OHM 4

Ralisya tersenyum pada Raydan, begitu juga Demian. Berbeda dengan Raydan yang tiba-tiba saja merasa canggung melihat senyum Ralisya. Ralisya justru tampak tenang melihat Raydan.

Al, Dev, dan Gev berlari menuju rumah, membawa semua mainan yang Raydan bawa. Sementara Raydan memilih masuk begitu saja melewati Ralisya dan kekasihnya.

Raydan tersenyum melihat Al, Dev, dan Gev terlihat bahagia. Meski sudah akan memasuki Sekolah Dasar, tapi mereka tetap saja menyukai mainan.

"Kebetulan kamu datang, Ray. Kita makan siang sama-sama saja kalau begitu. Aku sudah masak tadi," ucap Ralisya saat masuk ke rumah.

Raydan mengerutkan dahinya. Benarkah Ralisya masak? Sepertinya Ralisya sering datang ke rumah Rayna. Hingga dia bersikap santai saja seolah rumahnya sendiri.

Mereka makan bersama, ada Rayna juga di sana dan Kevano. Ketiga anak Rayna pun duduk bersama mereka ikut menikmati makan siang.

"Ini untuk di makan nanti saja. Mami akan simpan terlebih dahulu. Kalian makan dulu makan siang kalian," ucap Rayna menyingkirkan makanan yang Raydan bawa. Sudah terlalu banyak makanan di meja makan. Jadi akan mubajir jika tak di makan.

Selesai makan siang, Rayna meminta anak-anaknya untuk tidur siang. Ada saatnya mereka bermain dan juga tetap harus tidur siang. Tidur siang akan sangat bagus untuk perkembangan otak anak.

Sedangkan para orang dewasa itu berkumpul di ruang tengah.

"Jadi, kapan kalian akan menikah?" tanya Kevano pada Ralisya dan Demian.

Raydan tengah meminum jus buatan bibi sebelumnya. Dia tampak tak peduli dengan apa yang Kevano katakan, meski dia pun mendengarnya.

"Doakan saja, Kev," ucap Demian tersenyum. Ralisya pun ikut tersenyum.

Ya, jika dipikir-pikir cukup lama mereka menjalin hubungan, hanya saja belum terpikirkan untuk membahas pernikahan. Keduanya memang masih sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Kevano juga hanya tersenyum menanggapi jawaban Demian. Semua memang kembali pada Demian dan Ralisya, karena merekalah yang menjalani. Mereka yang kedepannya akan menentukan masa depan hubungan mereka akan seperti apa.

Demian dan Ralisya pergi lebih dulu dari rumah Rayna. Sementara tak lama setelah itu, Raydan ikut pergi dari rumah Rayna.

Raydan kembali ke apartemennya. Dia duduk di meja makan sambil meminum segelas air dingin.

Libur tahun baru cukup panjang, masih ada beberapa hari lagi. Dia tak mengerti akan melakukan apa. Semenjak tinggal kembali di Indonesia dia hanya sibuk bekerja dan setelah itu kembali ke apartemen. Tak banyak kegiatan yang dilakukannya di luar selain bekerja.

Raydan teringat pada Clarie, dia tersenyum sekilas saat tiba-tiba saja terlinta sebuah ide.

Raydan memesan tiket pesawat menuju Jerman. Dia akan datang ke Jerman tanpa memberitahu Clarie. Anggap saja dia akan memberikan surprise di awal tahun untuk wanita yang sudah lama berhubungan dengannya itu.

Raydan bergegas bersiap saat tahu ada tiket pesawat pukul lima sore nanti, masih ada waktu dua jam untuk bersiap.

Raydan memasukan beberapa pakaiannya ke dalam koper, setelah selesai dia memesan taksi menuju Bandara.

Sambil menunggu taksi, Raydan memikirkan, akan memberikan hadiah awal tahun apa untuk Clarie? Akan sangat menyenangkan jika dia membawa buah tangan khas Indonesia untuk Clarie.

Tak lama masuklah panggilan, taksinya sudah sampai. Dia bergegas keluar dari apartemen dengan tak lupa menyeret koper miliknya.

Sesampainya di depan taksi, sang supir membantu memasukan koper Raydan ke dalam bagasi, dan Raydan duduk di kursi penumpang belakang.

Di perjalanan, Raydan mengirimkan sebuah pesan pada orangtuanya. Dia takut orangtuanya menanyakan dirinya atau bahkan sampai datang ke apartemennya dan dia tak ada di sana.

Raydan mengatakan ada urusan sehingga dia akan pergi beberapa hari dan takan berada di apartemen.

Ketika melewati sebuah toko yang menjual segala pernak pernik khas iIndonesia, di mana di sana dijual berbagai macam kerajinan tangan yang dihasilkan dari berbagai kota di Indonesia, Raydan mampir terlebih dahulu. Masih ada waktu hingga pesawatnya terbang menuju Jerman.

Raydan memilih banyak sekali pernak pernik cantik. Dia tak tahu Clarie akan menyukainya atau tidak, karena itu setiap item dia beli beberapa macam model. Seperti aksesoris anting hasil kerajinan tangan kreatif orang-orang asli Indonesia, kalung berliontinkan mutiara yang dihasilkan dari laut Indonesia, dan juga ada beberapa yang lainnya.

Selesai memilih, Raydan kembali ke mobil, sebelum itu dia memasukan belanjaannya ke dalam koper. Masih ada ruang di sana hingga semua belanjaannya masuk ke dalam koper.

Sesampainya di Bandara.

Raydan membayar taksi dan bergegas masuk ke Bandara. Dia menunggu di ruang tunggu hingga adanya pemberitahuan bahwa seluruh penumpang yang akan melakukan penerbangan menuju Jerman diharapkan masuk ke pesawat dan Raydan pun bergegas masuk ke pesawat..

Selama di perjalanan udara menuju negara kelahiran kekasihnya itu, Raydan tak hentinya tersenyum. Rindu sekali pada kekasihnya itu dan tak sabar ingin segera melihatnya.

Enam belas jam berlalu.

Raydan sampai di Bandara Flughafen Berlin Schonefeld, Jerman.

Bandara itu terletak sekitar 8 Kilometer arah Barat Laut dari pusat kota.

Raydan bergegas menuju taksi dan meminta diantarkan menuju apartemennya. Dia sana sebelumnya ada apartemen miliknya yang diberikan oleh sang papa ketika Raydan kuliah dulu. Sang papa memang tak tanggung-tanggung memfasilitasi belajar Raydan, bahkan sampai membelikannya sebuah apartemen di sana.

Sesampainya di apartemen.

Raydan menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur. Waktu menunjukan pukul 7 pagi waktu setempat.

Dia menyalakan alarm, dua jam dia akan tidur lebih dulu sebelum nantinya akan menemui Clarie di apartemennya.

Raydan tak sempat membersihkan tubuhnya, dia benar-benar lelah dan langsung terlelap.

Waktu berlalu.

Raydan bangun lebih lama dari waktu alarm yang dia pasang. Waktu sudah menunjukan jam makan siang, dia memilih membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.

Setelah itu dia pergi ke sebuah restoran untuk makan siang.

Ditengah makan siang, panggilan video masuk ke ponselnya. Ya, seperti biasa itu dari Clarie. Raydan tak menjawab panggilan video Clarie, dia hanya terkekeh melihat berkali-kali Clarie menghubunginya. Dia yakin, saat ini Clarie tengah kesal. Bahkan bisa terlihat dari pesan yang Clarie kirim selanjutnya. Di mana Clarie mengatakan bahwa dirinya sudah mempermainkan Clarie karena tak menjawab panggilannya ketika dia begitu merindukannya.

Raydan begitu menikmati makan siangnya, malam nanti dia akan menemui Clarie. Dia yakin Clarie akan terkejut melihat kedatangannya.

Selesai makan siang, Raydan kembali ke apartemennya. Sebetulnya, banyak sekali yang ingin dia kunjungi, termasuk temannya selama dia kuliah dan tinggal di Jerman. Tapi itu bisa lain kali, dia masih memiliki waktu beberapa hari di Jerman. Yang terpenting, dia akan menemui Clarie lebih dulu.

Malam hari.

Raydan menghubungi Clarie melalui via telepon. Dia tak menghubungi melalui video karena Clarie tahu apartemennya. Dia tak ingin Clarie tau lebih awal bahwa dia ada di Jerman saat ini.

Clarie menjawab panggilan telepon Raydan, dan mengumpat kesal. Raydan mengklik loudspeaker, dengan santai dia mengganti pakaiannya sementara ponselnya dia letakan di atas tempat tidur.

'Where are you now, Baby?' tanya Raydan.

Clarie menjawab dengan kesal. Dia mengatakan ada di apartemennya, seharian dia tak ke mana-mana karena merasa lelah, dan dia hanya ingin ditemani oleh Raydan meski hanya melalui sambungan telepon.

Clarie masih saja mengomel, membuat Raydan semakin terkekeh dan ingin segera bertemu Clarie. Dia gemas sekali pada kekasihnya itu.

Raydan tiba-tiba saja mematikan teleponnya padahal Clarie masih mengomel, dan tak lama Clarie menghubunginya kembali tetapi Raydan tak menjawabnya.

Selesai mengganti pakaiannya, Raydan bergegas menuju apartemen Clarie. Tak lupa dia membawa bingkisan yang dia beli di Indonesia.

Apartemen Clarie berada di samping apartemen Raydan, beruntunglah Clarie tak menyadari kedatangannya. Dan sepertinya memang benar Clarie seharian berada di apartemennya, karena Raydan tak mendengar suara pintu apartemen Clarie terbuka.

Raydan menekan password apartemen Clarie, dia tahu sejak awal. Setelah itu dengan perlahan dia masuk mencari keberadaan Clarie.

Pandangan Raydan tertuju pada wanita yang tengah berdiri di dapur dengan hanya memakai mini dress dengan bagian bahu hingga punggung terekspos jelas.

"Babe!"

Raydan memanggil wanita itu, dan wanita pun berbalik melihat ke arahnya. Wanita itu memekik terkejut melihat kedatangan Raydan dan segera berlari menghampiri Raydan.

Ya, dia Clarie. Clarie melompat ke tubuh Raydan hingga Raydan menjatuhkan bingkisan yang dia bawa agar kedua tangannya dapat menopang tubuh Clarie agar tak terjatuh.