Ronde Kedua
"Sepertinya kalian bisa membuat Dini berada dalam kesulitan. Kalian menyegel bentuknya agar tidak berubah. Tapi kalian pasti tidak memperhitungkan soal adanya musuh lain selain senjata hidup…"
Sosok wanita dengan kostum kelinci putih pun muncul. Telinga kelinci di kepalanya dengan costum ketat yang menunjukkan lekuk tubuhnya. Anya mengenakan kostum yang cukup mencolok. Kostumnya hampir menutupi seluruh tubuh, hanya bagian wajah yang tidak tertutupi. Anisa pun sadar betapa berbahayanya Anya.
"Jangan hanya diam…! Dia itu musuh…! Serang dia…! Jangan biarkan perkataan dan penampilannya membuat kalian terkecoh…!"
Semua orang segera tersadar dari lamunan mereka. Lunia pun melesat ke arah Anya dan melancarkan sebuah pukulan keras. Pukulan itu membuat ledakan udara ketika menghantam lengan Anya. Namun tubuh Anya tidak bergeming atau bergeser sedikitpun.
'Keras… rasanya seperti memukul batu karang besar.'