, yaitu suaraku.
"Tuh di pojok!" suara anak lainnya berhasil menemukanku di pojok Rooftop.
"Salsa! Lu kenapa?" Dua anak itu menghampiriku, mengelus lenganku yang merengkuh lutut sangat erat, kepala kutelungkupkan diatas lutut.
"Lu sakit Sal? ada masalah? kenapa? pulang aja yah" Dua anak itu terus bertanya kepadaku, namun tangisku tak kunjung reda, malah semakin deras.
Beberapa menit kemudian, hatiku mulai tenang, kuangkat kepalaku untuk melihat siapa yang menghampiriku.
"Sal, kenapa?" tanya anak berwajah cantik dengan kuncir kuda. Dia Nada.
"Kalo sakit pulang aja, nanti kita yang ijinin" ujar anak lain nya dengan kuncir dua, seperti anak TK. Leni.
"Gue gapapa" jawabku singkat, sejujurnya saat itu aku tidak ingin berkata apapun, aku hanya ingin pergi meninggalkan mereka, tapi itu hal yang sangat egois.
"Yaudah gua anter ke UKS aja ya, biar lu tenang dulu" ujar Nada "Lu ke kelas aja Len, bilang sama Bu Rima, gua sama Salsa di UKS ya" jelas nya kepada Leni.
Nada mengantarku ke UKS, membuatkan ku segelas teh manis dan menemaniku yang hanya melamun memandangi ujung kasur.
"Lu kenapa Sal? Kalo ada masalah boleh cerita sama gue, siapa tau bisa mengurangi beban hati Lo" Tanya Nada masih saja penasaran dengan keadaanku.
"Gapapa ko" balasku dengan senyum tipis
Kurasa saat itu sudah cukup untuk aku terus berlarut dalam kesedihan. Dan aku mengingat satu hal, bahwa aku belum tau siapa nama anak yang ada di depanku.
"Sorry, nama Lu siapa?" Dengan santai aku menjulurkan telapak tanganku.
"Oh Lo blom tau nama gue" Nada terkekeh "Gue Nada Andriyani, Biasa dipanggil Nada" membalas juluran tanganku dan tersenyum lebar.
Mulai saat itu aku kenal Nada, Ah ya! Aku anak baru di kelas 8 tepat nya di kelas 2 SMPN Tiara Aksara.
Nada menjadi teman pertamaku di kelas, ia rela pindah tempat duduk dari depan ke belakang demi menemaniku. Dan satu hal yang membuatku berani menceritakan apapun kepada Nada, karna ia selalu mensuport dan memberi saran yang menurutku sangat baik untukku.