Malam itu, Kevin baru pulang mengantarkan Helena ke rumahnya, hatinya begitu merasa bahagia meskipun Helena belum memberikan jawaban tentang perasaan Kevin padanya. Tapi tiba tiba Rara datang...
Rara : "Vin"
Kevin : "Rara? Sedang apa disini?"
Rara : "Memangnya kenapa? Kamu tidak suka aku disini?"
Kevin : "Bukan begitu, biasanya kamu sudah tidur, sensitif sekali, kenapa?"
Rara : "Yang tadi siapa?"
Kevin : "Oooh, itu... Helena"
Rara : "Helena? Siapa?"
Kevin : "Aku lupa belum memberitahumu"
Rara : "Memangnya siapa dia?"
Kevin : "Dia... Calon pacarku" ujarnya sambil tertawa
Rara : "A..apa? Kamu.. sedang bercanda kan?"
Kevin : "Aku tidak bercanda, dia memang calon pacarku"
Rara : "Gitu ya" ujarnya dengan jawaban dingin
Kevin : "Kamu kenapa?"
Rara : "Tidak papa"
Kevin : "Ya sudah, aku masuk dulu ya, bye.."
Tanpa menjawab, Rara langsung pergi begitu saja. Dia merasa sangat marah saat melihat Kevin membawa gadis lain ke rumahnya. Sebenarnya Rara sudah sangat mencintai Kevin dari sejak kecil. Itulah kenapa Rara sangat tidak suka dan cemburu melihat Kevin bersama Helena.
Rara : "Kenapa sih Vin, kenapa kamu begitu mudah mencintai gadis itu? Gadis yang baru saja kamu kenal! Aku, aku adalah gadis yang sudah lama kamu kenal, dari sejak kita kecil hingga sekarang. Kenapa kamu tidak pernah menganggapku lebih dari seorang teman?:("
Keesokan harinya, siang itu Rara pergi ke taman yang biasa Kevin datangi, dia ingin mencoba diam disana untuk menenangkan hatinya seperti yang pernah di ucapkan Kevin, jika diam disana hati akan terasa lebih tenang dan tentram.
Rara : "Kevin sering berkata, jika diam disini hati akan terasa tenang, apakah itu benar? Aku tidak percaya"
Tiba tiba datang seorang gadis buta yaitu Helena, Rara sangat terkejut karena gadis itu adalah gadis yang di bawa Kevin ke rumahnya.
Rara : "Itu kan... Ya ampun! Apa dia buta?" Ujarnya
Saat itu ada seorang petugas kebersihan di dekat Rara, dia pun bertanya kepada orang itu...
Rara : "Maaf, apa kamu sering melihat gadis itu disini?"
"OH IYA, DIA MEMANG SERING KESINI"
Rara : "Eummm, apa.. dia buta?"
"IYA, KASIHAN SEKALI. PADAHAL DIA SANGAT CANTIK, TAPI TUHAN MALAH MEMBERINYA KEKURANGAN DENGAN MENGAMBIL PENGLIHATANNYA" ujarnya lalu pergi begitu saja.
Rara pun mencoba mendekati Helena diam diam, dan dia langsung duduk di samping Helena. Tapi Rara terkejut karena tiba tiba Helena bertanya kepadanya...
Helena : "Kamu siapa?"
Rara : "Eh, maaf, aku tiba tiba duduk di dekatmu"
Helena : "Tidak papa, aku hanya kaget saja"
Rara : "Bisakah kamu membantuku?"
Helena : "Membantu apa?"
Rara : "Eummm, mencari gelang, tadi gelangku terjatuh disini" ujarnya untuk mengetes Helena jika dia benar benar buta.
Helena : "Maaf mbak, tapi... Aku buta"
Rara : "Oh! Ya ampun, maaf maaf, a.. aku tidak tahu, tolong maafkan aku"
Helena : "Tidak papa Mbak"
Rara : "Aku pernah melihatmu, tapi... Aku tidak menyangka jika kamu buta"
Helena : "Oh ya? Melihat dimana?"
Rara : "Kemarin, aku melihatmu di rumah Kevin"
Saat itu Helena terkejut, pikirannya langsung kemana mana, Helena takut jika gadis itu ada sesuatu dengan Kevin.
Helena : "K..kamu.."
Rara : "Perkenalkan, namaku Rara" ujarnya sambil berjabat tangan dengan Helena
Helena : "Aku... Helena"
Rara : "Maaf, tadi bicaraku lancang sekali"
Helena : "Tidak papa, aku kan memang buta, itu kebenarannya"
Rara : "Eumm, kamu sudah lama mengenal Kevin?"
Helena : "Belum lama, kami baru kenal beberapa bulan yang lalu"
Rara : "Ooh"
Helena : "Apa aku boleh bertanya?"
Rara : "Tanyakan saja"
Helena : "Kamu... Siapanya Kevin?"
Rara : "Aku sahabatnya, dari sejak kecil kami sudah bersama"
Helena : "Dari sejak kecil?"
Rara : "Iya, kami sudah saling mengenal satu sama lain"
Helena : "Begitu ya, kalian pasti sangat dekat"
Rara : "Tentu saja, kami sangat dekat, sampai ada yang bilang jika kami itu seperti pasangan hahaha!" Ujarnya untuk memanas manasi hatinya Helena.
Helena : "Bersahabat dari sejak kecil memang sangatlah bermakna, apalagi jika persahabatan itu antara seorang perempuan dan laki laki"
Rara : "Kamu benar, terkadang aku juga sering salah paham dengan sikap Kevin. Dia itu sangat perhatian kepada semua orang, lebih tepatnya dia itu orang yang sangat bersimpati. Aku bahkan sering berpikir jika dia itu mencintaiku, padahal... Dia hanya bersimpati padaku"
Helena : "Oh ya?"
Rara : "Aku serius, dia orangnya memang seperti itu. Dia sangat baik kepada semua orang, dan membuat orang salah paham"
Helena : "Ya sudah, kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa lagi"
Rara : "Eh, kamu mau kemana?"
Helena : "Aku ada urusan penting, bye.." ujarnya sambil pergi.
Rara : "Hmmm, sepertinya dia mulai kepanasan"
***
Saat itu, di rumah Kevin...
Kevin : "Akhirnya pekerjaanku selesai! Aku bisa ngobrol santai dengan Helena di telpon" ujarnya sambil mengambil telpon untuk menelpon Helena.
Tetapi, saat itu Helena tidak mengangkat telpon dari Kevin.
Kevin : "Kemana Helena? Kenapa dia tidak menjawabku?"
Tiba tiba Rara datang...
Rara : "Hai! Aku bawakan kamu makanan nih, makan sama sama yuk!"
Kevin : "Waaah, kamu masak apa saja? Ini terlihat sangat lezat"
Rara : "Iya, ayo makan!"
Riko : "Eh eh, makan makan kok gak ajak aku si! Jahat sekali"
Rara : "Riko? Aku tahu kamu sibuk, makanya aku tidak mengajakmu"
Riko : "Sibuk apa? Pekerjaanku selesai, dan sekarang aku sangat lapar"
Rara : "Ya sudah, ayo makan sama sama"
Akhirnya mereka bertiga makan bersama. Setelah selesai makan, Kevin langsung beranjak pergi.
Rara : "Vin, mau kemana?"
Kevin : "Aku ada urusan penting, kalian santai saja disini ya, aku pergi dulu" ucapnya sambil pergi terburu buru.
***
Di rumah Helena...
Helena : "Apa benar, Kevin hanya bersimpati padaku? Apakah itu bukan cinta? Kenapa aku sangat kepikiran dengan ucapan Rara?"
Tiba tiba Kevin mengirimkan pesan pada Helena, dia mengatakan jika dirinya sudah ada di depan rumah, Helena terkejut dan dia langsung menghampiri Kevin.
Helena : "Ada apa?" Tanya nya dengan nada yang dingin
Kevin : "Hel, kamu tidak sibuk kan? Kenapa telponku tidak di angkat? Aku khawatir sama kamu"
Helena : "Aku tidak papa, kenapa kamu sangat peduli? Apa kamu sangat bersimpati padaku?"
Kevin : "Simpati? Apa yang kamu katakan?"
Helena : "Sudahlah Vin, kamu jangan pura pura mencintaiku lagi, aku tahu jika kamu itu hanya bersimpati padaku, karna aku buta, iya kan?!"
Kevin : "Hel, kenapa kamu tiba tiba seperti ini? Apa yang terjadi?"
Helena : "Akui saja, jika perkataanku benar"
Kevin : "Tidak! Itu sama sekali tidak benar"
Helena : "Tapi... Aku sangat memikirkannya"
Kevin : "Memikirkan apa?"
Helena : "Tidak, bukan apa apa"
Kevin : "Tolong Hel, jujur padaku... Kenapa kamu sampai berpikir seperti ini tentangku?"
Helena : "Apa kamu memiliki sahabat seorang gadis?"
Kevin : "I..iya, aku memiliki sahabat, dua orang sahabat"
Helena : "Sahabatmu pasti sangat mengenal dirimu kan?"
Kevin : "Tentu saja, aku sudah bersama dengan mereka sejak kecil"
Helena : "Ya, berarti semua yang di katakan olehnya benar"
Kevin : "Rara, apa dia menemuimu?"
Helena : "Itu tidak penting"
Kevin : "Apa yang dia katakan tentang aku?"
Helena : "Bukan apa apa, sekarang kamu pergi saja, aku sedang ingin sendiri"
Kevin : "Tunggu Hel, dengarkan dulu"
Helena : "Aku harus mendengar apa Vin? Aku sudah bilang aku ingin sendiri dulu, kamu paham kan?"
Kevin : "B...baik, aku pergi dulu, bye..."
Helena pun langsung masuk tanpa ada sepatah katapun kepada Kevin. Dia merasa sangat takut, jika yang di katakan Rara itu benar. Dia takut jika Kevin hanya bersimpati kepadanya, bukan cinta.