Panti asuhan

Sudah hampir seluruh rute kota yang ku ketahui sudah ku lalui.Tapi,koranyang berhasil ku jual hingga siang ini baru terjual dua koran saja.aku memutuskan untuk beristirahat sebentar di depan sebuah ruko yang berada di pinggir jalan untuk menghilangkan penatku yang sejak tadi ku tahan.walau sedang Beristirahat tetapi pikiranku tetap saja tertuju ke arah koran-koranku yang baru terjual dua buah saja,dan sebentar lagi aku harus pulang ke panti asuhan dimana sekarang ku tinggal.

Tapi,aku ragu untuk kembali ke panti asuhan.aku takut bibi akan menghukumku seperti kemarin.karna,aku hanya memberi uang yang sedikit dari hasil jualan koranku.Saat aku beristirahat datang seseorang dari dalam ruko tersebut.

"hey!!!.ngapain kamu duduk disini. ngalangin jalan saja,kalau ada pembeli gimana,hah!.pergi sana jangan duduk disini.ngalangi saja" bentak pemilik ruko kepadaku

"iya,pak maaf" ucapku sambil membawa koran-koranku.Dengan tenaga yang tersisa aku meneruskan menjual koran-koranku hingga sore hari.Namun,hasilnya tetap sama.koran-koranku tak terjual sedikit pun.Dengan terpaksa aku pulang ke panti asuhan,Dan aku tau pasti bibi akan menghukumku lagi.

sesampainya di panti aku langsung disambut bibi panti asuhan

"mana uang hasil jualan korannya" tanya bibi dengan tangan yang gemetar,aku memberinya dua lembar seribuan dari hasil jualanku hari ini

"apa?!.cuma segini doang,dasar cewek bodoh kamu tidak bisa kerja dengan baik apa!.kemarin bawa uang sedikit sekarang juga.bisa rugi aku lama-lama.hari ini kamu nggak dapat jatah makan lagi." bentak bibi dengan wajah yang memerah

"tapi bi...,aku belum makan hari ini" ucapke dengan nada memelas."nggak ada tapi-tapian lagi,masuk kekamarmu sekarang!"dengan terpaksa aku meninggalkan bibi panti tanpa mendapat jatah makan lagi.aku segera berjalan ke kamarku yang terletak di lantai dua panti asuhan.kamar yang ku tempati adalah bekas kamar Abah suami dari bibi panti.Dulu,panti ini sangat menyenangkan bagi kami dan kami masih diurus dengan baik.tetapi,semenjak Abah meninggal tiga bulan yang lalu suasana pantu berubah seratus delapan puluh derajat.entah alasan apa yang membuat bibi berubah menjadi seperti ini.Namun,kata Ali teman satu pantiku mengatakan bibi berubah menjadi seperti ini karna panti ini tidak mempunyai uang lagi untuk membiayai semuanya.Dan membuat bibi menyuruh kita semua untuk bekerja dari pagi hingga sore.

setibanya di kamar aku langsung naik keatas kasurku yang terletak di sudut ruangan dan aku langsung menangis sejadi-jadinya.sambil memegang kenangan dari keluargaku yaitu sebuah foto saat kami di taman hiburan.aku tak peduli berapa lama aku tenggelam oleh isakkan tangisanku saat ini.tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku

"kak tiyas,ini aku Bela" ucapnya dari luar sana.aku segera mengusap air mataku,dan membukakan pintunya.

"ya,ada apa bela?" ucapku dengan nada yang masih tercekik.

"boleh aku masuk,kak" pintanya.aku memperbolehkan dia masuk.kami langsung duduk diatas kasurku.

"ini buat kakak.pasti kakak lapar" ucapnya sambil mengeluarkan sebuah roti.aku menerima roti tersebut dan langsung memakannya

"oh ya, kamu nggak makan.bel".

" udah kok tadi sama yang lainnya"

"ohhh"

"aku benci sama bibi yang selarang.aku mau bibi kayak dulu lagi"

"aku juga sama inggin bibi kayal dulu lagi".

" dah ya kak.aku kekamarku takut bibi tau aku ada disini"

"ya udah,nggak apa,kok"

bela segera pergi ke kamarku dan meninggalkanku seorang diri.tak lama kemudian,aku tertidur dengan pulas di atas kasurku.