Saat itu Kevin baru memeriksa hp nya, banyak sekali pesan dan panggilan tak terjawab dari Helena.
Kevin : "Oh ya ampun! Aku belum mengabari Helena hari ini"
Henna : "Dia pasti sangat khawatir padamu Vin"
Kevin : "Iya Kak, aku akan segera menelponnya"
Kevin pun menelpon Helena...
Helena : "Hallo.." ujarnya dingin
Kevin : "Maaf"
Helena : "Tidak papa"
Kevin : "Hari ini aku..."
Helena : "Tidak perlu mencari alasan"
Kevin : "Jangan marah, aku sungguh tidak sengaja"
Helena : "Apa begitu sulit untuk mengabariku? Apa kamu sangat sibuk?"
Kevin : "I.. iya, hari ini banyak sekali pesanan lukisan, jadi aku belum sempat mengabarimu"
Helena : "Mengabariku tidak akan memakan waktu satu jam kan?"
Kevin : "Maafkan aku, aku salah"
Helena : "Ya sudah, aku tutup dulu telponnya"
Kevin : "J..jangan, aku sangat merindukanmu Hel:)"
Helena : "Jika kamu merindukanku, kamu pasti mengabariku dan mengajakku untuk bertemu kan?"
Kevin : "Eummm baiklah, nanti sore kita bertemu di tempat biasa ya? Mau kan?"
Helena : "Tidak"
Kevin : "Hmmm:("
Helena : "Aku masih marah"
Kevin : "Sayang, aku minta maaf"
Helena : "Ada syaratnya"
Kevin : "Apa?"
Helena : "Jam 4 sore aku ingin bertemu denganmu di restoran biasa"
Kevin : "Eumm aku..."
Saat itu Henna dan Kris mengisyaratkan untuk jangan menemui Helena dulu karena keadaannya sedang tidak baik baik saja.
Kevin : "Baiklah, aku tunggu kamu disana jam 4 nanti"
Helena : "Ok, aku tutup dulu telponnya, bye.."
Kevin : "Bye.."
Kris : "Kak, kenapa kamu menyetujuinya? Lihat keadaanmu sekarang, bagaimana kamu bisa pergi?"
Kevin : "Kamu harus membantuku"
Kris : "Tapi... Apa kamu kuat?"
Kevin : "Ya, aku masih bisa berdiri dan berjalan, aku harus menemuinya"
Henna : "Vin, jangan terlalu memaksakan diri, aku khawatir dengan keadaanmu"
Kevin : "Kak Henna, aku tidak papa, aku masih kuat, sungguh!"
Henna : "Nanti aku ikut ya?"
Kevin : "Eumm..."
Kris : "Hen, ada pekerjaan di kantor, kamu tidak bisa ikut"
Henna : "Lihat kan adikmu ini? Dia sangat keukeuh menyuruhku bekerja"
Kevin : "Hahaha, minta cuti saja pada bosmu ini Kak"
Henna : "Iya, sudah lama juga aku tidak mengambil cuti"
Kevin : "Nahhh, ini saatnya kan?"
Kris : "T... tapi Hen, ini pekerjaan yang sangat penting, ada pertemuan penting, jadi kamu harus datang mewakiliku"
Henna : "Begitu ya, oke aku akan pergi. Tapi.. tolong jaga Kevin baik baik, dia adalah pacar adikku dan sudah seperti adikku juga! awas kalau sesuatu terjadi padanya!"
Kris : "Iya iya, bawel sekali"
Kevin : "Hahaha, hati hati Kak Henna"
Henna : "Okee, kamu harus sembuh Vin! Semangattt" ujarnya lalu pergi
Kevin : "Kris, kamu sudah lama mengenalnya?"
Kris : "Ya lumayan, dia baru bergabung di perusahaan kita kurang lebih selama 1 tahun"
Kevin : "Kalian sudah pacaran?"
Kris : "Eumm..."
Kevin : "Jawabannya sudah jelas, kalau begitu selamat ya! Semoga kamu dan Kak Henna selalu bersama sampai maut memisahkan kalian:)"
Kris : "Iya, kamu juga Kak, kamu harus terus menemani Helena, kamu tidak boleh meninggalkannya"
Kevin hanya tersenyum dan mengangguk.
Kris : "Jadi.. bagaimana nanti? Dokter tidak akan mengijinkanmu keluar"
Kevin : "Kita pergi diam diam, oke?"
Kris : "Tapi Kak..."
Kevin : "Kris dengarkan aku, mungkin saat saat ini adalah saat saat terakhirku kan? Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Aku ingin banyak menghabiskan waktu bersama Helena sebelum aku pergi, jadi tolong... Bantu aku"
Saat itu Kris sangat sedih mendengarnya, dia pun hanya menjawab dengan senyuman dan anggukan kepala.
Sore itu Kevin dan Kris sudah siap untuk pergi, mereka pergi diam diam dari rumah sakit, dan untungnya tidak ketahuan oleh Dokter Panji yang merawat Kevin.
Di perjalanan...
Kris : "Apa kamu ingin membawakan sesuatu untuk Helena"
Kevin : "Aku baru saja ingin menyuruhmu berhenti di toko bunga, aku akan membawa bucket bunga yang besar untuknya" ujarnya dengan semangat
Kris : "Hmm oke, lumayan romantis juga"
Saat itu mereka pun berhenti di toko bunga dan Kevin langsung memilih bunga mawar merah untuk Helena.
Singgah cerita, Kevin sampai di restoran biasa, dia didampingi oleh Kris karena takut terjadi apa apa. Kris diam diam mengikuti Kevin supaya Helena tidak tahu.
Kevin : "Hei!"
Helena : "Kaget sekali"
Kevin : "Maaf"
Helena : "Iya"
Kevin : "Kamu masih marah padaku?" Ujarnya sambil memegang tangan Helena.
Helena : "Tidak"
Kevin : "Hmm, tebak... Apa yang aku bawakan untukmu?"
Helena : "Tidak tahu"
Kevin : "Ayo tebak"
Helena : "Bunga? Cokelat? Boneka?"
Kevin : "Ayo tebak saja"
Helena : "Coba dekatkan padaku"
Kevin : "Ini Dia"
Helena : "Waaahhh, bucket bunga ini sangat besar" ujarnya sambil meraba raba bucket bunga dari Kevin.
Kevin : "Ini sangat spesial untukmu"
Helena : "Terima kasih, aku suka sekali bunga mawar"
Kevin : "Iya sama sama, sudah pesan makan?"
Helena : "Belum, sebenarnya... Aku tidak ingin makan"
Kevin : "Loh, kenapa?"
Helena : "Sebenarnya, aku ingin menagih ajakanmu saat itu"
Kevin : "Menagih ajakanku?"
Helena : "Iya, apa kamu lupa?"
Kevin : "Oh! Kamu... Ingin pergi ke Wahana Game?"
Helena mengangguk.
Kevin : "Ya ampun, aku tidak menyangka kamu akan mengajakku kesana, bukannya kamu sangat takut?"
Helena : "Jika bersamamu, kenapa harus takut?"
Kevin : "(Tersenyum) Tidak ada akupun kamu tidak boleh takut" ujarnya sambil mengelus pipi Helena dengan penuh kasih.
Helena : "Kenapa bicara seperti itu?"
Kevin : "Tidak papa, ayo! Kita bersenang senang disana"
Kris : "Ya ampun, kenapa mereka pergi ke wahana game? Bagaimana mungkin Kevin bisa tahan menaiki game menyeramkan disana"
Kevin : "Eummm Hel, kita naik grab saja ya?"
Helena : "Boleh"
Saat itu Kevin mengirimkan pesan pada Kris untuk segera datang membawa mobil.
Kevin : "Kris, aku tunggu kamu di depan, aku mengatakan sedang memesan grab pada Helena" pesannya pada Kris
Kris pun segera menjemput Helena dan Kevin di jalan depan restoran...
Kevin : "Ayo, grabnya sudah datang"
Helena : "I..iya"
Kevin : "Awasss hati hati" ujarnya sambil membantu Helena menaiki mobil
Sesampainya disana...
Kevin : "Akhirnya kita sampai"
Kris : "(Bisik bisik) Kak, bagaimana mungkin kamu bisa bermain semua ini? Sudahlah, jangan lakukan ini, aku takut terjadi sesuatu padamu"
Kevin : "Ssstt"
Helena : "Waaaahh, suaranya terdengar sangat ramai"
Kevin : "Disini memang sangat ramai, namanya juga Wahana Game"
Helena : "Hehe iya, ayo kita naik"
Kevin : "Eummm, kamu... Ingin naik apa?"
Helena : "Aku ingin mencoba naik rollercoaster"
Kevin : "A..apa? Kamu..."
Helena : "Tidak papa, aku berani kok sekarang, kamu pernah bilang kalau aku harus berani mencoba hal hal baru kan?"
Kevin : "I..iya, eummm..." ujarnya bingung karena dia merasa sangat tidak enak badan, keadaannya saat itu sedang drof tetapi Helena sama sekali tidak tahu keadaan Kevin.
Kris : "Jangan kak, aku mohon" bisiknya
Kevin : "Ya sudah, ayo naik!" Ujarnya memaksakan diri karena tidak ingin membuat Helena kecewa.
Kris : "Cinta Kak Kevin begitu besar kepada Helena, Tuhan... Tolong sembuhkanlah Kak Kevin, persatukan dia dengan Helena selamanya:)"
Kevin dan Helena bersenang senang bersama saat itu, dia begitu bahagia meskipun tubuhnya sedang drof dan lemah. Dia menguatkan dirinya untuk selalu membuat Helena bahagia. Dia tidak bisa ambruk disaat melihat Helena tertawa bahagia bersamanya.
Kevin : "Tuhan, kuatkan aku. Sudah lama aku ingin melihat Helena tertawa lepas seperti ini, tolong berikan aku waktu lebih lama lagi, aku benar benar tidak bisa meninggalkan Helena" ujarnya dalam hati sambil memandang Helena.
Setelah beberapa lama Helena dan Kevin selesai bermain beberapa permainan disana, Helena sangat bahagia saat itu. Tapi tiba tiba Kevin merasakan sakit di kepalanya, dia terus menahan rasa sakitnya karena tidak bisa membiarkan Helena tahu keadaannya.
Helena : "Wahhhhh, ternyata sangat menyenangkan ya Vin! Apa kamu masih punya nyali?"
Kevin : "(Menahan sakit) Eummm.. sepertinya aku harus pulang Hel, ayahku mengirim pesan padaku, dia menyuruhku untuk segera datang ke rumah, tidak papa kan?"
Helena : "Oh, iya tidak papa. Hubunganmu dengan Ayah apa sudah membaik?"
Kevin : "Ya, hubungan kami sudah membaik sekarang. Aku dan dia sudah saling memaafkan satu sama lain"
Helena : "Bagus! Aku senang mendengarnya"
Kevin : "Ya sudah, ayo kita pulang"
Kevin dan Kris pun mengantarkan Helena sampai ke rumahnya. Saat itu Kevin sudah tidak tahan lagi menahan rasa sakit, setelah Helena pergi Kevin langsung merintih kesakitan.
Kevin : "Duhhh, Kris... Kepalaku..."
Kris : "Tenang Kak, kamu harus kuat! Kita ke rumah sakit sekarang"
Kevin : "Kris... Jika terjadi sesuatu padaku..."
Kris : "Ssstt! Sudah kak, jangan bicara yang tidak tidak"
Kevin : "Aduh kepalaku....!"