kenyataan yang pahit(1)

Alaram di tubuhku bekerja seperti biasanya.Membangunkan tepat pukul enam pagi,aku segara beranjak dari tempat tidurku dan bergegas untuk pergi ke percetakan koran biasa aku mengambil koran-koran untukku jual.Aku harus melewati beberapa gang kecil untuk sampai ke tempat percetakan tersebut.Sesampainya disana tempat itu terlihat ramai oleh pekerja yang sedang berlalu lalang dan ada juga yang terlambat datang kerja sehingga ia harus menunggu hukumannya selesai.Aku segera menghampiri petugas yang biasa melayaniku.

"eh,Neng Tiyas!.mau ambil koran ya... mau ambil berapa?" tanyanya dengan ramah.

"kayak biasa aja dua puluh koran ya,kang" jawabku

"oke tunggu ya... diambil dulu koranya" ucapnya.lalu ia segera masuk kedalam ruangan tersebut untuk mengambil koran-koranku.

tak lama kemudian ia datang menghampirku sambil membawa pesanan koran-koranku.

"nih,Neng.koran pesanannya semoga cepat laku ya..."

"iya,kang.Makasih ya,kang" ucapku.lalu segera pergi meninggalkan petugas tersebut.

aku melanjutkan perjalananku untuk mejual koran-koran ini.aku melewati gang-gang kecil terlebih dahulu agar lebih cepat sampai,karna jika aku melalui jalan besar akan membutuhkan waktu yang lebih lama.Hati senang setelah melihat keadaan jalan raya.ya,macat.bagi kalang orang banyak macat itu sangat menyebalkan tapi bagi orang-orang yang bernasib sama denganku ia akan senang.karna,dagangannya akan cepat laku di banding jalan yang sepi oleh kendaraan.Dan,ternyata benar dugaanku koran-koranku terjual habis dengan cepat,tidak seperti biasanya harua menunggu sampai sore itu juga terkadang hanya laku sedikit seperti kemarin.

Dan aku segera bergegas pulang kepanti asuhan untuk beristirahat.Dan hari aku pasti tidak akan di hukum lagi oleh Bibi,karna aku membawa uang lumayan banyak.sesampainya di panti asuhan aku langsung menghampiri bibi yang sedang asyik menonton televisisi

"Nih.bi. uangnya" ucapku sambil menyerahkan uang hasil jualanku hari ini

"Nah,gini dong kalo cari uang.Dah,sekarang kamu boleh istirahat" ucap bibi dan segera mengambil uang yang kuserahkan.

"makash,bi" ucapku.lalu segera meninggalkan bibi seorang diri.

aku pun langsung masuk kedalam kamar untuk tidur sejenak.aku berusaha untuk segera tidur,Namun tak bisa tertidur,karan aku tam bias tidur jam segini.Aku akhirnya memutuskan untuk membersihkan kamarku.yang selama ini belum kubersihkan semenjak pindah kekamar ini dua bulan yang lalu.

Yang pertama ku bersihkan adalah daerah kasurku.karena terkadang kalau aku malas membuang sampah aku membuangnya di bawah kasurku.Dan,benar saja setelah ku bersihkan ternyata sampah yang ku buang dibawah kasur cukup banyak.dan akhirnya daerah kasur selesai,tinggal baju-bajuku yang akan kurapihkan.aku berniat untuk membagi dua lemari almarhum Abah.yang terletak di pojok kamar.

ketika aku ingin membukanya pintu itu terkunci.aku memutuskan untuk mencari kunci tersebut dalam laci mejaku.setelah ku cari ternyata tidak aku memutuskan untuk menanyakan ke Bibi setelah makan sore.Aku segera beranjak ke atas kasurku,untuk beristirahat setelah beberes kamar.ketika aku rebahkan tubuhku di atas kasurku.aku baru ingat ada satu tempat yang belum ku cari.Ya,atas lemari tersebut.aku segera beranjak dari kasurku dan mencarinya disana.setelah mencarinya,termyata ada.

aku segera membuka lemari tersebut.didalamnya terdapat banyak foto Abah dan Bibi yang terlihat sangat bahagia.lima menit aku melihat foto-foto tersebut.aku segera memindahkan baju Abah yang ada di lemari.saat memindahkanya ada sesuatu yang jatuh dari tumpukkan baju tersebut.Dan,ternyata itu dalah buku.buku itu terlihat sedikit kotor.aku ambil buku tersebut dan membuka halaman buku tersebut.Aku terkejut setelah melihat salah satu isi buku tersebut.Disana ada tentang aku.ketika hendak membacanya tiba-tiba terdengar ada ketukan pintu dari luar

"Kak tiyas ini aku,Bela.mau kasih tau sudah waktunya makan malam" ucapnya dari balik pintu

"iya,Bela.kamu duluan aku nantu menyusul." ucapku

"Baiklah" ucapnya

aku segera memasukan bajuku kedalam lemari tersebut dan meletakan buku yang ku temui di bawah bantalku.aku segera menyusul mereka ketika semuanya sudah selesai