Audia melihat beberapa tumpukan barang-barang yang baru dibawakan oleh beberapa pelayan di kediaman mertua Audia.
Sepertinya barang-barang itu baru saja ditaruh di ruang keluarga, karena saat Audia dan Alvin turun untuk sarapan, barang yang beraneka ragam bentuk dan jenis belum ada di sana.
"Itu apa, Mas?" tanya Audia memperhatikan semua tumpukan barang, dengan bungkus yang berbeda-beda.
"Sini," Alvin menarik tangan Audia untuk duduk di sofa panjang. Tidak lama, Sriwedari dan Prima ikut bergabung bersama mereka.
Alvin memilihkan beberapa barang yang terbungkus rapi dengan sampul kado. "Oleh-oleh untuk istri mas tercinta."
"Ish, apaan, sih, Mas Alvin ini." Audia mencubit asal lengan suaminya. Wajahnya terasa panas.
Audia masih merasa malu, jika di depan mertuanya, Alvin bersikap mesra. Meski hanya sebuah panggilan seperti itu.